[WN] Gift "Mugen Gacha" de Level 9999 Chapter 15 Bahasa Indonesia
Chapter 15 - Party Baru “Badut Hitam”
Lantai tiga dungeon.
Rawa-rawa dihuni oleh katak raksasa, lintah beracun, nyamuk, dan monster lainnya.
Ada banyak rawa besar dan kecil, serta mudahnya kehilangan pijakan dan terjebak di rawa.
Oleh karena itu, tempat itu dianggap lebih berbahaya daripada lantai satu dan dua.
Jumlah hadiah yang tinggi dapat diperoleh dari lantai tiga, tapi tidak banyak petualang dapat sampai ke sana.
Malam ini, setelah berburu, empat anggota dari party manusia yang terlatih telah mendirikan tenda mereka di tanah dengan pemandangan yang bagus dan selesai mempersiapkan perkemahan.
Mereka meninggalkan anggota yang bertanggung jawab atas shift malam guna bersiap untuk hari esok dan tidur.
Semuanya adalah manusia dan berlevel sekitar 50.
Mereka adalah party veteran yang telah berburu di rawa berkali-kali.
Dua di antaranya bergiliran melakukan jaga malam.
Di depan api unggun, dua anggota yang bertugas jaga malam mengobrol untuk melupakan rasa kantuk mereka.
Percakapan secara alami terkait dengan misi mereka.
“Kudengar kalau beberapa hari yang lalu beberapa Ras Binatang terlibat masalah dengan party manusia yang disebut Badut Hitam. Mereka adalah party manusia baru yang muncul baru-baru ini, dan para Ras Binatang itu bukanlah tandingan mereka. Sungguh melegakan mendengar kalau Ras Binatang yang biasanya arogan dipukuli sampai babak belur.”
Svalan, pengintai dalam party dan bertugas menemukan musuh, berbicara dengan gembira sambil meminum air hangat.
Gilbert, barisan depan party, juga berjaga malam. Dia mengusap dagu dengan telapak tangannya yang kasar.
“Memangnya siapa yang disebut Badut Hitam ini?”
“Apa kau tidak tahu? Itu adalah party petualang paling terkenal sekarang. Seorang anak laki-laki bertopeng badut, seorang ksatria emas, dan seorang putri peri telah mencapai lantai lima dungeon hanya dalam beberapa hari.”
“Hei Svalan, jangan membohongiku. Kita semua tahu kalau mustahil mencapai lantai 5 dalam beberapa hari, kan? Jika kau mau bohong, kamu harus lebih realistis.”
“Tidak, benaran kok. Sebenarnya, mereka bahkan membawa batu sihir Yeti ke Serikat Petualang. Banyak petualang benar-benar melihatnya di tempat kejadian. Tapi, bagaimana caranya “Badut Hitam” itu berhasil mencapai lantai 5? Sepertinya tidak ada yang tahu bagaimana mereka melakukannya…”
Svalan juga mengatakan kepadanya fakta yang sulit dipercaya.
“Dan bocah bertopeng badut itu ternyata bisa mengeluarkan sihir kelas taktis tanpa rapalan di usia segitu.”
“...Tidak, tidak, tidak mungkin. Itu mustahil. Mungkin kau bisa menipu penyihir amatir, tapi aku tidak akan tertipu. Aku memang seorang petarung baris depan dan tidak tahu banyak soal sihir, tapi aku telah melakukan ini selama bertahun-tahun. Setidaknya aku memiliki pengetahuan dasar soal sihir.”
“Aku mengerti perasaanmu, Gilbert. Awalnya aku juga tidak percaya. Tapi aku kenal seseorang yang pernah melihatnya mengeluarkan sihir tanpa rapalan. Dan itu pun bukan sembarang petualang, tapi penyihir manusia.”
“Aah, maksudmu Miya, adik dari di rambut merah?”
Seorang penyihir manusia sangat jarang ditemukan.
Apalagi jika itu adalah seorang wanita.
Miya putus sekolah sihir karena masalah keuangan. Namun, dia tetaplah seorang penyihir di mata petualang.
Ketika dia pertama kali muncul di kota ini, beberapa party manusia mendekatinya. Namun, mereka gagal total karena kehadiran kakaknya dan Miya yang pemalu. Mereka tidak ingin membuat penyihir marah dengan merekrutnya secara paksa, jadi tidak ada yang berani mengganggunya setelah itu.
