[LN] Dracula Yakin! Volume 1 Epilog Bahasa Indonesia
Epilog – Vampir Tidak Bisa Memilih Tetangganya
Seminggu telah berlalu sejak insiden di atas kapal Mary I.
Bagi Toraki, hari-hari setelah dia bertemu Iris adalah periode hidup di mana dia dipaksa berhubungan dengan paling banyak orang semasa hidupnya. Itu adalah masa paling sibuk dalam hidupnya sejauh ini.
Sampai batas tertentu, Toraki sendirilah yang bertanggung jawab atas itu, karena dia telah ikut campur dalam pertarungan antara Iris dan Okonogi atas kemauannya sendiri. Sebelum itu, dia menghabiskan waktunya mencari Aika berdasarkan informasi tak pasti mengenai Phantom atau vampir yang kadang-kadang dibagikan padanya oleh Waraku atau Yoshiaki. Dia akan pergi bertarung sendirian, kadang menang kadang kalah. Selain itu, dia hampir tidak melakukan hal lain.
Setiap kekalahan berarti berubah menjadi abu, kembali ke rumah setelah beberapa waktu berlalu, dan membangun kembali rencana hidupnya dari awal. Dia telah menjalani kehidupan seperti itu selama hampir tujuh puluh tahun.
Setelah istri Waraku, Kimie, meninggal dunia dan Toraki pindah untuk tinggal sendiri, selang antara pertarungan itu berangsur-angsur bertambah panjang. Keinginannya untuk bertarung semakin berkurang sejak pertarungan lima tahun yang lalu, ketika dia kalah dari Aika dan berakhir sebagai pupuk di ladang lobak.
“Baiklah, aku sudah selesai berkemas. Terima kasih telah mengizinkan aku tinggal selama ini.”
Iris adalah orang yang dengan paksa memperbarui tekad Toraki yang mulai lesu.
Hari ini adalah hari dimana Iris Yeray, Ksatria Gereja Ordo Salib Hitam, akhirnya akan meninggalkan rumah Toraki. Iris mengenakan setelan hitamnya dan ada koper perjalanan yang terisi penuh di sampingnya. Karena berbagai masalah yang dia hadapi sejak dia dipindahkan ke cabang Jepang, butuh waktu lama baginya hingga akhirnya dapat menemukan tempat tinggalnya sendiri.
Toraki telah memasrahkan diri untuk menemani Iris menemui seorang makelar properti, tapi sembari Iris mengerjakan laporan panjang yang harus dia serahkan ke cabang Jepang mengenai kontaknya dengan strigoi, bosnya—seorang biarawati bernama Nakaura—rupanya telah menemukan apartemen untuk Iris yang sesuai dengan kebutuhannya.
“Aku tidak pernah menyangka bahwa segalanya akan menjadi seperti ini ketika kamu menyelamatkanku, Yura… Tapi pada akhirnya, berkatmu, evaluasiku di dalam Ordo telah pulih sedikit.”
“Jadi kamu bisa kembali ke negaramu sekarang?”
Toraki bertanya pada Iris dengan tangan tergenggam di atas meja. Itu adalah meja yang sama, yang secara tidak sengaja disucikan pada hari pertama Iris di rumahnya, tapi sekarang meja itu tidak lebih dari perabotan biasa.
“Mungkin begitu jika aku benar-benar mengalahkan Muroi Aika, tapi kembali ke sana masih tidak mungkin sekarang. Malahan, mereka mungkin sebenarnya tidak akan membiarkanku kembali sampai aku berhasil melacaknya. Karena aku dan Miharu adalah satu-satunya orang yang berhadapan dengannya.”
“…Begitu ya.”
“Oh, dan ini. Aku berjanji untuk mengembalikannya, kan?”
Iris mengulurkan catatan tulisan tangan Toraki, benda yang sejak awal menyebabkan Iris datang ke rumahnya.
“…Aku sudah lupa tentang itu. Kurasa aku akan menyingkirkannya saja.”
Setelah menerima catatan dari Iris, Toraki merobeknya dan membuang robekannya ke keranjang sampah.
“Lagipula, catatan ini tidak ada artinya bagi siapa pun yang belum tahu tentang vampir. Karena aku juga membuat Segel Darah baru, aku akan dengan tenang menunggu Miharu menyelamatkanku di masa mendatang.”
“Benarkah? Apakah kamu yakin ingin berutang padanya?”
“Aku akan berhati-hati untuk memastikan hal tersebut tidak terjadi.”
Tidak seperti Segel Darah lama yang telah rusak dan cacat, Segel Darah yang saat ini menggantung di lehernya tampak seperti hiasan yang dibuat dengan terampil.
Sebagai bagian dari rencana mereka untuk menaiki Mary I tempat Muroi Aika tinggal, Miharu membeli senjatanya, pedang Jepang, di atas kapal tersebut, sementara butiran perak Iris disamarkan sebagai aksesoris. Mereka memutuskan untuk menyerahkan pemindahan sisa senjata Iris, seperti Liberation dan Deuscris, kepada Amimura, tapi masalah terbesar yang harus mereka pecahkan adalah bagaimana membawa Toraki—yang dalam bentuk abu—naik ke kapal dan memulihkan kekuatan vampirnya.
