[LN] Hahaoya ga Ero Ranobe Taishou Jushou Shite Jinsei Tsunda Volume 1 Chapter 1.1 Bahasa Indonesia

 

Chapter 1: Mungkin Aku Telah Berbuat Jahat di Kehidupanku Sebelumnya Hingga Membuatku Terjebak Dalam Kehidupan Ini
1

 

“Hentikan, Sho-chan!”

Dia menjerit.

“Kita ini ibu dan anak!”

“Aku tidak mau dengar itu!”

Sambil mengayunkan tangannya sebagai bentuk penolakan, anak itu meluapkan amarahnya,

“Apa maksudmu dengan kita ini berhubungan darah? Memangnya kenapa kalau kita ini ibu dan anak? Aku selalu memikirkanmu sejak lama, …selalu.”

“…”

Dadanya sesak.

Anak laki-laki, yang tersiksa oleh cinta terlarang ini, memandangi tubuh ibunya seolah-olah menggerayanginya, tetap saja dia mencoba menahan diri untuk tidak bertindak lebih dalam…

Tapi…

“…Sini.”

“Apa?”

“Kemarilah, Sho-chan!”

Shizuka memperlihatkan dirinya secara terbuka di depan anak laki-laki yang bingung itu.

“…Ibu?”

“Ibu mengerti, Sho-chan. Ibu menyadari perasaanmu selama ini. Hanya saja Ibu berpura-pura tidak tahu. Karena ini tidak diperbolehkan… Kita seharusnya tidak melakukan ini. Tapi Ibu tidak menyangka kalau Ibu-lah yang ingin menanggapi keinginan liar anakku.”

“I-Ibu!”

“Tidak apa, Sho-chan! Ibu tidak tahan lagi! Ibu selalu ingin dipeluk olehmu! Peluklah Ibu! Robeklah pakaian ini! Cabulilah Ibu sebanyak yang kamu mau! Kamu dapat melakukan apa pun yang kamu inginkan!”

Hiks… Uwaaaaaa

Anak laki-laki itu bergidik menderita, dan saat berikutnya, dia mengeluarkan tangisan aneh dan menerkam ibunya seperti binatang buas.

Dia merobek pakaian Ibunya dengan kasar, hingga memperlihatkan kulit putih Shizuka.

Shizuka juga ketakutan. Tapi dia tahu bahwa dia akan baik-baik saja.

Merupakan peran orang tua untuk mengurus anak-anak mereka…

Shizuka menutup matanya dan mempercayakan dirinya pada anak itu…

 

“Ahhh, ini sampah!”

Aku, Haruma Shimomura (Usia enam belas tahun, protagonis dari cerita ini), membanting naskah itu ke lantai.

“Aku tidak bisa membaca sampah ini! Aku tidak tahu kenapa aku harus membaca sampah ini! Ini konyol!”

“Haru-kun, tidak baik begitu, lo. Isdah.”

Jangan isdah-isdah padaku!

“Tidak pantas bagi seorang ibu membiarkan putranya membaca inc*st!”

“Tidak! Itu disebut cinta sejati!”

“Cinta sejati dari Hongkong!!”

Aku mengambil naskah itu dan membuangnya ke tempat sampah dengan sekuat tenaga. Naskahnya cukup tebal, sehingga dampaknya menciptakan suara keras.

Saat ini adalah waktu malam yang tenang, sekitar jam sembilan.

Aku mengabaikan protesnya yang mengatakan,

“Tidak, kamu jahat.”

Haah…”

Aku duduk dengan kuat ke kursi, memegang kepala, dan menghela nafas.

Wanita yang sedang duduk di ranjang di depanku adalah ibuku, Mirei Shimomura.

Meskipun dia adalah ibuku, agak menyebalkan untuk bilang sendiri kalau dia cukup cantik.

