[WN] Gift "Mugen Gacha" de Level 9999 Arc 2 Chapter 2 Bahasa Indonesia

 

Chapter 2 - Ketika Masa Lalu Mengejar

 

Sang kusir menjawab pertanyaan Sasha.

Kita berhenti karena seorang budak manusia yang membawa muatan barang di depan asosiasi pedagang ambruk, hingga menyebabkan barang-barangnya berhamburan di jalan.

“Uwaa, parah…”

Setelah bertemu tunangannya, Michael, wakil komandan Ksatria Putih, Sasha sedang dalam perjalanan pulang naik kereta kuda. Kemudian masalah ini pun terjadi.

Ketika Sasha mendengar jawaban kusir, dia melihat ke luar jendela. Dia melihat bahwa kereta yang diparkir di depan asosiasi pedagang telah roboh dan jatuh ke jalan.

Karena hal itulah, mereka harus menghentikan kereta.

Staf asosiasi pedagang sedang mencambuk seorang budak manusia yang ambruk  dan menumpahkan barang-barangnya itu.

“Jangan main-main denganku! Dasar manusia tak berguna! Cepat, naikkan kembali barang-barang itu!

“Ma-Maafkan aku, maafkan aku…. Aku sudah bekerja seharian dan kelelahan… Tolong biarkan aku istirahat sebentar …”

“Ternak yang bisa bicara sepertimu tidak berhak meminta istirahat! Cepatlah bergerak sana!

Staf menjadi marah dan terus mencambuk budak manusia yang ambruk itu.

Tak satu pun elf yang menyaksikan adegan itu merasa kasihan padanya.

Bagi para elf, budak manusia murah untuk dibeli.

Seperti yang dikatakan staf tadi, mereka seperti ternak yang berbicara.

90% penduduk kerajaan manusia terdiri dari petani. Oleh karena itulah sebagian besar pendapatan mata uang asing mereka berasal dari produk pertanian, yang harganya terlalu rendah. Sehingga, banyak anak yatim piatu dan orang dewasa telah jatuh ke dalam perbudakan dan dijual keluar dari kerajaan manusia.

Inilah sebabnya kenapa para elf cenderung memandang rendah manusia, ras yang paling tidak becus di antara enam ras.

Para pelayan juga menghela nafas jijik.

Itulah sebabnya para manusia itu begitu payah… Mereka bahkan tidak bisa membawa barang bawaan dengan benar…”

“Selain itu, mereka jelek, kotor dan benar-benar menjijikkan.

Sasha setuju dengan pendapatnya dan berpikir dalam hati.

Jika Light adalah Master sungguhan, aku harus menggunakan tubuhku untuk membuatnya tetap di bawah kendaliku. Ukh… Memikirkannya saja sudah membuatku merasa mual. Aku sangat senang bahwa Light hanyalah seorang penipu dan dia sudah mati.

TLN: Mulai sekarang nama Raito mimin ubah jadi Light. Karena nama samarannya Dark, jadi mimin rasa namanya yang bener adalah Light.

Berkat dirinya, aku dapat bertunangan dengan Michael, yang memiliki darah bangsawan dan merupakan wakil komandan Ksatria Putih.

Karena aku telah menyingkirkan Light-lah, makanya aku bisa menikmati kebahagiaan ini.

Namun, aku ingin berterima kasih padanya untuk itu, sih. Garou bertanya-tanya, Apa itu Master? Dia sangat bodoh, kenapa pula dia mau membuang-buang waktu memikirkan hal-hal tidak penting seperti itu? Yang paling penting bagiku adalah mencapai kebahagiaan. Aku benar-benar tidak paham dengannya.

Mengingat masa lalu, dia ingat wajah mantan rekannya, yang telah dipilih sebagai kepala berikutnya dari ras Hewan suku Serigala.

Aku yakin bahkan sekarang pun, dia sedang minum-minum dan bermain-main dengan wanita. Sama seperti ketika dia berada di Persatuan Ras dulu.

Dia tidak bisa menahan tawa saat dia bisa membayangkan hal itu dalam pikirannya.

Saat sedang mengingat masa lalunya sekitar tiga tahun yang lalu itu, dia melihat sesuatu yang nostalgia di sudut matanya.

Sesuatu itu berdiri dengan tenang di bawah bayang-bayang sebuah bangunan, di jalan kecil di antara gedung-gedung.

