[LN] Dracula Yakin! Volume 1 Chapter 4.2 Bahasa Indonesia
Chapter 4 – Vampir Tidak Bisa Beraktivitas di Pagi Hari
2
Seberkas sinar matahari yang redup masuk ke dalam kamar.
Iris, yang sudah terbiasa dengan suasana suram ini, sedang mengepak koper besar, yang dibawanya ke kamar ini tanpa izin pada hari pertamanya di apartemen ini.
Namun, meskipun barang-barangnya tidak terlalu banyak berserakan, beres-beresnya sepertinya tidak membuat banyak kemajuan, dan dia kadang-kadang mendapati dirinya duduk diam dan menatap pintu kamar mandi, yang tertutup rapat untuk mencegah cahaya apa pun yang masuk.
Jika dia menajamkan telinganya, dia samar-samar bisa mendengar suara napas Toraki yang sedang tidur. Dia terdengar tidak berbeda dari manusia biasa. Iris menyadari hal itu pada pagi kedua dirinya di sini.
Kisah, yang vampir aneh ini ceritakan kepada Iris tentang hidupnya, sama sekali tidak penuh dengan peristiwa dirinya.
Faktanya, sebagian besar yang dia katakan adalah tentang adiknya, Toraki Waraku.
◇
Toraki Yura akan berusia 77 tahun ini.
Dia lahir di sebuah desa miskin di wilayah Tohoku, desa yang masih berjuang untuk pulih dari kerusakan akibat Perang Pasifik yang baru saja berakhir. Ayahnya telah membuat kesalahan dengan mengundang vampir, yang berpura-pura menjadi pedagang gandum dari Tokyo, ke rumah mereka, yang mengakibatkan Toraki kecil menjadi mangsa dan berubah menjadi vampir pada usia dua belas tahun. Setelah kejadian itu, dia terus dilindungi oleh keluarganya yang tersisa.
Selama perang, Toraki dan Waraku kehilangan ibu mereka karena sakit sementara ayah mereka masih bertugas di tentara. Beruntungnya, ayah mereka wajib militer menjelang akhir perang, jadi dia tidak pernah melihat pertempuran apa pun dan dapat meninggalkan tentara dengan selamat. Namun, dia pasti mengalami masa-masa yang sangat sulit sebagai ayah tunggal, yang membesarkan dua anak kecil di masa kisruh setelah berakhirnya perang.
Ayah mereka telah dibunuh oleh vampir yang sama dengan yang telah mengubah Yura menjadi salah satu dari mereka, meninggalkan Waraku, yang baru berusia tujuh tahun, sebagai satu-satunya anggota keluarga yang masih bisa hidup di dunia yang diberkahi oleh sentuhan sinar matahari.
Untungnya bagi Toraki bersaudara, mereka tidak harus bekerja keras untuk mencari nafkah. Mereka memiliki kerabat yang dengan hangat menyambut mereka ke dalam keluarga, bahkan setelah Yura berubah menjadi makhluk yang bukan manusia.
Paman Yura dan Waraku-lah yang telah membawa vampir tersebut dari Tokyo ke desa tempat mereka tinggal. Dia telah membesarkan Yura dan Waraku seolah-olah mereka adalah anak-anaknya sendiri selama ayah mereka bertugas di tentara.
Vampir tersebut tampak tidak berbeda dari manusia, dan terlebih lagi, dia sangat cantik.
Paman mereka merasa kasihan pada adik laki-lakinya, yang telah menduda dan merawat dua anak kecil seorang diri sesaat setelah meninggalkan tentara, jadi dia tanpa sadar memperkenalkan vampir itu kepada keluarga mereka.
Keluarga Toraki dengan senang hati menerima wanita cantik dan baik hati itu ke dalam hidup mereka. Yura dan Waraku tidak pernah melupakan ibu kandung mereka, tapi mereka memutuskan untuk mencintai wanita baru ini, yang mungkin akan membantu ayah mereka yang kesusahan, sebagai ibu mereka sendiri.
Namun, perasaan mereka dengan mudah dikhianati. Suatu malam, dia telah mengungkapkan sifat aslinya dan merobek tenggorokan ayah mereka, Toraki Shozo, sebelum menancapkan taringnya ke leher Yura juga. Paman mereka baru mengetahui apa yang terjadi setelah semuanya selesai dan Waraku bergegas ke rumah pamannya mencari bantuan.
Setelah mengetahui tentang kejadian itu, paman mereka merasa sangat menyesal dan mengambil tanggung jawab untuk mengurus keponakannya, yang merupakan keberuntungan bagi dua bersaudara itu.