Seperti namanya, Segel Darah dibuat dari darah manusia. Khususnya, Segel itu dibuat oleh Miharu tujuh tahun yang lalu ketika dia berusia sebelas tahun. Alasan kenapa Toraki bisa menggunakan kekuatan vampirnya tanpa persiapan apa pun setelah bangun dari kapal Mary I adalah karena Segel Darah telah dihancurkan menjadi bubuk dan dicampur dengan abunya.
Adapun abu Toraki, abunya telah disembunyikan di dalam lapisan furisode cadangan dan dibawa ke kapal bersama dengan barang bawaan mereka yang lain.
Dengan kata lain, ketika Toraki terbangun di atas kapal, dia dalam keadaan di mana dia telah menyerap darah manusia murni. Darah itu benar-benar tidak ada bandingannya dengan darah kura-kura cangkang lunak yang sebelumnya dia pesan secara online.
Adapun liontin baru yang menggantung di lehernya, itu adalah, menurut perkataan Miharu sendiri, “Sebuah jimat untuk menangkal nasib buruk yang kubuat dengan mencurahkan jiwa dan ragaku”. Tekniknya pasti meningkat sejak tujuh tahun lalu, yang terlihat dari artistiknya.
“Yang tersisa hanyalah ini. Ini uang yang aku pinjam darimu. Itu sudah termasuk semuanya, mulai dari uang yang aku gunakan untuk membeli kari bento di hari pertama hingga 5000 Yen yang aku gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari, dan biaya lain-lain. Pastikan untuk memeriksa jumlahnya.”
“Ah, tidak apa. Tidak perlu terlalu serius. Kamu bahkan memasak untukku dan mencuci pakaianku, itu sangat membantu.”
Toraki mengambil amplop kertas yang diberikan Iris padanya dan dengan sembarangan memasukkannya ke dalam saku.
“Asal tahu saja, aku membeli amplop itu di minimarket tempatmu bekerja. Ketika manajer yang jadi kasir.”
“Apakah itu benar-benar sesuatu yang harus dibanggakan?”
“Aku berusaha sangat keras, lho? Jangan ragu memujiku.”
Iris menyatakan itu tanpa malu-malu, tapi karena ini adalah sifat aslinya, Toraki tidak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum kecut sebagai tanggapannya.
Dalam keadaan biasa, kepergian Iris untuk memulai hidupnya di rumah baru, seharusnya terjadi pada waktu yang lebih cerah di bawah sinar mentari. Namun, Toraki masih seorang vampir, dan dia harus pergi bekerja dalam satu jam lagi.
Dinding apartemen dan lorong masuk dipenuhi dengan suasana suram yang menyertai malam musim dingin, menyiapkan panggung untuk perpisahan abu-abu.
Iris dalam diam membungkuk ke Toraki dan berjalan ke lorong umum sambil menarik koper di belakang dengan gaya berjalan yang bermartabat. Lalu…
“Kalau begitu, sampai jumpa besok.”
Toraki tinggal di apartemen 104 gedung Blue Rose Chateau Zoshigaya. Iris menggunakan kunci untuk membuka pintu apartemen 103, yang berada tepat di samping apartemen Toraki, dan menghilang ke dalam.
Setelah melihatnya memasuki apartemen, Toraki berjongkok di tempat dengan memegang kepalanya.
“Apa yang sebenarnya dipikirkan bosmu sih? Kau, tinggal tepat di sebelahku? Yang benar saja?”
“Apa maksudmu? Itu wajar saja, lo.”
Iris menjulurkan kepalanya ke luar pintu setelah meletakkan kopernya di dalam apartemen.
“Kamu adalah vampir yang memiliki hubungan dengan Phantom Kuno tipe strigoi. Selain itu, kamu juga memiliki hubungan yang mendalam dengan keluarga Hiki dan polisi Jepang. Apakah kamu benar-benar berpikir kalau kami akan membiarkan vampir seperti itu tanpa diawasi? Malahan, masih jadi misteri untukku bagaimana kamu bisa tidak ditemukan lebih cepat. Jangan salah, aku memastikan bahwa kamu dimasukkan dengan benar dalam laporan yang aku kirim ke markas.”
“Tunggu, seriusan?”
“Tentu saja. Malahan, berkat akulah kamu masih dapat menjalani kehidupan yang damai bahkan setelah ditemukan oleh Ordo. Seharusnya kamu berterima kasih.”
“Bahkan jika aku pun sampai diperlakukan seperti ini, aku bahkan tidak ingin membayangkan neraka macam apa yang dialami Amimura dan Sagara oleh kalian dan keluarga Hiki. Aku hampir meneteskan air mata karena simpati pada mereka.”
