[LN] Dracula Yakin! Volume 1 Chapter 4.1 Bahasa Indonesia
Chapter 4 – Vampir Tidak Bisa Beraktivitas di Pagi Hari
1
“Nah, Toraki-sama. Bolehkah aku memenggal kepala wanita ini dan mengirimnya kembali ke negaranya dalam wadah pendingin?”
“Bisakah kau tidak mengatakan kata-kata yang terdengar seperti sesuatu yang akan dikatakan oleh seorang kaisar Mongolia kuno?”
“Ya ampun, sungguh tidak biasa kamu bisa membuat kesalahan, Toraki-sama. Orang Mongolia kuno tidak memiliki wadah pendingin, lho?”
“Aku baru ingat Yura, barang yang dikirim dalam wadah pendingin baru-baru ini tidak akan bertahan lama. Ayo cepat pulang dan makan malam.”
“Dan kau, apakah kau tidak bisa peka dan diam sebentar?”
“Peka? Apa itu? Aku tidak tahu ungkapan bahasa Jepang seperti itu.”
“Ya ampun, sungguh tipikal orang dari negara yang tidak menghargai budaya lain. Karena kau tidak tertarik untuk mengucapkan kiasan kami, haruskah aku merobek lidah dari kepalamu itu?”
“Aku tidak menyangka kalau seorang wanita muda dari keluarga kaya sepertimu akan mengabaikan sesuatu yang mendasar seperti Konvensi Jenewa. Rasanya seperti aku berjalan ke Jepang saat era perang.”
TLN: Konvensi Jenewa secara luas didefinisikan pada hak-hak dasar para tahanan perang (warga sipil dan personel militer); mendirikan perlindungan untuk yang terluka; dan mendirikan perlindungan bagi warga sipil di dan sekitar zona perang.
“Kenapa kalian berdua dengan sengaja mencoba saling memprovokasi? Aku tidak mengerti sama sekali!”
“Tapi Toraki-sama!”
“Tapi Yura!”
“ “Aku tidak akan pernah bisa akur dengan wanita ini!” ”
“Tentu tidak terdengar seperti itu.”
Gadis cantik berambut pirang dan wanita cantik ideal Jepang berteriak pada saat yang sama, memperjelas kenyataan pahit yang tidak ingin dilihat oleh para pemuda.
“Tentunya Toraki-sama mengerti, kalau ada alasan tepat untuk ini, kan? Jepang memiliki sejarah panjang dalam mengendalikan penghuni kegelapan tanpa harus bergantung pada Gereja Salib Suci. Orang-orang ini tanpa tahu malu ada di sini mengganggu wilayah kami dan bertindak seolah-olah merekalah pemilik tempat ini, bukankah wajar jika hubungan kami dengan mereka buruk?”
Hiki Miharu mengatakan itu dengan menghela nafas dan ekspresi tenang di wajahnya…
“Di zaman modern ini, di mana sejumlah besar orang dan benda bergerak menggunakan segala alat transportasi yang ada, Keluarga Hiki, yang dengan keras kepala berpegang pada metode lama yang telah dibangun selama periode Edo sambil terus memperkaya diri sendiri, tidak lebih baik dibanding mafia. Meskipun kau bilang kalau kalian melindungi umat manusia, kebanyakan orang bahkan tidak tahu bahwa kalian itu ada.”
...Dan Iris Yeray merentangkan tangannya dan berbicara seolah-olah dia sedang berpidato.
“Wajar bagi keluarga bangsawan yang telah ada sejak zaman kuno untuk menumpuk kekayaan, kan?”
“Oh ya, pasti enak rasanya melihat kota Tokyo dari sini, di gedung Sunshine 60 ini.”
Di arah yang ditunjuk Iris, ada jendela yang ukurannya beberapa kali lebih tinggi dari Toraki, jendela dimana mereka bisa melihat kota. Pemandangan kota di malam hari tampak seperti kembang api yang mekar abadi di seluruh negeri. Lantai ruangan itu benar-benar tertutup karpet tebal, dan menyebut banyak perabotannya ‘bermutu tinggi’ akan kurang tepat.
