[LN] Chitose-kun wa Ramune Bin no Naka Volume 1 Chapter 2.5 Bahasa Indonesia

 


Chapter 2: Kenta-kun di Dalam Kamar

5

 

Menggunakan aplikasi navigasi di smartphone-ku, kami akhirnya tiba di rumah Yamazaki-kun, yang merupakan rumah tunggal yang sangat umum dengan beratapkan genteng. Rumah itu tidak terlalu baru, juga tidak terlalu tua. Kemungkinan dibangun menjelang pertengahan era Shōwa, jika kalian berjalan di daerah Fukui maka kalian akan melihat sebuah rumah yang modelnya serupa setiap lima puluh meter atau lebih (tapi hanya di daerah perkotaan). Di papan nama kayu yang agak tua, kami bisa melihat nama keluarga Yamazaki yang mulai memudar.

Aku menurunkan Yua di depan rumah dan meninggalkan sepeda di sudut tempat parkir terdekat. Yua menatapku sekilas seolah bertanya “Sekarang bagaimana?”, Tapi aku tidak ragu untuk menekan interkom.

Pi-n, Po-n.

Bel interkom berbunyi, suaranya juga biasa. Aku mengancingkan bajuku sampai ke atas, dan memperbaiki dasiku yang longgar. Meraih tangan Yua, aku membuatnya berdiri tepat di sampingku. Setelah sekitar sepuluh detik, kami mendengar suara yang penuh kewaspadaan.

“…Ya?”

“Selamat sore! Saya Chitose Saku, teman Kenta-kun. Kami berada di kelas dua yang sama dan saya adalah ketua kelas, jadi saya di sini untuk mengirimkan beberapa fotokopian!”

Memilih bahasa yang sopan tapi tidak terlalu formal, aku memberikan senyuman segar kearah kamera interkom.

Dengan beberapa tepukan, aku sedikit menyenggol punggung Yua dari sudut yang tidak terlihat oleh kamera.

“Senang bertemu dengan Anda. Nama saya Uchida Yua. Dia sepertinya tidak datang ke sekolah akhir-akhir ini, jadi saya sedikit khawatir apakah Kenta-kun baik-baik saja…”

Seperti yang diharapkan dari Yua.

Satu tingkat lebih pendiam dan anggun daripada diriku sendiri, tapi masuk ke inti masalah sambil memberikan nuansa akrab. Inilah tepatnya alasan kenapa dia adalah orang pertama yang aku ajak.

『Jauh-jauh datang kesini, ya ampun! Sebentar, saya akan ke sana sebentar lagi.』

Setelah beberapa saat keramaian dan hiruk pikuk bergema dari sisi lain pintu, derai ringan langkah kaki mendekat. Dia mungkin terburu-buru untuk membersihkan apa pun yang terlihat.

“Maaf membuat kalian menunggu. Saya ibunya Kenta.”

Seorang wanita berusia empat puluhan mengintip ke arah kami, tampak agak babak belur. Daripada ramping, pergelangan tangan dan pipinya terlihat lebih kurus kering, dan rambutnya yang diikat dengan tergesa-gesa juga kering, dengan untaian uban yang mencolok. Seolah sedang melakukan evaluasi, dia dengan halus menatap kami dari ujung rambut hingga ujung kaki, lalu mengembalikan pandangannya ke wajah kami sekali lagi.

“Kami mohon maaf karena berkunjung tiba-tiba. Saya harap kami tidak mengganggu Anda.”

Sambil membungkuk sedikit, aku sengaja memberikan senyuman yang menyegarkan. Di sampingku, Yua juga menundukkan kepalanya.

“Kalian sama sekali tidak mengganggu, malah jauh dari itu! Ini sedikit berantakan, tapi silakan masuk.”

Berbicara dengan suara yang sekarang naik sekitar dua nada lebih tinggi, ibu Yamazaki-kun menyiapkan sendal dalam ruangan untuk kami berdua. Fakta bahwa putranya memiliki teman yang datang mengunjunginya karena khawatir adalah nada ke-satu. Mungkin penampilan kami dari semua sisi seperti pasangan rupawan yang populer di sekolah adalah nada kedua.

Pada saat-saat seperti ini, akan berguna untuk terlihat rapi. Ini memungkinkan kalian untuk dengan antusias melewati sejumlah langkah yang diperlukan agar mendapatkan kepercayaan pihak lain saat pertemuan pertama. Terlebih lagi, orang tua mau tidak mau membuat batasan ketika berhadapan dengan seorang guru, tapi mereka biasanya ramah jika itu adalah teman putra mereka. Kura-sen mungkin telah mempertimbangkan hal ini juga, oleh karena itulah dia memintaku sebagai gantinya.