Polos dan menawan. Dia tenang, perhatian dan manis alami. Selain sifat-sifat ini, dia memiliki bentuk tubuh seperti model dengan lengan dan kaki yang ramping. Wajahnya baby face dengan kulit putih mulus, dan terlihat seperti anak kuliahan.

 Kurasa kalian bisa bilang kalau dia adalah wanita cantik yang awet muda mempesona.

“Jadi Haru-kun… bagaimana menurutmu?”

Pipinya memerah saat dia memekik “Kyaa.”

“Bagaimana bisa kamu bereaksi seperti itu ketika seseorang membuang naskah milikmu ke tempat sampah, tepat di depanmu?”

“Kamu gak perlu malu-malu, lo.”

“Gak, aku gak malu-malu.”

Aku menunjuk ke tempat sampah dan berkata,

“Aku TIDAK AKAN PERNAH membaca sisa sampah itu! Itu sampah!”

“Ehh… jangan sebut itu sampah!”

Mirei gelisah.

“Setidaknya, benda itu sudah diakui oleh banyak orang, loh… Ibu tidak mengira kalau konten di dalamnya akan mengganggumu.”

“Uhuk…”

Benar. Itu adalah fakta yang tidak ingin aku akui…

“Mungkinkah kamu iri, Haru-kun?”

“Mana mungkinlah!”

“Kamu gak iri? Baguslah. Ibu khawatir karena kamu telah berusaha keras untuk memenangkan penghargaan pemula selama ini, kamu mungkin akan marah pada Ibu, yang memenangkan hadiah utama dalam sekali coba. Ibu senang kamu tidak iri sama sekali!”

Dia baru saja mengatakan semuanya, wanita ini…

Pipiku berkedut, tapi aku tetap diam saat ibuku menepuk dadanya dengan lega.

Mirei, sembari tersenyum, bertanya,

“Ibu ingin tahu berapa banyak cerita yang telah kamu kirimkan, Haru-kun?”

“Tidak apa-apa, pikirkanlah saja semaumu.”

“Apakah lima atau sepuluh kali…?”

Tiga puluh…

Aku sangat frustrasi hingga aku menggertakkan gigiku dengan keras. Aku telah menulis begitu banyak cerita, dan tidak ada satupun yang berhasil lolos babak pertama!

“Hei-hei, sudah sampai seberapa jauh, Haru-kun? Sudah berapa kali kamu berhasil sampai ke babak final?”

“Tidak apa, aku tidak ingin membahasnya!”

“Kamu adalah putra Ibu, Ibu yakin kamu pasti selalu berhasil mencapai final, tapi kalah dengan selisih tipis. Tapi jangan khawatir, selalu ada lain kali! Karyamu akan menjadi buku terlaris! Ibumu jamin!”

Mau sampai sedalam apa wanita ini mencungkil lukaku?

Aku memalingkan wajahku dan menekan pelipisku.

Tapi tetap saja, bukankah kejadian ini berkembang terlalu cepat?

Pada suatu malam di awal musim semi yang damai, ibuku tiba-tiba menerobos masuk ke kamarku. Dengan ekspresi serius di wajahnya, dia bilang kalau dia punya sesuatu yang penting untuk diberitahukan padaku.

“Jadi, Ibu benar-benar memenangkan penghargaan?”

“Ya, apakah kamu ingin memeriksanya lagi?”

Mirei menunjukkan smartphone-nya.

Aku melihatnya dan mengetahui bahwa itu memang email dari departemen editorial yang menginformasikan kepadanya tentang penghargaan tersebut. Di sana dijelaskan kalau dia telah memenangkan hadiah utama, dan mendesaknya untuk menelepon kalau ada waktu.

Menakjubkan. Apakah ini yang kalian dapatkan ketika kalian memenangkan hadiah?

“Tapi, kenapa mereka hanya mengirim email? Bukankah mereka biasanya menelepon dulu untuk memberi tahu Ibu tentang penghargaan itu?”

Aku bertanya, berdasarkan pengetahuanku dari Internet.