Dan yang paling penting, ada sejumlah besar “bawahan” Hiki Miharu yang mereka temui sampai mereka mencapai ruangan yang berada di salah satu lantai gedung ini. Iris sangat mengerti bahwa wanita bernama Hiki Miharu ini, yang tampaknya seumuran atau bahkan lebih muda dari dirinya, memiliki aset dalam skala yang melampaui imajinasinya.
“Apa yang kau lihat di sini adalah hasil dari Keluarga Hiki yang melindungi Jepang sejak dahulu kala. Satu-satunya alasan kenapa kalian bisa menyewa satu unit tempat di gedung ini adalah karena keluargaku telah menjaga kedamaian Jepang selama ini, benarkan?”
Garnisun Tokyo Ordo Salib Hitam berkantor di sini, di gedung Sunshine 60, di ruang sewaan di salah satu lantai bawah tanah.
“Aku tidak berniat mengubah ini menjadi diskusi tentang praktik bisnis. Aku tidak di sini sebagai perwakilan Ordo. Namun, ada pertanyaan yang aku ingin dapatkan jawabannya. Yura.”
Iris, yang jelas-jelas bentrok dengan Miharu, sedang duduk di sofa yang tampak seperti dilapisi kulit asli, meskipun dirinya masih tertutup kotoran dari pertarungannya melawan werwulf. Adapun Toraki, yang tampaknya memiliki hubungan yang mendalam dengan Miharu, dia berdiri diam di tengah ruangan sambil terlihat bosan.
“Kenapa kamu, yang seorang vampir, mengenal seseorang dari Keluarga Hiki? Apa hubungan kalian?”
Iris menyentakkan dagunya ke arah Miharu, yang tampak seperti di rumah sendiri, yang sedang duduk di belakang meja besar yang terlihat resmi.
“Kami telah berjanji untuk bersama selamanya.”
“Berhenti mengatakan hal-hal yang tidak bertanggung jawab seperti itu.”
“Yah, bagaimanapun juga, kalian berdua memakai aksesoris yang serasi.”
“Dan kamu, kenapa kamu begitu saja menerima perkataannya?”
“Entahlah.”
Iris mengendus sekali seperti anak manja dan membuang muka.
“Kami hanya kenalan. Ketika kami pertama kali bertemu, aku tidak tahu kalau Miharu berasal dari latar belakang yang begitu terhormat.”
“Oh, benarkah?”
“Apa-apaan kamu ini? Kamu sudah bertingkah aneh sejak tadi.”
“Bukan apa-apa, kok.”
“Pertama kali Toraki-sama dan aku bertemu adalah tujuh tahun, tiga bulan, dan lima belas hari yang lalu.”
“Kau sadar bahwa hal-hal seperti itulah yang menyebabkan aku tidak suka bergaul denganmu, kan?”
Toraki mengerutkan kening pada Miharu, tapi sepertinya itu tidak terlalu mempengaruhinya.
“Toraki-sama menyelamatkanku saat aku diserang oleh beberapa penjahat di kota. Begitulah cara kami bertemu.”
“Oh, benarkah?”
“Seperti yang aku bilang tadi, kau ini kenapa sih!?”
“Tidak apa-apa. Aku hanya berpikir itu terdengar tidak asing, itu saja. Aku tahu kalau kau menyelamatkan semua gadis dalam kesulitan yang kau temui, Yura.”
“Tentu saja aku akan menyelamatkan mereka. Maksudku, memangnya pilihan apa lagi yang kupunya?”
“Keberanian untuk mengatakan hal-hal seperti itu tanpa ragu dan kekuatan yang mendukung keberanian itu. Aku memujanya sejak hari itu.”
“Dan apakah Yura menerima perasaanmu?”
“Liontin yang menggantung di lehernya adalah bukti yang tak terbantahkan.”
“Oh? Jika kau mau dengar pendapatku, sepertinya dia tidak terlalu tertarik, lho.”
“Sungguh disayangkan. Tampaknya pertempuran sengit melawan manusia serigala telah merusak penglihatanmu. Hubunganku dengan Toraki-sama telah disetujui oleh Waraku-sama, tahu?”
“Berhentilah selalu memperdebatkan hal sepele, kalian ini.”
Toraki menggosok sudut matanya dan menghela nafas.
“Aku akan memberitahumu tentang bagaimana Miharu dan aku bisa berhubungan di lain waktu. Miharu.”
“Ya, ada apa?”
