[WN] Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Chapter 11 Bahasa Indonesia
Chapter 11 - Operasi Paparazzi Adegan Perselingkuhan (Bagian 3)
《Cerita Sebelumnya》
Hari dimana Tetsuya Kamokura dan Karen Mitsumoto diprediksi akan bertemu secara diam-diam untuk berselingkuh.
Yuu mengikuti Kamokura saat pulang dari kampus, tapi kehilangan jejaknya di Akihabara.
Setelah memastikan bahwa Kamokura telah mengambil Jalur Yamanote menuju Ueno, Yuu memberitahu Touko tentang hal itu.
Touko menyimpulkan bahwa ‘mereka mungkin akan pergi ke love hotel di Nippori’.
Jadi mereka berpikir untuk selanjutnya mengintai di Nippori. Tapi karena ada tiga pintu keluar stasiun, mereka tidak bisa mengawasinya berdua.
Jadi, Yuu memutuskan untuk meminta bantuan sahabatnya, Ishida Youta.
Malam itu, aku langsung menelepon Youta Ishida.
Aku dan Ishida sudah saling kenal sejak kelas tiga SMP.
Walaupun SMP kami berbeda, tapi kami masuk ke bimbel yang sama dan menjadi teman. Lalu di SMA, kami satu kelas sejak kelas satu.
Bagiku, dia adalah sahabatku.
“Jadi begitulah, aku ingin menangkap basah perselingkuhan mereka. Bisakah kamu membantuku?”
Ishida menjawab dengan:
“Baiklah. Aku akan membantumu. Di hari Senin atau Kamis aku tidak ada jadwal kerja paruh waktu, jadi aku bisa meluangkan waktu. Jadi, aku hanya perlu mengawasi stasiun Nippori sepulang kampus, kan?”
“Ya, benar. Terima kasih, aku berhutang padamu.”
“Jangan khawatir. Aku juga kesal dengan apa yang Komakura-senpai lakukan. Bajingan itu selalu bertingkah layaknya senior dan sangat arogan.”
Aku mendengarkannya dalam diam.
Ketika aku mengingatnya, aku mulai marah lagi.
Bukankah terlalu brengsek untuk tidur dengan pacar adik tingkatmu?
“Meski begitu, aku sangat terkesan pada Touko-senpai. Aku tidak menyangka dia bisa tetap tenang ketika pacarnya sendiri berselingkuh.”
“Benar sekali, kali ini, aku sekali lagi menyadari betapa hebatnya Touko-senpai.”
“Membalas dendam dengan cara ‘mencampakan orang itu ketika dia tergila-gila padamu, lalu menghabiskan malam dengan pria lain.’ Aku akan trauma jika seseorang melakukan itu padaku tepat di depan mataku.”
“Iya, aku bahkan tidak mau memikirkannya.”
“Wanita memang menyeramkan saat sedang marah.”
Lalu Ishida bertanya dengan sedikit penasaran.
“Ngomong-ngomong, menurut rencana itu, orang terakhir yang bisa pergi ke hotel bersama Touko-senpai adalah Yuu, kan?”
“Sudah kubilang. Itu belum diputuskan. Itu hanya terjadi jika aku bisa menjadi orang yang pantas untuk Touko-senpai.”
“Tapi saat ini, orang yang paling dekat dengan posisi itu adalah Yuu. Itu sangat bagus, kan? Lagian, dia Touko-senpai, wanita yang kita idam-idamkan.”
Kata-kata Ishida mengingatkanku pada masa SMA-ku.
Aku, Ishida, Touko-senpai, dan si Kamokura itu, berasal dari SMA yang sama.
Touko-senpai satu angkatan di atas kami, dan Kamokura dua angkatan di atas kami.
Touko-senpai adalah anggota klub sastra dan juga anggota komite perpustakaan.
Dan julukan yang menyertainya adalah “Dewi Perpustakaan.”
Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Touko-senpai yang anggun, cerdas, dan bermartabat adalah objek kekaguman semua anak laki-laki di sekolah.
Ditambah lagi, dia memiliki payudara yang besar meskipun bertubuh ramping!
Entah sudah berapa kali aku, Ishida, atau bahkan yang lain menghela nafas ketika kami melihat Touko-senpai dalam perjalanan pulang pergi ke sekolah.
Ketika aku dan Ishida diterima di Universitas Johto, kami berbicara akan menembak Touko-senpai dengan semangat “kena atau mati!”
Namun, begitu kami masuk universitas, aku mengetahui bahwa Touko-senpai mulai pacaran dengan Kamokura.
Kamokura Tetsuya juga seorang pemuda tampan yang dikagum-kagumi oleh para gadis sejak SMA.
Dia adalah siswa yang baik dan kemampuan atletisnya hebat. Dia adalah wakil ketua tim sepak bola dan penyerang tengah.
Tingginya 180 cm. Dia memiliki nilai yang sangat baik tapi atmosfernya buruk, dan selalu berada di puncak kasta sekolah di kelas, kegiatan klub, dan perkumpulan.
Tentu saja, dia akan populer dengan semua kelebihan ini.
Dan tidak mungkin kami bisa menang.
Ketika kami mengetahui bahwa Touko-senpai pacaran dengan Kamokura, kami berdua mabuk-mabukan.
Jika segala dengan Touko-senpai ini berjalan lancar. Ini mungkin akan jadi “hal baik di tengah kemalangan” atau “berkah tersembunyi.”
“Yah, kuharap seperti itu.” kataku sambil menghela nafas.
Pada kenyataannya, itu sepertinya tidak mungkin terjadi.
“Berusahalah yang terbaik untuk membuatnya terjadi! Jika semua dengan Touko-senpai ini berjalan lancar, kamu bisa melupakan soal Karen-chan dan Kamokura, kan?”
Yah, itu mungkin benar.
Mereka bilang, “Cara terbaik untuk menyembuhkan syok dari patah hati adalah dengan mencari yang baru.”
Tapi, untuk saat ini, aku tidak bisa berpikir kalau “syoknya akan sembuh.”
Dan... hari ini, sekarang, saat ini... Karen mungkin sedang “Ahn, Ahn” ditindih Kamokura.
...Aku penasaran bagaimana perasaan Touko-senpai sekarang.
Tiba-tiba aku berpikir begitu.
Post a Comment