Dia menatapku dengan canggung.

“Yah, Ibu memang mendapat telepon. Tapi Ibu membuat kesalahan.”

“Kesalahan?”

“Ya. Tapi pertama-tama berjanjilah dulu pada Ibu kalau kamu tidak akan marah, Haru-kun.”

“Jangan khawatir, aku sudah marah padamu.”

Aku punya firasat buruk tentang ini.

“Tolong jangan marah, Haru-kun.”

“Aku sudah marah sejak kamu menerobos masuk ke kamarku.”

“Ibu tahu, jauh di lubuk hatimu, kamu adalah anak yang baik, Ibu yakin kamu akan tertawa dan memaafkan kesalahan kecil-mungil ibumu ini.”

“Aku sudah melewati tahap menggila. Aku akan marah padamu dan aku akan meneriakimu begitu keras hingga para tetangga mendengarnya.”

“Ibu menyebutkanmu sebagai pemenang penghargaan itu, Haru-kun.”

Dia meletakkan ujung jari di kedua pipinya dan bertingkah seperti gadis imut.




“K-Kamu bilang apa barusan…”

“Ibu tidak punya pilihan lain, loh….”

Dia berkata sambil mengisyaratkan tentang pengeluaran rumah tangga, menghela nafas sambil berkata, “Ini sulit bagi Ibu, haha…” dan melanjutkan, “Ibu tidak pernah mengira kalau Ibu akan benar-benar memenangkan penghargaan. Ibu tiba-tiba mendapat telepon dari editor, dan Ibu panik. Terlebih lagi, itu akan mengubah cara para tetangga memandang Ibu. Mempertimbangkan semua faktor ini, jadilah seperti ini.”

Aku sudah gemetar dari ujung kepala sampai ujung kaki oleh badai perkembangan gila yang terus menghampiriku. Aku bertanya-tanya berapa banyak lagi kombo super yang akan dia lontarkan dan berapa banyak lagi damage overkill yang akan dia berikan. Tolong berhentilah menendangi mayatku.

“Ada apa, Haru-kun? Kenapa kamu memegang kepalamu? Haruskah Ibu memeluk dan menepuk kepalamu~. Canda ding, Kyaa~ akhirnya Ibu mengatakannya. Ibu sangat malu~!”

“Bisakah kamu diam sebentar?”

Aku memegang kepalaku dan menghela nafas.

Impianku adalah memenangkan kompetisi dan menjadi penulis profesional.

Untuk mengira kalau saat-saat aku akan menerima hadiah kompetisi seperti itu adalah karena karya buatan ibuku, bukan karyaku…

Aku nista pada diriku sendiri. (kata sulit yang aku pelajari baru-baru ini, yang berarti malu, atau dipermalukan oleh sesuatu), tapi...

Aku memiliki keinginan yang kuat untuk merasakan dunia profesional.

Karena jika aku melihatnya dari perspektif berbeda, ini mungkin sebuah kesempatan, kan? Jika aku bertemu dengan editor profesional dan penulis senior, aku mungkin bisa berkembang pesat!

Aku ingin memenangkan penghargaan dan memulai debutku sebagai penulis!

Tapi, ini bukan hanya untuk jadi penulis…

Ya, ada satu hal lagi.

Alasan kenapa aku ingin menjadi penulis secepatnya…

…Yah, itu alasan yang sepele, penuh dengan keegoisan, tapi… bagaimanapun juga.

“Aku ingin menanyakan beberapa detail lagi.”

“Yey, Haru-kun, itu baru semangat.”

Mirei bertepuk tangan dengan gembira.

Aku benci mengakuinya, tapi mari kita selesaikan satu per satu. Aku menggaruk kepalaku dan bertanya,

“Mari kita mulai. Pertama, apa judul dan nama pena dari karya pemenang penghargaanmu? Apakah itu yang barusan kamu tulis?”

“Itu benar. Bukankah itu mendebarkan?”