“Tentang vampir yang kau tangkap. Apakah kau bersedia menyerahkannya pada kami?”
“Aku tidak bisa melakukan itu. Vampir itu telah menyebabkan banyak masalah bagi kami juga. Tindakan yang diambil olehnya dan pengikutnya yang banyak dari penghuni kegelapan telah mengganggu kedamaian, dan hampir menyebabkan kerugian bagi penghuni kegelapan yang menjalani kehidupannya dengan baik. Dia harus dihukum atas kejahatannya.”
Miharu dengan mudah menolak permintaan Toraki.
“Menangkap dan menyelidiki hubungannya dengan kekuatan kegelapan perlu dilakukan sebelum polisi memulai penggerebekan mereka besok malam. Kami juga tahu soal lorong bawah tanah itu, jadi itu seharusnya menjadi misi yang mudah. Namun, berkat Ksatria terhormat di sana itu, kami akhirnya harus menghadapi banyak masalah.”
“Jadi kalianlah yang membuat kebakaran itu.”
“Aku sudah mempertimbangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan petugas pemadam kebakaran dan polisi untuk tiba di tempat kejadian. Alasan kenapa evakuasi pelanggan jadi tertunda adalah karena jebakan yang dipasang oleh Ksatria terhormat di sana itu, kan?”
“Miharu.”
“Mungkin itu menguntungkan untuk orang-orang itu juga, kan? Mereka tidak perlu lagi menyia-nyiakan masa muda mereka yang terbatas untuk hal-hal sepele seperti itu. Kau sadar bahwa orang-orang itu telah ditipu uangnya, kan?”
“Itu masih belum jelas.”
“Tapi, masyarakat manusia berkata sebaliknya, itulah sebabnya polisi berencana menggerebek tempat itu besok. Toraki-sama. Tampaknya, kau telah kehilangan pandangan akan kebenaran karena kemarahan yang disebabkan dari rencanamu yang terganggu. Rencana yang kau dan Ksatria terhormat itu buat bersama-sama.”
Miharu menyatakan itu dengan nada dingin.
“Aku hanya menyiapkan keadaan yang tepat untuk membawa anak-anak muda yang akan menyimpang dari jalan lurus kembali ke pikiran sehat mereka. Harapanku yang paling tulus adalah insiden ini dapat mengajarkan orang-orang itu untuk membuat keputusan yang baik, meskipun hanya sedikit.”
“Bahkan jika kami tidak ada di sana, seseorang bisa saja terluka.”
“Aku memiliki beberapa bawahan yang menyusup ke daerah itu sebelumnya, jadi tidak ada kemungkinan hal itu akan terjadi. Sebagai buktinya, kami sudah memiliki pelayan vampir yang kamu taklukkan di dalam tahanan kami, Toraki-sama.”
“…”
Toraki mengingat pria yang dia sembunyikan di gang antara dua bangunan dan menunjukkan ekspresi terkejut.
“Sejak dulu, tamu kita dari barat hanya tertarik untuk menghilangkan penyebab langsung dari suatu masalah. Itu adalah metode yang benar-benar kejam. Ketika berhadapan dengan musuh yang telah menyebarkan pengaruhnya begitu dalam ke masyarakat, perlu dilakukan menggunakan metode yang lebih tepat.”
“Kami juga berencana menyelidiki koneksi Amimura.”
“Meskipun begitu, bagiku kau tampak tidak menyadari kehadiran manusia serigala itu sebelumnya. Rencanamu adalah memenggal kepala organisasi. Kalau begitu, bagaimana dengan lengan dan kaki organisasinya?”
“…”
Iris tidak bisa berbicara setelah Miharu menyinggung titik yang menyakitkan.
“Jika Amimura menghilang, maka penghuni kegelapan yang melayaninya akan kehilangan tempat mereka berada dan mungkin akan berubah menjadi ancaman baru. Itu tidak akan menyelesaikan akar masalah. Penyakit tidak terfokus pada satu titik, melainkan menyebar ke seluruh tubuh. Penyakit harus diobati secara keseluruhan untuk sembuh total. Selain itu, membunuh bukanlah satu-satunya metode untuk menyembuhkannya.”
