[LN] Psycho Love Comedy Volume 4 Secret Track Bahasa Indonesia

 

Festival Bon Bawah Tanah – Secret Track

 

“Ah~ Surga, surga. Ini terasa sangat enak…”

Sementara itu, di seberang lautan, di dalam hotel mewah di suatu negara…

Berbaring di tempat tidur di kamar hotel, di atas handuk mandi sambil menerima perawatan dan pijat seluruh tubuh, Hikawa Reiko mengeluarkan suara kesenangan.

Dia tidak mengenakan pakaian apapun. Dengan minyak esensial yang dioleskan, kulitnya yang lembut dan terlumasi menjadi lebih lembut dan halus sementara sebuah tangan, yang sekokoh batu, bergerak-gerak. Mulai dari pinggang langsing yang indah itu, sampai ke pundaknya…

Menerapkan tenaga dengan terampil, memijat bolak-balik, itu menghapus semua stresnya yang terkumpul hari ini.

Ada aroma kamomil yang menyerupai apel, masuk ke otaknya dari lubang hidungnya, lalu berubah menjadi hembusan nafas dalam siklus yang tidak ada habisnya. Adapun musik latar untuk mengiringi pijatan itu, tentu saja–

...Hei dasar lacur. Apa yang kau lakukan di sana?

Dari ponsel di atas meja terdengar suara loli yang sedikit bergumam. Menuju speaker ponselnya, Reiko berkata dengan santai:

“Aku sedang dipijat seluruh tubuh. Menginap di kamar terbaik, menikmati waktu yang indah dalam kebahagiaan sebanyak mungkin!”

‘Begitu ya. Menjalani hidup yang enakmasa bodo. Cepat dan langsung ke intinya. Kaulah yang meneleponku. Kau pasti memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan.

“Ya. Sebenarnya, seperti ini, Hijirin… Aku punya permintaan yang tidak masuk akal.”

…Hmm.

“Bisakah kamu membantuku?”

Satu sisi bertanya dengan gugup. Sisi lain segera menanggapi.

Tentu saja. Selama masih dalam kuasaku, minta saja apa pun yang kau mau.

“…Terima kasih. Maka yang ingin aku minta adalah–”

Di tengah jalan, dialognya terputus.

Di tengah keheningan, tangan tukang pijat itu bergerak dari belakang ke bahu. Hampir dua kali lebih besar dari tangan Reiko, tangan raksasa itu mengusap otot-otot yang tegang, membawa kenikmatan yang luar biasa.

Andai saja waktu berhenti di situ …

…Hei. Sampai berapa lama lagi kau akan terdiam di sana?

“Oh!? Maaf, aku melamun karena terlalu enak… Ngomong-ngomong, sampai di mana tadi?”

‘Kau sedang berbicara tentang meminta bantuan, idiot! Pergilah ke neraka sana!

“Maaf. Jangan marah begitu, itu hanya akan menambah stres, lho?”

…Hmph, dan kaulah penyebabnya. Demi memberikan pelajaran tambahan kepada Mohican, beberapa hari ini sungguh menyebalkan. Akulah yang membutuhkan penghilang stres.

“Ahaha. Itu anak bermasalah yang kamu sebutkan sebelumnya, kan? Orang yang sangat mencintaimu, Hijirin… Fufu. Kalian berdua mungkin benar-benar pasangan yang serasi? Pasangan yang luar biasa.”

‘——’

“……Hijirin?”

Jangan pernah mengulangi kata-kata itu lagi. Aku tidak peduli kau bercanda atau tidak, tapi aku tidak akan membiarkanmu lolos semudah itu.

“Eeek!? M-Maaf…”

Suara itu memancarkan amarah gelap yang seperti datang dari jurang neraka. Mmbicarakan tentang siswa tertentu sama saja cari mati, ini adalah sesuatu yang perlu diingat.

‘–Jadi? Bantuan apa yang ingin kau pinta?

“Oh itu, yah, sebenarnya… Hmm. Bukan hal yang penting.”

Tidak masalah. Katakan saja.

“Oke, oke… Berjanjilah padaku kamu tidak akan marah, oke?” 

‘Baik. Jangan khawatir tentang kesalahanmu barusan. Selama kau berjanji untuk tidak mengulanginya, aku tidak akan memendamnya. Aku tidak marah lagi. Pikirkan sudah berapa lama kita saling kenal. Berhenti menahan diri dan katakan padaku apa yang kau inginkan, Reiko.

