[LN] Chitose-kun wa Ramune Bin no Naka Volume 1 Chapter 2.4 Bahasa Indonesia

 


Chapter 2: Kenta-kun di Dalam Kamar

4

 

Jam pelajaran ketujuh telah berakhir, dan aku sedang menunggu di tempat parkir sepeda ketika Yua muncul dengan setengah berlari, terlambat sekitar lima menit. Aku mendapati bahwa itu sedikit menarik, mungkin dia tidak menyadari bahwa aku sedang melihatnya, dia berhenti sebentar di depanku dan menyesuaikan poninya yang berantakan sambil melihat ke cermin genggam.

“… Maaf, apakah kau menunggu lama?”

“Tidak sama sekali, aku baru saja sampai. Cuma bercanda, sebenarnya aku cukup gelisah dan muncul sekitar tiga puluh menit yang lalu, tehe~”

“Ahh, aku kehilangan motivasiku untuk meminta maaf”

Yua menatapku dengan tidak setuju sambil mengipasi wajahnya dengan tangannya.

”Apakah segalanya baik-baik saja dengan klub musik tiup?”

“Yeah, hari ini adalah hari bebas untuk berlatih atau tidak, jadi aku baru memberitahu mereka bahwa ada yang harus aku lakukan.”

Tadi malam, aku menelepon Yua, menjelaskan situasinya, dan memintanya untuk menemaniku ke rumah Yamazaki. Tentu saja, aku juga bisa pergi sendiri, tapi entah itu baik atau buruk, aku akan terlalu menonjol. Terutama di antara anak laki-laki, ada beberapa yang menyatakan ketidaknyamanan hanya dengan menyebut “Chitose”

…Hiks.

Jika Yamazaki-kun adalah salah satu dari anak laki-laki itu, maka ada kemungkinan besar dia akan menolakku dengan “Untuk apa kau datang ke sini, dasar bajingan fakboy!?”. Mungkin karena kecemasan tentang kejadian serupa tentang tawaran Nanase untuk menemaniku.

Namun, Nanase sama terkenalnya denganku, jadi jika dia adalah tipe “kematian bagi riaju”, maka tidak ada gunanya membuatnya ikut serta. Jika ditangani dengan buruk, dengan “Jadi dua riajuu genit ada di sini mencoba terlihat bagus, huh? F*ck.”, Situasinya bahkan bisa menjadi lebih buruk

… Tunggu, apakah aku perlu membantu orang ini?

Yah, selain itu, hal yang sama berlaku untuk Yuuko. Karena dia bicara tanpa berpikir, itu akan menjadi lebih buruk

Pada titik itu, Yua bukanlah anggota yang paling mencolok dari grup kami, dan dia juga bukan tipe yang langsung memancarkan aura riajuu dalam sekejap. Dia juga cocok dengan tipe gadis biasa, dan dia pandai menjaga jarak, jadi hampir tidak ada kesan buruk yang tertinggal tentangnya setelah pertemuan pertama mereka. Keuntungan memiliki seorang gadis di sampingku akan lebih besar.

Pada dasarnya, semua laki-laki ingin terlihat bagus di depan perempuan… bukan?

“Saku-kun ?”

“… Itu adalah pujian, pujian. Jelas ada kebaikan untuk menjadi biasa”

”Aku tidak yakin apa yang kau bicarakan, tapi aku dapat mengetahui bahwa kau memikirkan sesuatu yang tidak sopan. Pokoknya, rumah Yamazaki-kun lumayan jauh, bukan? Bagaimana kita pergi ke sana ?”

“Itu semua sudah diatur. Aku meminjam sepeda ibu-ibu milik Kaito, lihat. Dia bilang itu tak masalah selama aku mengembalikannya sebelum kegiatan klubnya berakhir.”