Setelah itu, Yura tumbuh sepenuhnya terlindung dari dunia di bawah perlindungan keluarganya yang tersisa.
Berkat paman mereka, Yura dapat menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di sekolah malam. Setelah lulus, Yura membantu bisnis pertanian pamannya sekaligus membesarkan adiknya, Waraku.
Waraku tanpa henti mencari cara agar dapat mengubah kakaknya kembali menjadi manusia untuk membalas budi pada Yura, yang telah mempertaruhkan nyawanya dan membuang masa depannya sendiri demi melindungi kemanusiaan Waraku.
Meski rasanya seperti mencari jarum di tumpukan jerami, satu-satunya hal yang bisa dilakukan kakak beradik itu adalah mencari vampir yang telah mengubah Yura menjadi vampir.
“Kenapa kalian harus melakukan hal seperti itu?”
Jawaban Toraki untuk pertanyaan Iris sederhana dan langsung ke intinya.
“Wanita yang mengubahku menjadi vampir berkata begitu. Dia menyuruhku mengejarnya jika aku ingin melihat matahari lagi. Aku percaya bahwa ada beberapa makna di baliknya. Jika tidak, kenapa dia meninggalkan Waraku tanpa terluka begitu saja meskipun telah membunuh ayah kami dan mengambil darahku?”
Pada malam musim salju yang dingin, ketika Yura menjadi vampir, wanita yang telah menghancurkan keluarga mereka dan mencuri kemampuan Yura untuk berdiri di bawah sinar matahari, telah menghilang secara diam-diam ke dalam kegelapan tanpa meninggalkan jejak kaki di atas salju.
“Yura. Waraku. Pastikan kalian mengejarku.”
Dia hanya meninggalkan kata-kata, yang mirip dengan kutukan, untuk kakak beradik yang telah dipisahkan oleh usia dan dunia tempat mereka tinggal.
“Hanya ada satu cara bagi vampir untuk kembali menjadi manusia, dan itu adalah menggunakan taring mereka sendiri untuk mencuri darah vampir yang mengubah mereka.”
Dan, waktu pun berlalu. Tepatnya, enam puluh lima tahun.
“Waraku lulus dari perguruan tinggi dan bergabung ke kepolisian sebagai administrasi, dan bekerja keras untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi soal wanita itu. Dia tidak menyerah, bahkan ketika aku sendiri hampir menyerah.”
Waraku terus-menerus mengatakan bahwa berkat Yura-lah hingga dia masih bisa berjalan di bawah sinar matahari, dan Waraku menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk membantu kakaknya.
“Akhirnya, dia bahkan menyuruh putranya masuk polisi sebagai penerus untuk melanjutkan pekerjaannya.”
Waraku menikah pada usia dua puluh empat tahun dan dikaruniai satu orang putra dan satu orang putri. Bagi Toraki, mereka adalah keponakannya.
“Baik Yoshiaki dan Etsuko sangat lucu ketika mereka masih kecil… Tapi sekarang, mereka berdua telah tumbuh menjadi orang setengah baya yang terlihat jauh lebih tua dariku.”
Berkat kemauan kuat Waraku, istri dan putra-putrinya dengan hangat menyambut Toraki ke dalam kehidupan mereka meskipun mengetahui kebenaran tentang dia yang seorang vampir.
Istri Waraku Kimie, putranya Yoshiaki, dan putrinya Etsuko bersikeras bahwa mereka dapat hidup bahagia berkat pengorbanan Toraki dalam melindungi Waraku, dan melakukan segala yang mereka bisa untuk mencoba dan membayar balas budi tersebut.
“Itu terlalu berat untuk aku tanggung. Aku tidak bisa menangani rasa bersalahnya.”
Ketika Waraku mencapai usia pensiun, Toraki, yang telah tinggal di rumah Waraku sampai saat itu, memutuskan untuk pergi. Dia percaya kalau Waraku telah melakukan lebih dari cukup untuknya, dan dengan sungguh-sungguh berharap agar Waraku menghabiskan sisa hidupnya dengan bahagia bersama keluarganya. Itu karena istri Waraku, Kimie, didiagnosis menderita kanker pada tahun yang sama ketika Waraku pensiun dari pekerjaannya, dan tak lama kemudian dia meninggal.
Toraki tidak bisa lagi mengabaikan bahwa segala hal yang telah dia curi dari adiknya, telah lama melampaui apa pun yang telah dia lakukan untuk melindungi Waraku.
