[WN] Ore wa Souseki wo Shiranai ~Itsu no Ma ni ka Kanojo ga Dekitemashita~ Chapter 6 Bahasa Indonesia
Chapter 6: Di Kelas Sebelum Pelajaran Pertama #2
Kelas menjadi sunyi seketika. Saat itu semua tatapan tertuju padaku. Tapi, masa hening itu segera berakhir, dan kemudian banyak orang datang ke arahku seolah-olah mereka adalah sebuah ombak sambil mengajukan banyak pertanyaan.
“Apa maksudmu?!”
“Isaka pacarnya?!”
“Apakah kalian berdua bahkan sedekat itu?!”
Pikiranku tidak dapat mencerna semuanya, tapi pertanyaan terus berdatangan.
“Tunggu, tunggu, tunggu! Harap tenang dulu!”
Tidak peduli berapa keras aku mencoba menghentikan mereka, tidak ada efek sama sekali. Dalam keadaan seperti itu, kondisinya tidak bisa dikendalikan sama sekali. Seolah mencoba meminta bantuan, aku mengalihkan pandanganku ke arah Shiori, yang menjadi penyebab kekacauan ini, tapi entah kenapa, ekspresinya dipenuhi dengan senyuman yang seolah-olah berubah total. Aku tidak bisa memahaminya lagi karena pertanyaannya terus meningkat.
“BERHENTIIIIIIIIIIIIIIII!”
Tiba-tiba ada suara super keras yang bisa terdengar bahkan dalam kekacauan itu. Itu adalah suara yang familiar di telingaku, dan pastinya pemilik suara itu adalah Anna. Berkat Anna, semua orang yang datang bisa kembali tenang.
“Meskipun ada banyak pertanyaan yang ingin kalian tanyakan. Tapi, jika kalian semua bertanya sekaligus, bahkan Isakacchi pun tidak bisa menjawabnya, kan? Harap tenanglah sedikit.”
Hebat sekali Anna. Padahal biasanya dia pemalas, periang, tidak bertanggung jawab, dan hanya pandai berjiwa besar. Tapi, dia pasti akan membantuku saat aku dalam keadaan terjepit seperti ini. Seperti yang diharapkan, apa yang harus kalian miliki dalam hidup adalah seorang sahabat.
“…..Lalu, Isakacchi… Bisa tolong jelaskan?”
Itulah yang aku pikirkan. Saat aku memalingkan wajahku ke arah Anna, ekspresinya tidak terlihat ingin membantuku sama sekali. Ada senyum, tapi, aku bisa melihat ujung alisnya berkedut. Jika dibandingkan dengan senyumnya yang biasa, senyumnya yang berkedut ini entah bagaimana menunjukkan bahwa dia sedang marah. Mungkin menurut orang itu sendiri, aku, yang selalu bilang kalau aku tidak tahu sama sekali sejak tadi, sedang berbohong ketika situasinya menjadi seperti ini. Wajar jika terkejut seperti ini, kan? Tapi, aku tidak ingin hubungan baikku dengan Anna putus seperti ini.
“Tolong jelaskan itu…. adalah apa yang aku juga ingin tahu, lho.”
“Hee… Kayaknya masih mau berpura-pura bodoh.”
“Ini tidak pura-pura. Aku benar-benar tidak tahu.”
Di tempat ini, tidak ada yang tahu soal hal itu. Ada beberapa kemungkinan yang bisa aku pikirkan tentang keributann pacar ini, itu pastilah lelucon hingga namaku bisa muncul seperti ini, kan? Pada kesempatan ini, mari kita kesampingkan alasannya, karena penjelasannya menjadi prioritas utama.
“Ayashiro, ini lelucon, kan? Jika, kamu tidak menjelaskannya dengan benar, semua orang akan terus salah paham, lho?”
Aku meminta penjelasan dari Shiori tapi, orang itu sendiri menoleh tapi tidak menanggapi.
“A-Ayashiro?”
Masih belum ada jawaban. Tapi, dia cemberut sambil menatapku. Seharusnya tidak seperti itu, kan? …..Tidak, tapi alur ini jelas tidak bagus… Tapi meski begitu, percakapan tidak akan bisa berlanjut seperti ini….
“Shi-Shiori?”
“Ada apa?”
Dia akhirnya menjawab sambil tersenyum ramah seolah-olah dia berbunga-bunga.
“Memanggil Ayashiro-san dengan ‘Shiori’?!”
“Jadi memang benar?!”
Dan suasana mulai ribut lagi. Inilah sebabnya kenapa aku tidak ingin melakukannya ... Yah, topik ini tidak ada hubungannya... seharusnya tidak ... Tapi kami perlu membicarakan ini dengan benar.
“Apa maksudmu dengan ‘Kamu punya cowok’ atau ‘Pacaran’? Dilibatkan seperti ini secara tiba-tiba itu seperti membawaku ke tengah kekacauan. Itu salah paham, kan? Apakah itu hanya salah ngomong atau lelucon, tolong jelaskan dengan benar.”
“Tidak ada yang perlu dijelaskan.”
Shiori perlahan datang ke arahku. Tapi, entah kenapa, dia terlihat agak menakutkan.
“Maaf. Sebenarnya, aku ingin merahasiakannya. Tapi, aku tidak berhasil karena aku merasa sangat bahagia.”
Saat dia sampai di sampingku, Shiori mengucapkan kata berikutnya sambil menghadap semua orang.
“Tapi sekali lagi, Kami memang pacaran.”
Aku masih tidak mengerti. Aku tidak ingat sama sekali. Namun, sepertinya Shiori tidak berbohong. Apakah? Apakah kepalaku terbentur sesuatu?
Post a Comment