Setelah mengatakan itu, Miharu menunjukkan peta dunia yang digantung di salah satu dinding ruangan. Berbeda dengan peta dunia yang orang-orang Jepang kenal, peta ini tidak berpusat di sekitar Jepang. Sebaliknya, ini berpusat di sekitar Inggris, negara asal Iris.
Pada peta ini, Jepang terletak di dekat tepi di sisi kanan. Itu adalah bintik kecil dalam peta di daerah yang disebut “Timur Jauh” dahulu kalanya.
“Ketika kau mendorong seseorang sampai ke ujung tanduk, itu pasti akan mengarah pada situasi di mana mereka akan menghancurkan diri mereka sendiri dan lingkungan dalam upaya putus asa mereka.”
Gadis yang terlihat seumuran dengan Iris sedang memikul beban dunia di pundaknya saat dia berbicara.
“Sejak zaman dulu, Jepang telah menjadi tempat pengungsian terakhir yang aman bagi para penghuni kegelapan, yang diusir dari rumah mereka oleh kalian orang-orang Eropa. Tidak peduli berapa banyak dari mereka yang diburu, lebih banyak yang akan terus mengalir masuk. Dalam situasi seperti itu, apakah kau mengerti apa yang akan terjadi jika kita terus menolak hak mereka untuk hidup?”
Jika jumlah Phantom, atau penghuni kegelapan, turun di bawah jumlah tertentu, akan ada peningkatan risiko dari Phantom yang tersisa memulai pemberontakan yang bisa mengubah tatanan masyarakat saat ini jadi jungkir balik.
“Untuk alasan itulah, penghuni kegelapan telah ‘ditahan’ atau ‘diusir’ ke Jepang sejak zaman dulu. Sehingga tidak perlu terus membunuh mereka. Sehingga kedua belah pihak dapat hidup damai di tanah ini selama mereka menjaga wilayahnya masing-masing. Sehingga kedua belah pihak tidak harus saling membunuh. Apakah kau tahu apa yang diwakili oleh peta ini?”
Miharu mengangkat tangannya dan memukul dadanya dengan kuat.
“Yao Bikuni, Nenek moyang keluarga kami, memakan daging putri duyung abadi dan menjadi eksistensi yang memiliki jangka hidup yang sama dengan penghuni kegelapan saat masih menjadi manusia. Kami, yang telah mewarisi keinginan Yao Bikuni, telah memantapkan diri untuk tetap berpikiran luas ketika menghadapi masalah dunia. Peta ini adalah buktinya.”
“…”
“Aku meminta Suster Nakaura untuk tidak ikut campur dalam masalah vampir Amimura, tapi tampaknya dia tidak mengindahkan peringatanku. Itu sangat disayangkan.”
“...Apa yang akan terjadi pada Phantom… penghuni kegelapan yang tidak menerima ‘kekuasaan’-mu?”
“Mereka kemungkinan besar akan dihancurkan oleh kami pada waktunya. Merupakan hal wajar untuk melenyapkan mereka yang mengganggu ketertiban masyarakat. Sebagai penganut Gereja Salib Suci yang telah secara sepihak menghakimi ‘Phantom’ sebagai makhluk jahat sejak zaman dulu, tentunya kau tidak mencela metode kami, kan?”
“…Ya, tentu saja. Tepat seperti yang kau katakan.”
“Bagaimanapun juga, pertumbuhan masyarakat manusia telah membuat dunia menjadi tempat yang agak padat untuk ditinggali. Itulah kenapa kami memutuskan untuk bekerja sama dengan Ordo Salib Hitam, demi hubungan internasional. Namun, kami sadar sejak awal dalam hubungan kami dengan Ordo-mu bahwa kami tidak dapat mengharapkan kalian untuk menyesuaikan metode kalian agar sesuai dengan norma nasional dan lokal kami. Kau juga pasti telah menerima perintah ketat untuk tidak memasuki wilayah Kansai, kan? Lagipula, kursi kekuasaan keluarga Hiki ada di Kyoto.”
Kyoto. Itu adalah kota yang telah dikembangkan sejak zaman kuno untuk melindungi Kaisar, dan kota suci terkemuka di Timur yang telah menyaksikan pertempuran yang tak terhitung jumlahnya melawan penghuni kegelapan.
“Karena itulah, kami akan menahan vampir Amimura. Silakan kembali dan laporkan kepada Suster Nakaura bahwa kami telah menangkapnya. Tentunya dia akan mengerti begitu dia menyadari siapa yang kau lawan.”