Dia membawa kami ke ruang tamu, dan setelah duduk di sofa, kami ditawari secangkir teh dengan kantung teh di dalamnya. Aku minum dari cangkirku apa adanya, sementara Yua mengambil susu dan mengubahnya menjadi teh susu sebelum menyesapnya.

“Sebelum saya lupa. Ini adalah kopian catatan hari ini.”

Aku mengulurkan kumpulan catatan yang Kura-sen telah percayakan padaku, dan ibu Yamazaki-kun mengambilnya, melihatnya sebentar, lalu menghela nafas panjang.

“Putraku benar-benar membuat kalian repot…”

Memotong kata-kata itu, aku menutup tangan di pangkuanku dan bergumam sambil melihat ke bawah.

“Apakah Kenta-kun baik-baik saja? Ini sudah lama mengganggu pikiranku, tapi saya tidak yakin harus berkata apa, dan sementara saya terjebak pada hal itu, waktu kian berlalu.… Saya sangat berharap kami bisa datang lebih cepat.”

“Saya benar-benar minta maaf karena dia membuat kalian khawatir. Bahkan saya sendiri belum berhasil menemukan kata-kata untuk diucapkan, jadi itu hal yang wajar.”

Ibu Yamazaki-kun mengangkat kepalanya dan menatapku.

“Sebagai ibunya, saya sangat senang teman-temannya datang berkunjung. Saya selalu khawatir kalau-kalau dia tidak punya teman di sekolah.”

Aku memang mendengar dia punya teman di sekolah yang memiliki hobi yang sama, jadi tidak salah lagi fakta kalau dia tidaklah sendirian. Memang benar bahwa kami berdua mungkin sedikit lebih berkilau daripada teman-temannya yang sebenarnya.

“Apakah Kenta-kun juga tidak mengatakan apapun kepada Anda? Um… tentang alasan kenapa dia tidak ingin datang ke sekolah.”

Yua berbicara dengan ragu-ragu saat dia menanyakan pertanyaan itu.

“Itu memalukan, tapi dia belum memberitahuku apa-apa. Pada bulan Januari tahun ini, dia tiba-tiba mengatakan ingin libur dari sekolah, dan sejak itu dia mengurung diri di kamarnya. Saya meninggalkan makanan di depan kamarnya pada waktu-waktu tertentu, dan dia sepertinya makan. Sepertinya dia juga meninggalkan kamarnya ketika saya keluar berbelanja dan di tengah malam, tapi…”

“Senang mendengar bahwa dia makan dengan baik.”

Merasa bahwa suasananya akan semakin berat, Yua dengan terampil memotongnya.

“Saya benar-benar minta maaf. Ada seorang wanita muda cantik sepertimu mengkhawatirkan dia, namun…”

Melihat ekspresi bersalah muncul di wajah Yua, aku mengambil alih percakapan.

“Tidak, tidak, untuk pria seusia kami, sangat memalukan untuk merengek kepada orang tua, jadi itu sangatlah normal. Faktanya, itu akan menjadi lebih mengkahwatirkan jika dia berbicara kepada Anda tentang masalahnya setiap hari.”

Seringan mungkin, seolah tidak ada yang salah.

“Begitu… kah. Dia anakku, namun saya tidak begitu mengerti tentangnya.”

“Yah tentu saja. Bahkan kami sendiri tidak memahami diri kami dengan baik. Jika Anda tidak keberatan, bisakah Anda mengizinkan kami mengobrol singkat dengan Kenta? Kalau bisa, saya, Kenta, dan Uchida, hanya kami bertiga. Saya pikir dia mungkin akan jadi keras kepala jika ada ibunya.”

“Itu sebenarnya adalah sesuatu yang ingin saya minta dari kalian di sini, tapi itu mungkin terlalu sulit bahkan untuk kalian. Bahkan ketika wali kelasnya ada di sini tahun lalu, dia bilang kalau dia tidak ingin berbicara dengan mereka dan menyuruh saya mengusir mereka.”

“Saya tidak bermaksud kasar, tapi wali kelas sama seperti orang tua. Ada beberapa hal yang hanya dapat dibicarakan oleh sesama siswa SMA. Dia mungkin masih akan keras kepala terhadap kami, tapi kami tidak berencana untuk menyerah. Saya ingin kami lulus bersama-sama, dan tidak peduli berapa kali kami harus datang ke sini. Jadi setelah itu, maukah Anda mengawasi apa yang kami lakukan dalam diam sebentar?”

Ibu Yamazaki-kun tersentak kaget dan mengangguk dengan sedikit air mata di matanya.

…Mudah sekali.

 

 

Sebelumnya - Daftar Isi - Selanjutnya