Waraku bersikeras bahwa dialah yang telah mencuri masa depan kakaknya dan menolak untuk mendengarkan alasan apa pun, tapi setelah pemakaman Kimie, Yura mengatasi keberatan Waraku. Dia berdiri di depan makam Kimie di malam hari dan meminta maaf, karena tidak bisa menghadiri pemakamannya terlepas dari semua yang telah dia lakukan untuk Yura, lalu meninggalkan rumah.
Untuk membuktikan bahwa dia bisa bertahan hidup sendiri. Dan untuk lepas dari naungan garis keturunan Waraku lebih lama lagi.
“Sudah saatnya Waraku berhenti bersikeras bahwa akulah yang menyelamatkan hidupnya. Aku tidak melakukan hal semacam itu. Vampir itu hanya memutuskan untuk melepaskan Waraku.”
Setelah mendengar tentang beratnya sejarah kakak beradik itu, yang hidupnya dicuri oleh seorang wanita yang pernah mereka anggap sebagai ibu, Iris tidak bisa melakukan apa-apa selain dalam diam mendengarkan sisa ceritanya.
“Dia pernah muncul di hadapanku tiga kali. Aku menyerangnya setiap kali, dan hasilnya aku benar-benar dikalahkan. Saat yang paling berbahaya mungkin lima tahun yang lalu. Pada saat itu, aku berubah menjadi abu dan tidak dapat bangkit selama hampir setengah tahun.”
“A-Aku heran kamu masih bisa bangkit setelah menghabiskan waktu yang lama sebagai abu.”
Iris mau tidak mau menyela setelah mendengar sesuatu seperti itu.
“Aku pun heran. Apalagi, menurut Waraku dan Miharu, abuku ditaburkan di ladang sebagai pupuk.”
“Eeh!?”
Iris tidak bisa membayangkan orang seperti apa yang akan menyebarkan abu vampir di ladang sebagai pupuk.
“Aku tidak tahu apa yang mereka tanam di ladang itu, tapi aku yakin rasanya tidak akan enak.”
Bagaimanapun juga, itu bukanlah masalah terbesar di sini.
“Aku tahu mengatakannya seperti ini terdengar seperti lelucon yang buruk, tapi aku telah dibunuh olehnya berulang kali. Jika aku kalah darinya dan berubah menjadi abu lagi, aku mungkin akan benar-benar mati. Nah, jika itu yang terjadi, maka terjadilah. Aku sudah hidup cukup lama hingga aku tidak peduli lagi.”
Toraki segera memasang ekspresi serius.
“Menurutku, aku termasuk salah satu vampir yang kuat, tapi pada akhirnya, hal-hal yang dapat aku lakukan tidak jauh berbeda dari Okonogi atau Amimura. Lagipula, dialah yang menciptakanku. Dia benar-benar mengungguliku dalam segala hal.”
Setelah mengatakan itu, Toraki tiba-tiba berdiri dan menuju pintu masuk. Saat membuka pintu, Toraki melihat sebuah kotak kardus yang tidak ada di sana ketika mereka berdua pulang sebelumnya malam itu. Suara binatang kecil, yang berlarian kesana-kemari dengan penuh semangat, bisa terdengar dari dalam kotak. Toraki mengabaikan kotak itu dan kembali masuk setelah mengambil amplop besar yang diletakkan di atasnya.
Iris juga tidak tertarik dengan isi kotak itu.
“Seperti yang diharapkan dari Miharu, persiapannya hampir terlalu bagus.”
Sambil memeriksa isi amplop, Toraki mengeluarkan satu foto dan menyerahkannya kepada Iris.
“Besok lusa, dia akhirnya datang ke Jepang setelah sekian lama. Rupanya dia akan tiba di Pelabuhan Yokohama dengan naik kapal penumpang mewah. Wanita sialan itu, bepergian dengan gaya meskipun dia seorang vampir.”
Foto yang diterima Iris dari Toraki diambil menggunakan lensa telefoto di beberapa negara selain Jepang. Itu menunjukkan foto seorang wanita muda yang sedang minum teh di kafe pinggir jalan di beberapa kota.
“Apa artinya ini, Yura? Apakah wanita ini benar-benar vampir?”
Iris segera menyadari detail aneh setelah melihat foto itu. Toraki juga tahu sebelumnya kalau Iris akan memperhatikan hal itu.
“Ya. Dia sudah seperti itu sejak pertama kali Waraku dan aku melihatnya. Pikirkan saja. Dia seseorang yang pamanku perkenalkan pada ayahku sebagai calon istri.”
Wanita, yang seharusnya vampir tersebut, telah difoto di luar ruangan di siang bolong.