“Katakan lagi. Dan berikan sinopsis singkatnya jika bisa.”

Aku bertanya dengan tenang karena aku tidak bisa membaca naskah itu dengan benar.

“Baiklah.”

Mirei berdehem imut dan berkata,

“Judulnya adalah ‘Dari Mitologi Yunani’. Ini adalah karya ambisius yang dengan penuh semangat menggambarkan cinta tak wajar antara seorang ibu dan putranya. Dan nama penaku adalah…”

TLN: soal nama novelnya, kayaknya referensi dari literatur yang disebut Oedipus Rex, ceritanya kurang lebih tentang ‘Oedipus yang jadi raja Thebes dan tanpa sadar memenuhi ramalan bahwa dia akan membunuh ayahnya sendiri, Laius (raja sebelumnya), dan menikahi ibunya, Jocasta.’

Dia tersipu,

Mating Press

Nama pena ibunya adalah ‘Mating Press

TLN: Kayak yang admin udah kasih tau sebelumnya, Mating Press adalah nama gaya s*ks yang biasa muncul dalam h*nt*i.

“A-apa-apaan itu! Ngomong apa kamu di depan anakmu sendiri?”

“Tapi ini tidak bercanda, loh!”

“Katakan kalau itu hanya bercanda.”

“Tidak, ini serius! Itulah alasan Haru-kun bisa lahir.”

“Aku tidak mau mendengar hal itu dari ibuku sendiri!!”

“Itulah sebabnya itu menakutkan…”

“Kubilang berhenti!”

Sementara kami membuat keributan.

Braaaak!!

Aku mendengar suara gedoran dinding dari kamar sebelah, yang merupakan kamar milik adik perempuanku.

“…Tenanglah!”

“Maaf, Miuha-chan.”

Awawawa. Mirei memohon dari balik tembok.

“Bagaimana dengan Miuha? Kamu tidak akan memberitahunya, kan?”

“Ibu tidak bisa bilang padanya kalau sebenarnya ibunya adalah seorang novelis erotis… Tapi tidak apa-apa, jika itu kakaknya…”

“Lah, kok gitu? Kuberitahu ya, aku belum pernah menulis novel erotis seumur hidupku.”

“Oh, ibumu berpengalaman dengan hal-hal semacam itu… umm… sebelum menulis.”

“Hentikan itu! Jangan membuatnya terdengar seperti aku memaksamu untuk mengatakan sesuatu yang memalukan!”

“Tapi kamu tidak perlu khawatir, Haru-kun! Ibu yakin kamu akan segera bertemu dengan seorang gadis yang luar biasa! Hanya saja belum waktunya. Eh, tapi tunggu. Mungkin sekarang adalah waktunya? Umm, Haru-kun, jika kamu ingin ibumu menjadi… masa depanmu… kamu bisa umm… Ibu tidak keberatan… Kyaa~~.”

“Jangan kyaa~ kyaa~ padaku.”

Bruaaaaaak!

Dindingnya digedor lagi…

“Pokoknya, jangan beri tahu Miuha soal ini. Dia mungkin akan bunuh diri.”

“Eh, serius?”

Tanpa menyangkalnya, aku mengangguk setuju.

Adikku, Miyuha, adalah nona muda, yang suci dan beradab, yang bersekolah di sekolah wanita. Jika dia mengetahui tentang hal-hal busuk yang dilakukan ibunya, dia mungkin akan kehilangan kewarasannya dan mencoba bunuh diri…

Yah, seorang adik kayak nona seperti itu juga melakukan hal sepele seperti menggedor dinding ketika kau tidak melihatnya, sih.

“Mari kita kembali ke pokok permasalahan. Bagaimana menurutmu soal judul, sinopsis, dan bahkan nama penanya?”

“Ya, judulnya adalah ‘Dari Mitologi Yunani’…”

“Baiklah, baiklah, aku tidak ingin mendengarnya lagi.”