Iris tidak dapat balas berkata apa-apa dan dengan lemah tenggelam lebih dalam ke sofa. Semua yang baru saja dikatakan Miharu sudah diketahui oleh Toraki. Terlebih lagi, kekuatan dan pengaruh Miharu adalah alasan besar kenapa Toraki bisa berjalan-jalan bersama Iris secara terbuka tanpa mendapat masalah. Bahkan, hal yang sama berlaku untuk bekerja paruh waktu di minimarket.
“…Miharu.”
“Apakah ada yang lain? Bahkan jika itu permintaan darimu, Toraki-sama, aku tidak bisa—”
“Kami memiliki kesepakatan kalau Iris akan meninggalkan rumahku jika aku membantunya menyelesaikan misinya dalam menangkap Amimura.”
“Aku akan memasukkan vampir itu ke dalam peti dan menyerahkannya segera.”
Tampaknya, keturunan wanita yang memakan daging putri duyung abadi ini ber-cameo sebagai Shakey* dalam frenchise video game tertentu.
TLN: Jenis yokai dari franchise Yo-kai Watch. Mereka diketahui sering berubah pikiran dalam sekejap tanpa alasan.
“Ya ampun, Toraki-sama, kau benar-benar suka bercanda. Jika begitu, kamu seharusnya bilang dari tadi.”
“Itu bukan salahku. Kalian berdua-lah yang memutuskan untuk mengabaikanku dan berargumen politik.”
“Tapi aku sangat terkejut mengetahui kamu mengundang wanita lain ke rumahmu ketika kamu sudah mempunyai aku…”
Terlepas dari perasaan tidak enak pada pernyataan Miharu yang tidak tahu malu, Toraki masih menundukkan kepalanya padanya.
“Maaf tentang ini. Aku berutang budi padamu.”
“Hutangnya akan mahal, oke? Aku akan mengurus agar dia dikirim ke rumahmu dalam wadah pendingin.”
“Jangan bunuh dia, astaga. Baiklah… Iris.”
Toraki berjalan ke arah Iris yang masih diam dan dengan ringan menyentuh bahunya.
“Ayo pulang. Urusan kita sudah selesai di sini.”
“…”
Iris berdiri dari sofa tanpa berkata apa-apa. Dia meninggalkan ruangan sambil menginjak-injak karpet dengan langkah kasar tanpa melirik Toraki atau Miharu.
“…Miharu.”
“Dia tidak akan mengerti jika aku tidak berkata begitu.”
“Mungkin, tapi akulah yang harus menenangkan perasaannya setelah ini.”
“Itu karena kamu sangat baik, Toraki-sama. Kamu bertemu dengannya tempo hari ketika kamu berubah menjadi abu, kan? Sama seperti pertemuan pertama kita.”
“…Aku harus pergi. Meskipun itu tidak direncanakan, terima kasih atas bantuanmu.”
Toraki berbalik untuk mengikuti Iris, tapi suara Miharu menahannya.
“Toraki-sama. Saat aku mengirimkan paket kepadamu nanti, aku akan menyertakan beberapa informasi yang cukup akurat, yang telah kami kumpulkan tentang ‘dia’. Aku sudah menyampaikan informasi yang sama kepada Waraku-sama, hanya saja kata-katanya berbeda.”
“…!”
Toraki menarik napas tajam dan berhenti.
“Tentu saja, aku tidak yakin kalau kamu akan dapat melakukannya sendiri.”
“Jika aku tidak melakukan apa-apa, apakah kalian yang akan mengurus semuanya?”
“Tidak. Malu mengatakannya, tapi kami juga tidak dalam posisi untuk menangani ‘dia’, jadi kami telah memutuskan untuk tidak ikut campur. Itulah sebabnya aku meminta Waraku-sama yang menangani pengejaran.”
“Begitu, ya.”
“Toraki-sama. Satu-satunya yang bisa menandingi ‘waktu’-mu adalah aku. Tolong jangan lupakan itu.”
“Mana mungkin aku lupa, ketika kau selalu mengingatkanku setiap kali kita bertemu? Sampai jumpa.”