Aku dan Yua berjalan ke sekolah dengan alasan aneh bahwa kami suka berjalan di sepanjang sungai, tapi pada dasarnya, di SMA kami, atau lebih tepatnya SMA di prefektur Fukui, sebagian besar siswa datang ke sekolah menggunakan sepeda. Satu-satunya siswa yang berjalan ke sekolah adalah mereka yang rumahnya sangat dekat, atau mereka yang rumahnya sangat jauh sehingga mereka harus naik kereta.

Ngomong-ngomong, bukan karena Kaito norak atau semacamnya, hanya saja karena alasan tertentu, para siswa di Fukui memiliki kecenderungan untuk lebih memilih sepeda ibu-ibu daripada sepeda gunung dan sepeda cross. Hanya untuk memastikan, sangat elok bagi anak laki-laki Fukui untuk menurunkan jok mereka ke posisi terendah

“Tetap saja, aku juga tidak punya sepeda, lho?”

“Kau bisa naik di belakang, kan? Jaraknya sekitar dua puluh menit menggunakan sepeda”

Aku melepas kunci sepeda ibu-ibu Kaito dan berbicara sambil menduduki jok sepeda.

“Tetap saja, jika polisi melihat, mereka akan menyuruhku turun, lho.”

TL Note : ada aturan bahwa sebenarnnya sepeda tidak boleh berboncengan walau punya jok di belakang, kalau gak salah bisa denda sebesar 6 jutaan. Paling ringan dinasehati.

“Sekarang lihat kesini, Yua. Seorang remaja SMA laki-laki dan perempuan  bersama-sama di atas sepeda adalah lembaran penting dalam masa muda seseorang. Tentu, jika seseorang mengatakan itu berbahaya atau melanggar undang-undang lalu lintas jalan maka kita harus meminta maaf, dan jika itu adalah internet, aku pasti akan dicerca. Tapi bukankah menurutmu membosankan menjalani kehidupan di mana kau melempar batu ke orang yang kau sudah tahu tidak bisa melawan balik? Kura-sen mengatakan sesuatu seperti itu.”

“Masalahnya adalah Iwanami-sensei tidak menjalani kehidupan yang bertanggung jawab sejak awal…”

Hm, itu mungkin benar. Tapi itu bukan alasan untuk menyerah.

“Aku juga berpikir bahwa akan membosankan jika remaja laki-laki dan perempuan seusia kita menyelesaikan kehidupan SMA mereka tanpa pernah mengalami bersepeda yang menyenangkan dan memalukan bersama-sama. Jika kita dimarahi, mari kita berdua meminta maaf, oke”

“Meski, bukan itu masalah sebenarnya..”

“Faktanya, ini lebih berat dan lebih lambat saat ada dua orang daripada saat ada satu orang yang mengayuh sendiri. Rem ini juga dirawat dengan baik. Jika kita melaju perlahan, itu masih jauh lebih aman daripada orang-orang yang bersepeda di jalanan yang menabrak sesuatu. Dan kau bisa turun di tempat yang banyak pejalan kaki”

“Aku tidak seberat itu. Aku bahkan tidak makan banyak hari ini”

Dengan enggan Yua duduk menyamping di alas di belakang sepeda

“Sepeda Kaito memiliki hubstep yang terpasang di roda belakang, jadi lebih nyaman jika kamu mengangkang dan meletakkan kaki di atasnya, lho? alasnya ketsuage, jadi lebih mudah untuk diduduki”

Ngomong-ngomong, hubsteps adalah tongkat pendek yang dipasang di bagian tengah roda belakang, digunakan sebagai pijakan saat berkendara dengan dua orang. Alas ketsuage mengacu pada penyesuaian khusus di mana bagian belakang jok diangkat menggunakan prinsip pengungkit sehingga pas saat kau duduk di atasnya. Sekali lagi, untuk memastikan, ini adalah sesuatu yang telah populer di antara riajuu Fukui sejak lama

“Aku tidak biasa melakukan itu dengan sebuah rok”

“Yah, kurasa kau ada benarnya. Tapi itu akan menjadi tidak stabil dan berbahaya, jadi pastikan untuk berpegangan pada bahu atau pinggangku, oke?”