“Muroi Aika. Sebagai ganti dari kehilangan kemampuan vampirnya, dia bisa berjalan-jalan seperti manusia biasa di siang hari. Dan ketika malam tiba, dia berubah menjadi vampir yang ditakuti bahkan oleh Keluarga Hiki, keluarga yang telah mengendalikan penghuni kegelapan Jepang selama ratusan tahun.”
Iris bahkan tidak bisa membayangkannya setelah melihat foto itu. Dia terlihat tidak lebih dari seorang istri sosialita dari pria kaya.
“Aku bahkan tidak tahu apakah itu nama aslinya. Itulah satu-satunya nama yang aku dan Waraku tahu darinya, lalu setiap kali kami mendapatkan informasi tentang dia dari Keluarga Hiki, namanya selalu itu.”
Toraki mengeluarkan selembar kertas lagi dari amplop. Bukannya gambar vampir itu, selembar kertas itu terdapat gambar Amimura, vampir yang baru saja mereka buru beberapa jam yang lalu, tercetak di atasnya.
“Begitu ya. Jadi pria ini juga salah satu sumber uang, yang tak terhitung banyaknya, milik wanita itu.”
Toraki menunjuk ke profil Amimura, di mana nama bandnya disebutkan.
“Roomwell. Jika kamu menerjemahkan ‘Room’ dan ‘Well’ secara terpisah ke dalam bahasa Jepang dan menyatukannya kembali, itu akan menjadi ‘Muroi’. Sial, aku hampir bisa mendengar wanita itu menertawakan kita.”
Toraki mengepalkan tinjunya dan meremukkan kertas yang dipegangnya.
“Yura, jangan bilang kalau kamu…”
“Ya.”
Toraki mengangguk sebagai jawaban.
“Aku akan mengalahkannya dan mencari cara untuk mengubah diriku menjadi manusia lagi.”
◇
Berdasarkan cara Toraki berbicara, Iris sudah menduga bahwa dia bukanlah vampir berdarah murni, Dia bahkan memiliki kerabat manusia.
Toraki Yura telah menghabiskan hidupnya sambil menikmati anugerah dari kerabat dan sejumlah besar pertemuan takdir.
“…”
Dari warna sinar matahari yang masuk melalui jendela, Iris dapat mengetahui kalau matahari telah terbit sepenuhnya. Tokyo berada pada garis lintang yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan Inggris, jadi esensi sinar matahari, warna langit, dan segala sesuatunya benar-benar berbeda dari tanah kelahirannya.
Bagi Iris, malam adalah waktu ketika semua “ketakutan”-nya terpusat. Setelah dia menjadi Ksatria Gereja dan menjadi lebih sadar akan kondisinya, kondisinya menjadi lebih buruk. Pada saat-saat ketika dia harus tetap terjaga sepanjang malam, pemandangan matahari terbit di timur terasa seperti keselamatan baginya.
“Ah.”
Saat cahaya redup menerangi ruangan, lorong suram menuju pintu depan, pintu kamar mandi, dan tumpukan cucian Toraki yang belum dicuci mulai terlihat.
Rumah Toraki tidak mendapat banyak sinar matahari, dan juga tidak memiliki wastafel atau ruang ganti. Apalagi, karena dia adalah penghuni gedung apartemen yang hanya bisa keluar di malam hari, Toraki tidak memiliki mesin cuci. Iris juga telah diberitahu agar pergi ke binatu terdekat untuk mencuci pakaiannya.
Iris mengambil keranjang cucian dengan cara yang benar-benar alami, berjalan keluar dari pintu depan dan menguncinya, lalu menuju binatu terdekat yang berjarak kurang dari lima menit berjalan kaki.
Iris hanya bertemu dengan Toraki baru-baru ini, dan Toraki bukanlah anggota keluarganya, teman, kekasih, atau bahkan manusia. Namun di sinilah dia, membawa cucian kotor Toraki. Meskipun Iris tidak bisa berbicara banyak dengan kasir pria di toko, dia bisa mencuci pakaian Toraki Yura untuknya meskipun Toraki tidak memintanya.
“Yura tampaknya yakin bahwa dia akan kalah, tapi jika dia menang, dia mungkin akan kembali menjadi manusia.”
Mengingat hari masih pagi, binatu masih benar-benar sepi. Iris membuka mesin terdekat dan melempar semua pakaian ke dalamnya.
“Jika Yura menjadi manusia sekali lagi…”
Dia mencoba membayangkan apa yang akan terjadi dalam skenario itu.
Melihat mereka secara objektif, Okonogi, Amimura, dan bahkan Muroi Aika, vampir Phantom Kuno yang ditakuti oleh Toraki dan Miharu, mereka tampak seperti manusia seutuhnya dari luar.
Meskipun begitu…
Post a Comment