Toraki mengangkat bahu dan melambai ringan pada Miharu sebelum meninggalkan ruangan. Miharu tampak tidak senang dan cemberut saat dia menatap pintu yang dibiarkan terbuka.
“Kamu bahkan lebih acuh dari biasanya, Toraki-sama.”
◇
Iris sedang menunggu di lobi lift, masih menolak untuk melihat ke arah Toraki. Toraki memutuskan untuk mengambil inisiatif sebelum Iris memutuskan untuk mengatakan sesuatu.
“Aku yakin kamu merasa sulit untuk menerimanya, tapi percayalah ketika aku bilang kalau itu adalah kartu terbaik yang bisa dimainkan saat itu. Miharu adalah seseorang yang tidak bisa kamu remehkan.”
“…”
Iris terus memasang ekspresi cemberut dan menolak menjawab. Bahkan setelah lift tiba dan mereka berdua melangkah masuk, suasana menusuk tetap ada.
“Hei, Iris—”
“Sepertinya kita berdua memiliki hal-hal yang kita sembunyikan dari satu sama lain.”
“Hmm? O-Oh.”
“Lagipula, bukan berati kita ini rekan atau bahkan teman.”
“Yah, ya.”
“Tetap saja, kau setidaknya harus tahu kalau aku bukan tipe orang yang akan senang jika kemenangan diberikan padaku secara cuma-cuma, kan?”
“Ya, baiklah, aku ragu ada banyak orang yang akan senang pada hal seperti itu.”
“Tapi aku berhutang banyak padamu. Aku bahkan belum mengembalikan uang yang aku pinjam darimu.”
“Aku senang kamu tidak lupa.”
“Itulah sebabnya… Ketahuilah kalau aku sekarang sangat kesal!”
Pada saat itu, mereka tiba di lantai satu dan pintu lift terbuka.
“Apa!? Tempatnya gelap gulita!”
“Tentu saja. Sekarang tengah malam. Selain itu, ini adalah koridor untuk staf pemeliharaan.”
Iris menegakkan bahunya dan melangkah keluar dari lift sambil mengeluh, tapi berhenti setelah melihat koridor yang membentang jauh ke kiri dan kanannya.
“Ke mana jalan keluarnya!?”
“Lewat sini.”
“Oh!? Kedengarannya seperti kamu sudah berada di sini beberapa kali pada jam selarut ini!”
“Lagipula, jam segini adalah satu-satunya saat aku bisa datang ke sini.”
Toraki menarik Iris yang benar-benar cemberut pada saat ini dan meninggalkan gedung Sunshine 60. Jarak dari Sunshine 60 ke Zoshigaya berada dalam jarak berjalan kaki untuk orang dewasa, tapi akan merepotkan untuk berjalan perlahan bersama dengan tubuhnya yang lelah sambil ditemani oleh Iris yang marah-marah.
Toraki melihat sekeliling, mencoba mencari taksi, ketika…
“Jadi!?”
Iris berteriak padanya dengan perasaan tidak senang yang telah mencapai puncaknya.
“Hmm?”
“Apa yang harus aku bantu!?”
“Huh?”
Kata-katanya sama sekali tidak sesuai dengan ekspresinya.
“Wanita menyebalkan itu memberimu beberapa informasi, kan!? Informasi soal sesuatu yang bahkan dia pun tidak ingin ikut campur! Itu ada hubungannya dengan vampir yang kamu cari, kan!?”
“…Ah, ya, ya. Tapi bagaimana kau bisa…”
Toraki mengangguk samar dan hendak bertanya bagaimana dia bisa tahu, tapi...
“Karena itulah satu-satunya hal yang pernah kau ceritakan soal dirimu kepadaku, meskipun kau selalu diam tentang hal lain!”
Ada vampir yang dicari Toraki. Toraki tentu saja mengatakan sedikit informasi itu di depan Iris beberapa waktu lalu.
“Aku tahu kalau wanita itu sangat hebat. Apakah kamu berencana untuk mengambil kasus, yang bahkan wanita itu pun tidak ingin lakukan, sendirian!?”
“Umm… Jadi, maksudmu adalah…”
Toraki bertanya pada Iris dengan senyum masam di wajahnya.
“Apakah kamu serius menawarkan diri untuk membantuku?”