“Ehhhh…”

Yua ragu-ragu untuk beberapa saat, lalu terlihat berubah dari keengganan menjadi sangat tidak mau, dia mencubit sisi bahuku dengan ujung jarinya.

“Berhentilah bertingkah seperti kau menyentuh kain kotor…”

Tidak ada gunanya ragu-ragu lagi tentang itu. Aku meraih tangan Yua dan membentuknya menjadi pegangan yang kuat. Ujung jari yang menyentuhku lebih halus dan dingin saat disentuh daripada yang aku duga. Tekanan di pundakku lebih kuat dari yang aku duga, dan itu agak menyakitkan.

Perlahan-lahan, dengan santai, aku mulai mengayuh sepeda. Saat kami memasuki jalan belakang sempit yang terletak di sisi sungai yang berlawanan dengan rute yang biasa kami lalui ke sekolah, meskipun hari belum gelap, jangankan untuk bilang bahwa tidak ada siswa yang berjalan di sepanjang jalan itu, bahkan tidak ada satu jiwa pun yang terlihat.

Setelah terus menyusuri jalan selama sekitar sepuluh menit, kami keluar di jalan yang lebar. Langit cerah seolah mengatakan bahwa inilah sejauh yang ditempuh kota, dan pemandangan khas Fukui yang hanya terdiri dari sawah padi terbentang di depan kami. Masih penuh dengan warna coklat dan agak dingin, tapi saat tibanya bulan depan, padi-padi itu akan dengan senang hati terisi air, bergoyang tertiup oleh angin di bulan Mei

“Punggungmu…”

Setelah kekuatannya pulih kembali, Yua membuka mulutnya

“Saku-kun, punggungmu jauh lebih besar dari yang aku kira. Itu sangat kasar dan cowok banget”

“Aku mungkin terlihat seperti ini sekarang, tapi aku awalnya adalah salah satu pemain baseball terbaik di prefektur. Ini mungkin sulit dipercaya, tapi dalam hal tes kebugaran jasmani, sejak SD aku selalu menjadi yang teratas. Bahkan mengungguli orang-orang seperti Kaito dan Kazuki”

“Aku tahu. Liburan musim panas lalu, kau bermain di lapangan olahraga. Aku menyaksikan dari ruang kelas selama latihan klub musik tiup”

“Itu sebelum kita mulai akrab seperti sekarang, bukan? Apakah sebenarnya kau  adalah penggemar rahasiaku?”

“…Hmm, kurasa..”

Satu tangan pada satu waktu, seolah-olah meraba-raba dalam kegelapan, Yua dengan hati-hati mengubah posisi genggamannya ke pinggangku. Agak geli, tapi aku tetap menghadap ke depan, terus mengayuh dengan kecepatan konstan, seolah ingin menyampaikan kepadanya bahwa aku tidak keberatan sedikit pun.

“Saku-kun, apa yang kau pikirkan?”

“Baik. Aku bertanya-tanya kapan saat yang tepat untuk  ngerem mendadak agar mendapatkan pengalaman punipuni panik yang sangat beruntung. Sedikit saja”

TL Note : Onomatope dari kenyal-kenyal

“…”

“Maaf, bisakah kau berhenti menekan arteri karotis-ku?”

TL Note: Pembuluh darah yang mengantar darah ke otak, letaknya di bagian dalam leher

“Sungguh, kau memang begitu…”

Yua dengan putus asa mengembalikan tangannya ke pinggangku

“Bukan itu, aku sedang membicaran tentang keadaan Yamazaki-kun. Selama istirahat makan siang, apakah ada yang terlintas dalam pikiranmu setelah mendengarkan pendapat yang lainnya?”

“Aku memikirkannya sebentar, tapi sampai pada kesimp bahwa tidak ada gunanya berpikir tanpa petunjuk untuk menerkanya. seperti memutuskan itu adalah sebuah shit lakukan atau mati.”

“Aku mohon padamu, bisakah kau tidak melewatkan sebagian dari kata-katamu?”

 

 

Sebelumnya - Daftar Isi - Selanjutnya