[WN] Ore wa Souseki wo Shiranai ~Itsu no Ma ni ka Kanojo ga Dekitemashita~ Chapter 9 Bahasa Indonesia
Chapter 9: Di Gedung Olahraga Selama Kegiatan Klub
Saat sepulang sekolah, gedung olahraga selalu dibanjiri dengan kemeriahan yang berasal dari kegiatan klub. Klub bulu tangkis tempatku bergabung pun tidak terkecuali, hari ini seperempat ruang gedung olahraga ditetapkan untuk digunakan oleh kami. Kami melakukan latihan kami selama babak ini.
“Tunggu! Apa artinya ini!”
Di sela-sela latihan, orang yang mendekatiku dengan penuh semangat adalah Honomura Chisaki yang berasal dari klub bulu tangkis yang sama. Dalam keadaan mengenai jumlah anggota klub bulu tangkis dan tempat latihan, anak laki-laki dan perempuan diperlukan untuk berlatih bersama. Lebih tepatnya, itu dipisahkan antara anak laki-laki dan perempuan. Tapi itu masih diperlakukan sebagai satu departemen yang sama. Karena itulah, aku yang laki-laki dan Chisaki yang perempuan berlatih bersama seperti ini. Di antara siswa yang seangkatan denganku, aku menghabiskan banyak waktu bersama dengan Chisaki. Meskipun aku bilangnya begitu, setiap kali kami bertemu, kami akhirnya sering bersaing satu sama lain. Itu adalah hubungan yang sebagian besar berkembang menjadi konflik di mana kami saling berdebat. Itu disebut sebagai adegan “Pertengkaran sepasang kekasih dimulai lagi” oleh orang sekitar. Tapi, itu sama sekali bukanlah hubungan seperti itu. Aku bukannya memikirkan dia, tapi tidak salah kalau dibilang kami itu dekat. Malahan, dia adalah teman yang bisa aku percayai.
“Ada apa sih tiba-tiba begitu?”
“Ada rumor soal kamu dan Ayashiro-san, p-pacaran lho! Y-Yah? Tapi, tidak mungkin orang sepertimu pacaran dengan Ayashiro-san kan, jadi kurang lebih aku ingin mendapat penjelasan darimu.”
Tidak banyak waktu telah berlalu, tapi tampaknya kegemparan pagi ini sudah menyebar ke mana-mana. Bukan hanya Chisaki, tapi beberapa orang lain juga ingin menanyakan itu, bukan seperti mereka mendekatiku secara langsung, tapi itu bisa terlihat dari tatapan mereka. Hanya masalah waktu sebelum itu benar-benar menyebar ke seluruh sekolah.
“Ah, iya. Memang benar seperti itu. Ada banyak hal yang terjadi, dan aku akhirnya pacaran dengan Shiori.”
“Huh? T-Tunggu sebentar! Aku tidak mengerti... Sejak kapan kau memanggilnya Shiori.... Apa yang terjadi?”
“Ng…. aku juga ti…. Yah, bodo amat dengan detailnya. Pokoknya begitulah.”
Sebelum aku menyusun semuanya, kupikir akan lebih baik untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak pantas kepada orang lain.
“Aku tidak setuju dengan itu!”
“Tidak penting apakah Chisaki setuju atau tidak, kan? Sebaliknya, kenapa kau begitu terganggu soal itu sih?”
“I-Itu….”
Chisaki yang sangat semangat sampai beberapa saat yang lalu, tiba-tiba menjadi lemah lembut. Cewek adalah makhluk yang tertarik dengan urusan percintaan orang lain. Aku mengerti kalau dia ingin mengetahui detail kisah cintaku karena kami sangat dekat. Aku jadi bingung apakah mau berkonsultasi tentang hal itu padanya atau tidak. Karena tidak peduli seberapa besar aku mempercayainya, aku masih tidak percaya diri untuk membicarakan padanya hal-hal yang aku sendiri tidak bisa.
“Lagian…. Bukankah kamu masih belum bisa melupakan mantan pacarmu? Dari selingkuh sampe putus.. Bukankah kamu bilang ‘Aku tidak tertarik dengan cinta untuk saat ini’…. Dan juga ‘Aku tidak ingin punya pacar’ ….Itulah sebabnya aku….”
Dipancarkan dari tatapan serius Chisaki, bahwa itu bukanlah perasaan tidak murni layaknya penonton yang penasaran ataupun ingin mengolok-olokku, tatapan itu juga terasa sedikit sedih.
“Aku baru ingat, Chisaki tahu soal itu kan…. Aku telah membuatmu khawatir ya.”
Aku lupa. Aku pernah bercerita pada Chisaki sebelumnya, tentang masalah antara aku dan mantan pacarku.
Post a Comment