“Selama kamu tak keberatan dengan bantuan seorang Ksatria Gereja yang bahkan tidak bisa menyelesaikan misinya sendiri dan membutuhkan wanita menyebalkan untuk memberinya kemenangan!”
“Ah… Tapi kamu mungkin harus mempertimbangkannya kembali.”
“Kenapa!?”
“Lagipula, kamu manusia. Kamu mungkin akan mati."
“…”
“Vampir yang aku cari jauh lebih kuat dariku. Orang-orang seperti Okonogi atau Amimura tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya. Dalam hal kekuatan fisik biasa, bahkan manusia serigala yang sebelumnya pun mungkin akan benar-benar kalah.”
“Huh? Kalah oleh vampir? Kamu pasti bercanda, kan? Bahkan jika kemampuan psikis mereka kuat pun, aku belum pernah mendengar soal vampir dengan tingkat kekuatan fisik seperti itu.”
“Aku juga tidak tahu sampai aku berkenalan dengan Miharu, tapi rupanya dia adalah salah satu dari sedikit pengecualian. Sama seperti nenek moyang Miharu, Yao Bikuni, dia adalah salah satu makhluk yang kalian para penganut Salib Suci sebut sebagai ‘Phantom Kuno’.”
“Vampir Phantom Kuno!? Itu seperti sesuatu yang muncul dari mitos atau legenda! Itu bukan seseorang yang bisa kamu lawan sendirian! Lawan seperti itu akan membutuhkan pengerahan massa dari seluruh Ordo!”
“Ya. Itulah sebabnya tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk membantu.”
“Mendengar kamu begitu saja mengatakan itu tanpa menahan diri ketika aku sudah kesal… Itu lebih dari sekadar membuatku marah dan sebenarnya terasa menyegarkan.”
“Maaf. Tapi kamu tidak sepenuhnya lemah selama kamu tidak melawan pria biasa, kan? Karena itulah aku makin tidak bisa membiarkanmu terjebak dalam masalahku.”
“Meskipun aku tidak melakukan apa pun selain membuatmu terlibat dalam masalahku sendiri?”
“Maaf, tapi levelnya sangat berbeda sehingga itu sama sekali bukan balas budi yang adil. Tapi aku paham kenapa kamu bicara begitu.”
Toraki memikirkannya sebentar.
“Buatkan saja sarapan untukku lagi besok. Mempertimbangkan semua hal yang telah aku lakukan hingga membuatmu kasal, itu seharusnya membuat kita impas.”
“Berhenti main-main.”
“Hmm… Kalau begitu, bagaimana dengan ini? Bolehkah aku meminta satu permintaan padamu?”
Untuk menebus kesalahan karena telah memanggilnya lemah di depan muka, ada sesuatu yang ingin Toraki percayakan padanya.
“Apa itu?”
Ekspresi Iris diwarnai dengan sedikit ekspektasi, tapi Toraki lanjut bicara dengan menyarankan alternatif yang dalam beberapa hal dapat dianggap terlalu kejam.
“Aku mungkin akan mati, atau paling tidak, aku mungkin akan menghilang selama beberapa tahun. Jika aku tidak kembali keesokan paginya, bisakah kamu memberi tahukannya pada Waraku dan Miharu untukku?”
“…Apa maksudmu?”
Ekspresi Iris berubah cemas, tapi Toraki memilih untuk tidak merespon.
“Oh, dan satu hal lagi. Jika aku akhirnya mati, memiliki orang lain, yang akan mengingatku setelah aku tiada, tidak terdengar seperti hal yang buruk. Jadi temani aku saat aku menceritakan masa laluku setelah kita pulang ke rumah, meskipun tidak banyak yang bisa diceritakan, sih. Lagipula, itu bukan hal yang bisa kita bicarakan di dalam taksi.”
“Yura.. maksudmu…”
“Iris, aku hanya memiliki satu hal dalam pikiranku hampir sepanjang hidupku.”
Sebuah taksi terlihat pada saat itu, dan Toraki mengangkat tangan untuk meminta taksi itu berhenti sambil terus berbicara.
“Aku ingin kembali menjadi manusia. Aku ingin kembali menjadi manusia. Aku telah hidup selama ini hanya dengan satu pikiran itu di benakku. Meskipun waktu yang aku habiskan sebagai vampir jauh, jauh lebih lama.”
Post a Comment