[LN] Chitose-kun wa Ramune Bin no Naka Volume 1 Chapter 1.7 Bahasa Indonesia
Chapter 1: Riajuu yang Dibenci Memiliki Pengaruh Besar Atas Sekolah
7
Itu adalah jalan tepi sungai yang sama seperti di pagi hari, tapi sekarang aku berjalan ke arah yang berlawanan.
Menggunakannya sebagai jalan untuk pergi ke dan dari sekolah merupakan jalan yang agak memutar, tapi aku suka jalan ini. Sebuah sungai yang lebarnya mencapai 20 meter, perpaduan antara rumah lama dan baru yang berbaris di kedua sisi jalan, menara baja rapat yang kabel listriknya direntangkan, dan pemandangan siluet gunung di kejauhan. Mungkin karena mobil tidak dapat melewatinya, orang-orang bergerak dengan kecepatan yang agak lambat, dan bahkan kucing liar di pinggir jalan pun menguap dengan mulut terbuka lebar.
Saat aku mulai tidak berjumpa dengan siswa-siswi lain dalam perjalanan pulang, aku melihat sesosok tubuh sedang duduk di dekat pintu air kecil. Memastikan untuk menahan langkah kakiku yang agak bersemangat, aku diam-diam turun ke jalan sempit, yang selebar orang, di sepanjang tengah tanggul. Menjaga agar tidak mengganggu suasana bebas, menyegarkan, dan agak tenang yang mengelilinginya.
Sambil berdoa agar terdengar seperti suara selembut air, aku memanggil.
“Asu-nee.”
Mendongak dari buku bersampul kertas di tangannya, Nishino Asuka-senpai menanggapi hampir seketika itu juga dengan warna suara yang seperti hembusan angin musim semi.
“Entah kenapa, aku merasa bahwa kita akan bertemu hari ini.”
Ujung rambutnya yang hampir menyentuh garis rahangnya berayun-ayun, dan seolah terpikat pada senyuman nakal itu, tahi lalat di bawah mata kirinya melambai ke arahku. Tubuh yang tidak sensual atau pun langsing, dasi yang diikat erat, dan rok yang tidak panjang atau pun pendek. Acuh tak acuh dan netral dalam segala hal, keindahan itu semua menyengatku.
“Kamu sedang membaca apa?”
“‘Phantom Lady’ karya William Irish.”
“Malam masih muda (panjang), begitu pun dia. Tapi malam itu manis, namun dia masam. ─Sepertinya ini edisi baru. Kalimat pembuka itu adalah kalimat yang paling cerdas dari semua novel yang pernah aku baca sejauh ini.”
“…Jadi kau sudah tahu. Dasar sok.”
Post a Comment