Dari sudut pandang ras lain, ada prasangka bahwa “penyihir manusia itu tidak berguna”. Selain itu, harga diri mereka tidak akan membiarkan mereka tunduk pada ras yang lebih rendah dari mereka. Itulah sebabnya party ras lain tidak pernah mencoba merekrutnya.
Sepertinya Miya, yang cukup terkenal itu, sedang asyik mengobrol di dalam restoran.
Bukan hanya kelas tempur, tapi dia juga bisa menggunakan sihir kelas taktis tanpa rapalan.
Gilbert menelan ludah karena tegang.
“...Jika benar begitu, itu cerita yang gila. Manusia yang bisa menggunakan sihir tanpa rapalan. Dia penyihir jenius... Tidak, seorang pahlawan. Mungkin saja dia adalah reinkarnasi pahlawan, kan?”
Jika orang tersebut adalah elf, ras iblis, atau ras naga yang hebat dalam sihir, itu bisa dimengerti.
Tapi dari apa yang mereka dengar, yang melakukan itu adalah manusia.
Berdasarkan akal sehat sebagai seorang petualang, meski dunia jungkir balik sekalipun, itu hal yang mustahil.
Jadi mustahil dia tidak terkejut.
Sementara Gilbert terkejut, Svalan meminum air hangatnya.
TLN: Admin kira, “Gilbert kaget, Svalan ngocok” wwkkwkw
“Pahlawan, reinkarnasi pahlawan... Gilbert, bukankah itu analogi yang bagus? Kuharap di masa depan, pahlawan itu akan menghilangkan omong kosong rasisme ini. Setiap kali, mereka selalu memandang rendah kita.”
“Yah, kau benar... diskriminasi terhadap ras manusia itu mengerikan. Kurasa belakangan ini semakin buruk dari sebelumnya.”
“Begitukah? Kupikir selalu seburuk ini, maaf. Aku kebanyakan minum.”
Svalan berdiri dengan sekop di tangannya.
Dia ingin buang air kecil setelah kebanyakan minum air.
Gilbert memberitahunya dengan mengolok.
“Jangan lupa gali lubang dan menguburnya. Aku tidak ingin menghabiskan malam dengan mencium bau kencingmu.”
“Iya, iya. Jangan sampai diserang oleh monster hanya karena kau tidak bersama pengintai party-mu ini.”
“Hahaha. Diam, cepat pergi sana. Jangan kencing di celana.”
“Kau itu yang diam.”
Orang-orang itu berbicara omong kosong tapi tetap waspada.
Svalan menjauh dari api unggun dan masuk ke dalam kegelapan untuk membuat baunya jauh dari sana.
Dia tidak ingin menunjukkan dirinya yang setengah telanjang, meskipun itu dengan teman-temannya. Jadi dia menjaga jarak dan pindah ke kegelapan.
Ketika dia cukup jauh, dia menggali lubang di tanah.
“Fuuuh.…”
Sebagai seorang pria, dia bisa melakukannya sambil berdiri
Setelah selesai, ia mencuci tangannya dengan air dan menutup kembali lubang tersebut menggunakan sekopnya.
Jika lubangnya terlalu dangkal, baunya akan mencapai api unggun dan tenda, jadi petualang yang berpengalaman akan menggali lubang lebih dalam.
Pemula tidak mengetahui hal ini, jadi mereka hanya mengikuti apa yang mereka lihat dan menutup lubangnya sesuai keinginan mereka, dan membuat kesalahan.
Ketika Svalan masih baru, dia sering gagal melakukan ini dan selalu dimarahi oleh teman-temannya...
“Nah, itu kenangan yang indah... Tidak, tidak indah. Kencing Gilbert sangat bau sehingga kemah dibongkar, dan mereka harus pindah.”
Tiba-tiba dia teringat sesuatu yang membuatnya marah, jadi dia kembali ke api unggun untuk memberikan komentar sarkastik lagi pada Gilbert.
Gilbert seharusnya sedang duduk di dekat api unggun dengan membungkukkan tubuhnya yang besar seperti beruang.
Tapi dia sudah pergi.
“Apa?”
“Kamu cuma serangga. Bukankah tidak sopan membuatku menunggu?”
Mayat Gilbert tergeletak di tanah, kepalanya terpenggal dari tubuhnya.
Dan seorang pemuda Elf tak dikenal berdiri di sana, menginjak kepalanya.
Post a Comment