Mata Sasha secara refleks menatapnya.

Seorang anak laki-laki dengan rambut hitam dan tubuh pendek. Apakah dia bocah manusia? Dia terlihat seperti--- huh!?

Sasha syok seolah kepalanya dipukul dengan benda tumpul.

“Saya akan memindahkan kereta untuk menghindari barang-barang yang berserakan, jadi tolong tetap duduk dan jangan berdiri dulu-- Nona!

Oh, Nona!

Sasha melompat keluar dari kereta, mengabaikan suara pelayan dan kusirnya.

Dia mengangkat rok gaunnya, yang dia buat untuk pesta teh dengan Michael, dan berlari menuju gang belakang di sisi lain jalan.

Di tengah jalan, sebuah kereta yang datang dari arah berlawanan meneriakinya, tapi dia terus berlari tanpa memperdulikan hal itu.

Dia mendengar pelayannya berteriak, “Nona, itu berbahaya,” dari belakang tapi dia mengabaikannya.

Dia berlari ke gang belakang.

Sasha berulang kali bergumam dengan wajah pucat.

“Tidak, tidak, tidak mungkin, tidak mungkin! Itu bukan Light! Aku pasti salah!”

Mulut dan emosinya menyangkal itu, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejar sosok yang berdiri diam di bawah bayangan gedung itu. Tempat di mana bocah berambut hitam itu berdiri beberapa saat yang lalu sekarang telah kosong.

Telinganya, yang dilatih sebagai pengintai, menangkap suara langkah kaki kecil berjalan melalui gang.

Sasha mengikuti suara itu seolah dia ditarik oleh suara itu.

​​Dia mengenakan gaun mewah, tapi karena dia telah melampaui level 500, dia bisa berlari lebih cepat daripada orang biasa.

Saat berbelok di tikungan, suara langkah kaki tersebut menghilang seolah-olah itu hanyalah mimpi atau halusinasi.

“I-Ini jalan buntu… tidak ada tempat untuk bersembunyi…”

Sasha, yang telah dilatih selama bertahun-tahun sebagai pengintai (scout) di Persatuan Ras, melihat sekeliling dan mencari tanda-tanda kehidupan.

Tempat itu adalah jalan buntu tanpa tempat untuk bersembunyi. Bahkan orang biasa pun dapat melihat dengan sekilas bahwa tidak ada yang bersembunyi di sana.

Setelah melihat sekeliling dan memastikan bahwa tidak ada orang di sana, Sasha perlahan mendapatkan kembali ketenangannya.

“A-Aku pasti salah? …Y-Yeah, tidak mungkin manusia dengan level 15 seperti Light bisa keluar dari Naraku dengan selamat. Lagipula, sudah hampir tiga tahun sejak saat itu. Dia seharusnya tumbuh lebih tua sekarang.”

Dengan tenang memikirkan hal itu, bahkan jika Light berhasil selamat pun, 3 tahun telah berlalu sejak saat itu.

Ketika seorang pria rumbuh dari 12 menjadi 15 tahun, tingginya tidak mungkin tetap sama seperti sebelumnya.

Dia akan tumbuh lebih tinggi, terlihat lebih dewasa dan berotot.

“Kalau dipikir-pikir, tidak mungkin seorang anak laki-laki berusia 12 tahun terlihat sama seperti 3 tahun yang lalu… Sepertinya aku salah mengira anak manusia itu sebagai Light karena aku sebelumnya mengobrol santai dengan Michael-sama serta teringat soal Garou dan yang lainnya.”

Sasha mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Suara langkah kaki yang berlari ke dalam gang belakang untuk menjauh darinya adalah hal yang nyata, tapi tanpa sadar dia mencoba untuk tidak memikirkan hal itu.

Kemudian dia melihat secarik kertas di dinding.

Dia baru menyadari kertas putih di dinding tersebut karena sebagian besar bangunan di Ibukota Keratuan Elf berwarna putih, dan Sasha sibuk mencari bocah manusia itu.

Dia menutup mulutnya dengan tangannya yang gemetar dan perlahan berjalan ke arah dinding itu.

Dia membaca kata-kata yang tertulis di kertas itu.

“Aku akan menunggu di menara besar. Light.”

“Tidaaaaaaaaaaaak!”

Pada hari ini, masa lalu kembali mengejar Sasha.