[LN] Genjitsu de Love Comedy Dekinai to Dare ga Kimeta? Volume 2 Chapter 1.2 Bahasa Indonesia

 

Chapter 1 – Siapa Bilang Kalau Aku Tidak Dapat Membayangkan Suasana di Kelas?

2

 

Setelah berpisah dengan Uenohara, aku kembali ke sekolah. Semuanya demi Event Mampir No. 4 bersama Tokiwa.

Pos parkir sepeda ramai dengan orang-orang yang telah menyelesaikan kegiatan klub mereka. Setelah meninggalkan sepedaku di sana, aku segera berjalan menuju bangunan klub.

Menjadi kelompok pusat yang secara teratur berpartisipasi dalam turnamen antar SMA, klub basket Kyou-Nishi selalu mengadakan kegiatan klubnya sampai menit terakhir hari sekolah. Karena inilah, sulit untuk mencocokkan waktu pulang dari Karakter Utama yang lain seperti Kiyosato-san dan Torisawa, jadi sudah menjadi kebiasaan untuk mengatur Event Pulang ke Rumah secara terpisah.

Nah, biasanya Event ini terjadi dengan bertemu secara kebetulan di tempat parkir sepeda, tapi... hari ini, mungkin aku akan mencoba untuk lebih proaktif dan pergi jauh-jauh ke ruang klub.

Aku sudah menjalin hubungan dengan Tokiwa sampai dapat menangani apa yang disebut Event Sehari-hari dengan alami, seperti makan siang bareng atau berolahraga selama waktu istirahat. Pada titik ini, seharusnya tidak menjadi masalah untuk mengundangnya secara normal, tanpa harus bergantung pada kebetulan.

Berjalan tanpa beban dengan pikiran seperti ini, aku melihat sesosok tubuh saat aku mendekati sudut bangunan klub.

Oh, itu Tokiwa.

“Dan seperti itulah kurang lebih situasinya. Itulah kenapa aku sedikit khawatir. …Maaf soal ini. Terima kasih karena selalu menunggu lama.”

Huh? Apakah dia sedang berbicara dengan seseorang?

Mereka sepertinya mendiskusikan sesuatu di tempat kecil yang kosong di depan gedung klub. Aku bisa melihat Tokiwa, tapi orang yang dia ajak bicara bersembunyi di balik bayang-bayang gedung, hingga tidak terlihat.

Aku berhenti sejenak untuk berpikir.

Haruskah aku berbicara dengannya begitu saja, ataukah aku harus menunggu?

Aku juga tertarik dengan isi percakapan mereka, tapi…

“Yah, kerja bagus di klub hari ini! Sampai jumpa besok!”

Tapi saat aku memikirkannya, Tokiwa mengakhiri percakapan dan berlari ke arahku.

Ahh, ini bukan waktunya untuk berpikir lagi. Mari kita panggil dia secara normal sajalah.

“Hei, Tokiwa. Kerja bagus hari ini.”

“Whoa. Huh, ketua kelas?”

Mungkin karena dia berlari dengan sangat cepat, Tokiwa meluncur berhenti di atas pasir.

Dia kemudian berbalik dan menghembuskan napas sambil meletakkan tangan di dadanya.

“Oh, itu mengejutkanku. Ada apa? Apakah kamu sedang dalam perjalanan pulang sekarang?”

“Ya, aku tadi sedang belajar dan lupa waktu. Aku ingin makan yang manis-manis, jadi jika kamu senggang, bagaimana kalau kita mampir ke toko dagashiya* sama-sama?”

TLN: Dagashiya adalah toko tradisional yang menjual dagashi atau permen murah dan makanan ringan.

“Oke! Kalau begitu, aku akan memesan Butamen*!”

TLN: Butamen adalah mini cup ramen instan yang dipasarkan terutama untuk anak-anak yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan makanan Jepang, Perusahaan Oyatsu.

Sambil menyeringai, Tokiwa menerima ajakan itu.

Ahh, senangnya dapat mengambil jalan memutar tanpa hambatan. Aku bisa merasakan hubunganku dengan Karakter Sahabat semakin dalam…

Tidak peduli seberapa dalam aku tersentuh, Tokiwa berjalan lagi.

Hmm, benar juga. Mungkin aku harus melakukan penyelidikan ringan.

“Ah, kalau dipikir-pikir, bukankah kamu barusan berbicara dengan seseorang? Dengan sesama anggota klub, ya?”

“Hmm? Oh…"

Di sini, Tokiwa menunjukkan tanda keraguan, yang jarang terjadi, sebelum menjawab.

