[WN] Ore wa Souseki wo Shiranai ~Itsu no Ma ni ka Kanojo ga Dekitemashita~ Chapter 2 Bahasa Indonesia

 

Chapter 2: Di Kelas Saat Istirahat

 

Saat memasuki istirahat singkat antar pelajaran, banyak orang mengerumuni Ayashiro.

Ayashiro Shiori adalah makhluk yang populer. Berkelakuan baik, nilai bagus, juga disebut sebagai andalan klub basket putri dengan refleks motorik yang sangat baik, dan yang paling penting, dia memiliki kepribadian yang baik. Apalagi, dia mendapat kepercayaan mendalam dari para guru. Tidak hanya itu, Ayashiro Shiori juga cantik. Dengan rambut hitam menawan yang dipangkas dalam gaya rambut pendek yang menonjolkan wajahnya yang menarik, dan juga sepasang tangan dan kaki yang ramping seperti model. Sebelumnya, dia berambut panjang dan dipangkas jadi rambut pendek baru-baru ini. Ketika dia datang ke sekolah dengan rambut yang berubah drastis, semua orang di sekolah ribut berbicara tentang itu. Pada akhirnya, baik rambut panjang atau rambut pendek tentunya akan cocok dengan wanita cantik, aku sudah terbiasa akan hal itu. Saat penampilannya diterima baik oleh anak laki-laki maupun perempuan, dia menjadi seseorang yang tidak bisa didekati.

“Apa yang kamu lihat, Isakacchi?”

Orang yang memulai percakapan denganku sambil menyentuh punggungku dengan *tsuntsun* adalah orang yang duduk di belakangku, Shibasato Anna.

“Bukan apa-apa. Hanya melihat orang-orang yang berkumpul seperti biasanya.”

“Aa~ Ayashiro-san? Yah, selalu seperti itu, kan? Itu mengingatkanku, Isakacchi dekat dengan Ayashiro-san, kan? Tapi sebaliknya, kamu tidak banyak berbicara dengannya di kelas, kan?”

“Benar… Setelah kamu menyebutkannya, aku memang tidak banyak bicara dengannya di kelas. Yah, jika aku mencoba untuk berbaur di sana, itu pasti akan aneh seperti yang diharapkan, kan?”

Saat mengatakan kalimat itu, pandanganku beralih ke Ayashiro yang dikelilingi oleh teman-teman sekelas kami.

“Tentunya aku akan tertawa jika ada Isakacchi di antara kerumunan itu.”

“Aku sadar kalau aku yang membahasnya duluan, tapi ayo tidak usah ngomongin itu. Tapi, kami hanya akan pulang bareng cuma saat kebetulan ketemu karena rumah kami berada di arah yang sama. Yah, jika kami pulang bareng, kami masih ngobrol agak banyak. Tapi, hanya sedekat itu.”

Ayashiro, orang paling populer di sekolah, dan aku, yang biasa-biasa saja yang berbeda darinya, ternyata sangat akrab. Meskipun kami berasal dari SMP yang sama. Daripada kami sudah dekat sejak saat itu, kami malahan baru mulai dekat saat kami masuk SMA. Karena kami berasal dari SMP yang sama, maka mau tidak mau arah kami saat pulang ke rumah itu dekat. Ada juga beberapa kali kami pulang bersama setelah kegiatan klub kami. Awalnya, hanya sebatas sapaan. Tapi, ketika semakin sering, kami mulai saling ngobrol.

Meskipun kami baru mulai jadi teman sekelas saat kelas dua, kami juga jarang ngobrol di kelas. Jadi, jumlah orang yang tahu bahwa kami itu dekat seharusnya sedikit, kan? Karena aku pikir lebih mudah untuk melewatkan waktu kalau seperti ini. Aku tidak pernah berbicara dengannya lebih dari yang diperlukan.

“Daripada membicarakan hal *tekateka* begitu, maukah kau menunjukkan catatan pelajaran sebelumnya?”

TLN: Tekateka adalah onomatopoeia (kata yang merujuk suara kayak duaar, duak, meong, dll) untuk sesuatu yang cerah.

“Kamu ketiduran lagi?”

“Bukan aku yang nakal. Yang nakal adalah kursi dekat jendela ini yang membuatku mengantuk.”

“Jangan membuat alasan. Astaga… Nih. Biar kukasih tahu, ini akan jadi yang terakhir kalinya, oke?”

Aku bertanya-tanya sudah berapa kali aku mengatakan kalimat itu.

“Terima kasih~! Seperti yang diharapkan dari Isakacchi! Aku mencintaimu~!”

“Tidak ada yang lebih murah dibandingkan dengan ‘cinta’ Anna, ya?”

TLN: Kata yang digunakan Anna sebenarnya adalah (Aishiteru), bagi yang belum tahu perbedaan antara Aishiteru dan Suki. Suki adalah kata untuk menunjukkan cintamu untuk pasangan terlepas dari apa pun. Jadi misalnya pada pacar, atau saat kamu menembak gebetanmu. Adapun Aishiteru adalah tingkat kata cinta yang lebih tinggi dibandingkan dengan suki, sesuatu yang hanya kau tunjukkan pada separuh jiwamu. Jadi biasanya hanya digunakan oleh pasangan suami istri. Dan kali ini, Anna kita baru saja menyebut itu.

Karena tempat duduk Anna di belakangku, sudah biasa untuk diandalkan seperti ini, main-main rayuan seperti ini, atau meributkan sesuatu. Meski terkadang aku merasa itu menyusahkan, kehidupan sehari-hariku dipenuhi dengan hal ini. Keseharianku tidak semenyilaukan kehidupan sehari-hari Ayashiro dan murid-murid di sekitarnya. Tapi, untuk bisa mendapatkan teman dalam jumlah yang wajar, dan melakukan olahraga dan belajar seperti sekarang. Aku sudah puas dengan kehidupan sekolah yang biasa ini.

“Kouta-kun. Bolehkah aku menyita waktumu sebentar?”

Saat aku sedang berpikir bahwa akan sangat bagus jika kehidupan biasa ini dapat terus berlanjut seperti ini, Ayashiro berbicara padaku.

 

Sebelumnya - Daftar Isi - Selanjutnya