“Dengan bantuan dari keluarga Hiki, baik Amimura dan Sagara telah dijanjikan bantuan untuk bergabung ke dalam masyarakat Jepang. Aku yakin mereka juga merasa berterima kasih padaku.”
“Asal tahu saja, sikapmu itu tidak disebut percaya diri. Itu jelas-jelas hanya kesombongan.”
“Karena keadaan sudah begini, kamu harus membuat kesan yang lebih baik dengan markas Ordo juga, itulah sebabnya kamu akan terus membantuku dalam misi suciku di masa mendatang. Senang bisa bekerja sama denganmu.”
Saat ini, Aika jauh lebih tertarik pada Iris daripada pada Toraki. Tidak diketahui apakah dia masih di Jepang setelah melarikan diri dari kapal, ataukah dia telah menggunakan cara tersembunyi untuk melarikan diri ke negara lain. Namun, selama Toraki bekerja dengan Iris, peluangnya untuk bertemu Aika akan meningkat.
“Tidak.”
Meskipun dia sangat menyadari fakta itu, Toraki masih menolak pernyataan Iris dengan ekspresi lelah. Tentu saja, Iris juga mengabaikan penolakan Toraki.
“Sebagai permulaan, aku ingin paham lebih rinci soal daerah Zoshigaya. Kamu bisa menjadi pemanduku. Kalau aku tidak salah ingat, hari liburmu berikutnya adalah tiga hari dari sekarang. Itu pas untukku.”
“Kenapa kamu tahu jadwal kerjaku!?”
“Jadwal shift-mu ditempel dengan magnet di pintu lemari es. Hal yang wajar bagi anggota Ordo Salib Hitam untuk mengetahui sebanyak mungkin soal Phantom yang berada di bawah tanggung jawab mereka.”
Toraki merasa ingin menjambak rambutnya sendiri karena kecerobohannya.
“Jangan lupa bahwa aku berhubungan dengan anggota administrasi kepolisian. Aku akan menuntutmu atas pelanggaran privasi! Selain itu, beberapa menit yang lalu, kamu baru saja selasai berterima kasih padaku atas semua bantuan yang aku berikan padamu!”
Iris menatap Toraki, yang tinggal selangkah lagi kehilangan kesabaran, dan tersenyum lembut.
“Lihatlah dalam perspektif lain, Yura.”
“Lihat apa!?”
“Jika kamu membantu pekerjaanku sampai aku berutang budi yang besar padamu, maka kamu dapat menyeretku ke dalam pertarungan saat kamu bertemu dengan strigoi lagi.”
“Tidak, makasih!”
Mungkin Iris terlalu berlebihan menjahilinya. Toraki menegakkan bahunya dan bergegas kembali ke apartemennya, dan Iris juga memasuki rumah barunya tanpa memprovokasi dia lebih jauh.
Tata letak interior rumah baru Iris adalah pantulan cermin dari apartemen 104 tempat Toraki tinggal. Rasanya seperti gambaran simbolis tentang bagaimana dia, yang sebagai manusia, dan Toraki, yang sebagai vampir, serupa namun berbeda.
“Apartemen ini sama seperti kita… Yura.”
Bahkan telinga vampir pun tidak bisa mendengar menembus dinding.
“Aku ingin kamu kembali menjadi manusia.”
Iris melangkah dari lorong masuk ke lantai kayu apartemen dan menatap keluar melalui jendela yang tidak memiliki tirai. Dibandingkan dengan apartemen Toraki, jendela di rumah barunya sedikit lebih baik dalam menerima sinar matahari dan menawarkan pandangan yang jelas pada bulan separuh yang melayang di langit musim dingin.
Separuh bulan memantulkan cahaya matahari, sedangkan separuh lainnya tersembunyi di balik bayangan.
Iris mengulurkan tangannya ke arah bagian gelap bulan, yang tidak akan pernah bisa dia jangkau, tapi dia segera melepaskannya.
“Jika kamu kembali menjadi manusia, aku bertanya-tanya, maukah kamu membawaku ke suatu tempat di bawah sinar matahari?”
Kata-kata Iris Yeray tidak terdengar oleh satu-satunya pria di dunia ini yang dapat dia ajak berinteraksi tanpa rasa takut. Beberapa saat kemudian, setelah sekitar satu jam berlalu, dia mendengar suara pria itu meninggalkan apartemennya untuk bekerja.
Saat Iris mendengar suara itu, dia berjalan ke lorong masuk apartemennya dan memanggilnya tanpa membuka pintu depan.
“Semoga harimu menyenangkan!”
Apakah pria yang berjalan di lorong umum mendengarnya?
“Ya, aku pergi dulu.”
Pria itu berhenti sejenak, tapi dia masih menjawab Iris sebelum pergi. Iris mendengarkan suara langkah kakinya yang surut ke kejauhan.
Meskipun dekat, mereka terus-menerus dipisahkan oleh dinding yang kokoh.
Dan begitulah, Ksatria Gereja manusia dan vampir, memulai kehidupan baru mereka sebagai tetangga.
Post a Comment