“Bukan apa-apa… aku hanya meminta saran dari seorang teman.”

“Begitukah…?”

Seorang teman, ya.

Karena dia enggan mengatakannya, apakah itu berarti akan jadi masalah jika dia mengungkapkan identitas orang lain tersebut? Atau jangan-jangan, apakah yang ingin dia rahasiakan adalah isi diskusinya?

Tunggu, tidak mungkin, apakah dia sedang menceritakan kepada manajer wanita (diduga sebagai wanita cantik peringkat 23 dalam peringkat gadis imut dan tipe yang dapat diandalkan dari Kelas 1-3) tentang menjadi korban penguntitan? Bahkan mungkin komedi romantis di mana manajer wanita itu berkata Kalau begitu, bagaimana kalau aku memainkan peran sebagai pacarmu? dan tanpa kalian sadari, mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih?

Dasar kucing pencuri. Tidak mungkin aku menyerahkan [Tokiwa]^[Sahabat]-ku ke sembarang karakter tanpa nama! Kembalilah ketika kau sudah menyiapkan setidaknya satu settingan sebelumnya!

Saat aku mengamuk di pikiranku, Tokiwa menyeringai padaku.

“Pokoknya, jangan dipikirkan! Itu bukan sesuatu yang membuatku sangat kesulitan atau semacamnya! Terima kasih sudah peduli, bung.”

“… Ah, oke.”

Ini tidak bagus. Dia malah menunjukkan kekhawatirannya padaku.

Serius, Tokiwa benar-benar pria yang baik. Sungguh pria yang sangat baik sehingga aku khawatir dia terlibat dengan orang yang salah.

“Ah, ketua kelas, aku baru ingat.”

Seolah-olah tiba-tiba teringat sesuatu, Tokiwa berbicara.

“Maaf atas apa yang Ayumi lakukan tadi. Soal mengganggu suara mayoritas…”

Hmm… Jadi itu topik selanjutnya ya?

Untuk sesaat, aku tak bisa berkata-kata, tapi aku balas tersenyum dan memberinya ketenangan pikiran.

“Yah, aku tidak bisa bilang kalau aku tidak mengerti bagaimana perasaan Katsunuma. Bagaimanapun juga, itu bukan sesuatu yang harus kita putuskan hari ini.”

“Oh, kalau begitu baguslah.”

Tokiwa menepuk dadanya dengan lega.

“Sejujurnya, Ayumi seharusnya tipe pekerja keras. Dia mungkin hanya sedikit tersendat.”

Hmm…?

Apa? Katsunuma, pekerja keras? Kalian tidak akan menemukan [informasi]^[data] itu di mana pun di Catatan Tomodachi-ku, lho.

“Dia mudah emosi, tapi dia bukan orang yang jahat. Jadi tolong jangan terlalu keras padanya. Aku sendiri sudah cukup sering mengatakan ini.”

Lalu, Tokiwa tersenyum, menyembunyikan ekspresi khawatir di matanya.

Haah… Entah itu Tokiwa atau Kiyosato-san, aku bertanya-tanya bagaimana orang yang baik hati bisa melindungi orang lain dengan alami. Ini benar-benar sangat menakjubkan.

Sambil merasakan rasa hormat, aku memberinya jawaban yang jelas untuk setidaknya tidak membuatnya khawatir.

“Tidak apa-apa kok. Meskipun dia terkadang membuatku sedikit marah, bukan berarti aku membencinya.”

Kami hanya bertengkar karena konflik kepentingan sepele. Aku tidak benar-benar menyalahkannya secara pribadi. Meskipun seperti yang diharapkan, aku tidak akan bisa melihatnya dengan cara yang sama seperti aku melihat heroine seperti Kiyosato-san…

“Tetap saja… Kurasa itu yang diharapkan dari seseorang yang berteman dengan Katsunuma sejak dulu. Kau pastinya mengenalnya dengan baik.”

“…Bukan seperti itu.”

Kata-kata Tokiwa tersendat sejenak dan kemudian tersenyum.

Oh? Untuk apa itu…?

“Yah, mungkin kita harus pergi.”

Tapi saat berikutnya, dia sepenuhnya kembali ke dirinya yang biasa dan bergerak maju.

Oh, kurasa aku kehilangan situasi untuk bertanya lebih lanjut. Apa boleh buat.

Memperhatikan keadaan dalam hati, aku mengikuti Tokiwa.

Tampaknya, dagashiya yang rencananya kami singgahi sedang tutup sementara untuk hari ini.

Begitu aku lengah, aku malah mendapatkan ini!?