“Nama penanya adalah…”

“Aku gak peduli!”

“Tapi Haru-kun, karya dan nama ini akan menjadi milikmu sekarang. Ibu pikir perlu untuk mengkonfirmasi semuanya.”

“Astaga…”

Anak laki-laki SMA kelas dua berusia enam belas tahun, yang nama penanya adalah “Mating Press”, membuat debut yang hebat dengan mahakaryanya “Dari Mitologi Yunani”, yang menggambarkan cinta penuh gairah antara seorang ibu dan putranya…

Oh, Tuhan katakan pada hamba, apakah ini karma?

Ini terlalu berat…

“Ayo berhenti membicarakan soal mewakili ini…”

“Kenapa tidak!”

“Karena karma ini terlalu berat untuk ditanggung oleh seorang anak. Kamu yang menulisnya jadi kamu sendiri yang harus tanggung jawab.”

“Ibu tidak bisa! Ibu harus bilang apa nanti pada tetangga kita?”

“Kalau begitu, aku harus bilang apa pada teman-teman sekelasku?”

“Kamu memulai debut dengan novel tentang kehidupan s*ks seorang ibu dengan putranya.”

“H-Hentikan.”

Tapi Mirei bicara lebih lanjut, “Oh tidak! Mungkin ejakulasi dini!” Dia pasti tampaknya telah salah memahami sesuatu. “Gadis-gadis akan melihatmu dengan jijik! Itu tidak baik, ayo berlatih bersama dengan ibu!”

Kenapa aku bahkan mau mencoba berteriak balik ke pelempar tombak ini sih…

Aku benar-benar sudah kehilangan minat, jadi aku membiarkan Ibuku berenang dalam khayalan apa pun yang dia miliki.

“Ngomong-ngomong, kamu belum memberitahuku penghargaan apa yang kamu menangkan…”

Bagaimanapun juga, aku tidak pernah mendengar soal kontes novel erotis, dan aku cukup yakin kalau itu adalah genre yang lemah.

“Itu adalah penghargaan novelis semua genre.”

“P-Penghargaan terbesar!”

Aku mau tidak mau menegakkan postur dudukku.

“Huh? Apakah ini benar-benar hebat?”

Mirei bingung, bertanya-tanya mengapa putranya terkejut.

“Tapi Haru-kun, kamu tahu, ibumu tidak bisa melakukannya sendiri…”

Mirei jatuh tertelungkup dan mencengkeram anaknya, menangis.

Sungguh kejamnya hidup. Pada dasarnya, Mirei adalah tipe orang yang akan melakukan kesalahan bodoh dalam segala hal yang dia lakukan. Bahkan ketika dia mendapat pekerjaan paruh waktu, dia selalu gagal dan langsung dipecat.

“Diakui sebagai penulis adalah kesempatan yang tak terduga untuk Ibu. Tapi seperti biasa, Ibu mungkin akan gagal entah bagaimana... Untuk mencegah hal itu terjadi, Ibu ingin kamu membantuku, Haru-kun. Ibu mohon!”

“Aku punya firasat buruk tentang ini…”

“Hanya karena Haru-kun akhir-akhir ini jadi dingin akibat puber, Ibu tidak menganggap ini sebagai kesempatan agar dapat membuatnya dekat dengan Ibu lagi, kok.”

“Apakah itu yang kamu pikirkan tentangku?”

Dia ibu yang buruk!

“Ayolah-Ayolah, Haru-kun,~~~~! Ibu mohon, kita akan menghidupkan kembali ikatan kita sebagai ibu dan anak~~~~!”

“Ya Tuhan! Hentikan dulu! Aku akan melakukannya untukmu, oke!”

Yah, mau bagaimana lagi… Memang benar kalau hadiah uang dan royalti itu menarik untuk keluarga kami yang miskin ini, dan juga merupakan kesempatan tak terduga bagiku untuk tumbuh sebagai penulis.

“Berapa banyak uang yang kamu dapatkan?”