“Aku ingin kamu bernyanyi untukku.”

‘…..Apa-apaan itu?

“Tepat sekali. Aku ingin mendengarmu bernyanyi dengan suaramu yang menenangkan, Hijirin. Bukankah mereka selalu memainkan musik selama pijatan? Aku ingin nyanyianmu sebagai musik latarnya.”

Apakah ada yang lain?

“Tidak.”

‘…………’

“Oh sebenarnya, ada satu permintaan lain, aku mau tahu apakah waktu untuk mengunjungi tempatmu dapat diubah menjadi bulan depan. Begitulah? Tapi saat ini, permintaan itu masih–”

‘Aku menolak.

“Ehhhhhhhhh, tidaaaaak!? ‘Selama masih dalam kuasaku, minta saja apa pun yang kau mau.’ Kamu bilang begitu, kan? Barusan! Tidak mungkin, kenapa kamu tidak membantuku!?”

Apa yang bisa kubantu, idiot! Tidak sepertimu, yang timbunan lemaknya sedang dipijat-pijat di spa, aku disini banyak kerjaan…. Pilih saja musik favoritmu dan dengarkan sebanyak yang kau mau! Apakah hanya ini yang ingin kau bicarakan? Aku akan menutup telepon jika tidak ada lagi, dasar pengangguran.

“Ahhh, tunggu! Tunggu, Hijirin! Tidak apa-apa jika kamu tidak bernyanyi, setidaknya mengobrol-lah denganku… dengan suara loli manismu, untuk menenangkan telingaku–uhyaaaaaaaaaah!?”

Saat ini, tubuh Reiko tiba-tiba dibalik.

Dari posisi telungkup ke postur telentang. Setelah selesai dengan punggungnya, tukang pijat itu mengambil minyak esensial dan mengoleskannya ke sisi lain. Dengan kata lain, apa yang terjepit di antara tubuh dan tempat tidur sebelumnya… dada besar–bertujuan untuk payudara raksasa yang bahkan tangan raksasa itu tidak dapat pegang sepenuhnya, tangan itu meraihnya tanpa ragu-ragu–

“Ehhhh!? Kau memilih saat seperti ini untuk menggosoknya!? Tunggu, hieeeeeeeeeeeee!?”

…….Daah.

“Ahhhh, tidaaaaaak! Jangan ditutuuuuuup! Tolong tunggu! Tunggu sebentar, Hijirin–!”

Mengabaikan ratapan Reiko, pihak lain menutup telepon.

“……”

Reiko lemas sementara tukang pijat itu dalam diam memijatnya. Dari payudara hingga tulang selangka, dari tulang selangka hingga lengan, dari lengan hingga ujung jari– Sambil menikmati pijatan seluruh tubuh yang nyaman, Reiko menatap ke arah tukang pijat tersebut. Tubuh raksasanya lebih dari dua meter dengan otot seperti baja.

Kaos band GMK48 yang dia pakai seperti hampir robek. Armor berupa otot tebal yang tumbuh di tubuhnya. Dari ujung tungkai hingga dagunya, dia ditutupi dengan tato.

“Fufu. Baru beberapa hari yang lalu aku menyuruhmu untuk mulai belajar dan sekarang kau sudah menguasainya? Sungguh kemampuan belajar yang luar biasa, bukan? Apa yang harus kamu pelajari selanjutnya?”

“……”

Dihadapkan pada komentar Reiko, pria itu tetap diam.

Dalam diam memijat tuannya, wajah itu–

–Mengenakan topeng gas berwarna gading.

“Ngomong-ngomong, kau benar-benar hebat, Renji? Sudah hampir waktunya membawamu ke sana. Bekerjalah sedikit lebih keras dan kau akan bisa melihat kakakmu tersayang, oke? Apa kamu bersemangat?”

“……”

Renji tetap tidak responsif seperti sebelumnya. Meski begitu, Reiko bisa merasakan tangannya menerapkan tenaga lebih lembut saat memijat. Reiko menutup mata biru esnya–

“Aku juga menantikannya, Renji… Bagaimanapun juga, kalian dua bersaudara menonjol terutama di antara GMK48–Pembunuh Para Pembunuh. Aku benar-benar ingin bertemu dengannya segera… Dia harus disingkirkan segera setelah kita bertemu. Hama yang berkeliaran di sekitar putriku harus dibasmi.”

Membiarkan jari-jari putra kesayangannya merawat tubuhnya, Reiko mulai tertidur pulas.

 

 Back - Daftar Isi - Next