“Lima juta yen.”

“A-Apa? Bukankah itu agak kebanyakan?”

Kok bisa? Aku tidak bisa menolak tawaran ini lagi!

“Bukankah ada pemenang di kategori lain?”

“Yah, jumlah total 10 juta itu akan dibagi di antara para pemenang,” katanya. “Tapi hanya ada dua pemenang kali ini.”

“Kurasa begitu. Editor juga bilang kalau kali ini panennya buruk. Tapi dia bilang kalau jelas ada beberapa karya individu yang menarik.”

“Dan salah satunya adalah karyamu?”

“Karyamu, Haru-kun.”

Senyum sombong…

Aku ingin menendangnya keluar dari… rumah ini, dengan senyuman begitu.

Aku menghela nafas, yang tampaknya jiwaku bahkan sekalian keluar.

“Tapi siapa pemenang satunya lagi…?”

Aku menyilangkan tanganku.

“Aku penasaran siapa orang ini? Apakah kamu tidak tahu apa-apa?”

“Oh, mereka tentunya mengirim tautan untuk ke situs khusus hal itu. Kurasa aku mungkin pernah melihatnya dan mendapat ide untuk melakukan hal yang sama.”

“Hal yang sama? Apa maksudmu?”

“Pokoknya, nih, coba buka laptopnya.”

Mirei meraih tanganku dan menuntun tanganku ke laptop di atas meja…

Kenapa wanita ini suka sekali menyentuhku, sih? Ini mungkin bisa mengarah pada pelecehan seksual.

“Lihat, Haru-kun, ini!”

Kenyal-kenyal.

Mirei menekan payudara besarnya ke anaknya dari belakang.

Itu memang tekanan yang sangat besar, tapi…

“Hei, jangan ditekan-tekan padaku, itu menjengkelkan.”

“Kenapa wajahmu merah, Haru-kun… Apakah kamu sebetulnya merasakan payudaraku? Kyaa! Ibu sangat malu…! Haru-kun merasakan bagian sensitifku. Tapi ibumu ini akan memaafkanmu, apapun untukmu…! Kamu telah melakukan banyak hal ini dan itu pada Ibu sejak kamu masih kecil... Dan sekarang setelah kamu dewasa...! Kyaa! Astaga! Aku ibumu, Ibu tidak bisa melakukan hal-hal… semacam itu…”

“Jadi, ini situsnya, kan?”

Aku mengklik mouse, mengabaikan ibuku yang malu-malu di belakang.

Ini adalah situs khusus untuk Penghargaan Novel Pendatang Baru Semua-Genre. Ini ditampilkan dengan jelas di bagian atas halaman.

“Memang benar, informasi tentang pemenang ditampilkan di berita utama. Tapi apa-apaan ini…”

Aku mengertakkan gigi frustrasi, rasa frustrasi yang berbeda saat pada ibuku.

“Ini! Seorang siswa SMA aktif telah memenangkan penghargaan!”

Kata-kata itu ditulis dengan huruf tebal.

Tidak sepertiku, yang membuat debut sebagai penulis atas nama ibuku.

Sesama pemenang penghargaan ini, yang nama penanya adalah Karin, adalah..

Seorang siswa SMA asli memulai debutnya sebagai penulis…!

Sialan, apakah ada yang bisa lebih membuat frustrasi dari pada itu?

“Ibu sudah siap Haru-kun, bersikaplah lembut padaku… (mata hati)”

Aku menjatuhkan wanita nafsuan yang entah bagaimana mulai melepaskan bra-nya di belakangku, dan menggunakan rasa frustrasiku sebagai motivasi untuk mulai menulis novel baru.

Aku tidak boleh kalah, aku pasti akan memenangkan penghargaan dan memulai debutku sebagai penulis sesegera mungkin.

Dan!

Aku akan menyatakan cintaku pada cewek di kelasku…!



Sebelumnya - Daftar Isi - Selanjutnya