[WN] Isekai Romcom Chapter 26 Bahasa Indonesia
Chapter 26: Kelemahan Sei-chan
Anjir, aku benar-benar mengacau tadi, kan?
Aku naik roller coaster dengan Sei-chan karena dia sepertinya sangat ingin menaikinya, tapi kalau dipikir-pikir, aku tidak terlalu baik dengan hal-hal semacam itu.
Aku tak masalah dengan semua teriakan dan semacamnya, tapi aku sangat mudah mual karena kanalis semisirkularis-ku yang lemah.
Aku menunjukkan pada Sei-chan betapa menyedihkannya penampilanku… Ini yang terburuk…
Tapi, Sei-chan, di sisi lain tampaknya sangat menikmatinya, jadi itu bagus.
Dia lebih dari senang melihat tingkahku yang memalukan, jadi perasaanku agak campur aduk, tapi itu lebih baik daripada dia kecewa padaku.
Ngomong-ngomong, aku sudah istirahat dan pulih sepenuhnya. Jadi, aku menuju ke tempat yang Yuuichi beritahukan padaku di RINE.
Saat ini, Yuuichi dan Fujise sepertinya sedang membeli makan siang di kios makan atau mungkin mereka hanya ingin mencari tempat dimana mereka bisa duduk dan makan bareng.
Saat menuju ke arah mereka bersama Sei-chan, kami mampir ke kios makan membeli makan siang untuk saat ini.
Aku membeli hot dog sedangkan Sei-chan hanya membeli crepe.
“Apakah itu cukup untukmu, Sei-chan?”
“Ya, sejak awal aku bukan orang yang makan banyak. Ini makanan yang sudah cukup banyak untukku.”
“Begitu ya. Kalau begitu tak masalah.”
Yah, ada yang bilang makan siang dengan satu crepe tidak terlalu bergizi untuk kesehatan, tapi tidak apa-apa untuk hari ini.
Hari ini adalah hari yang spesial. Ini adalah kencan taman hiburan pertama kami, dan aku tidak begitu ingin berdebat soal nutrisi sementara aku sendiri hanya membeli satu Hotdog.
Saat ini, makan siang siswa SMA sama enaknya dengan teh susu tapioka, apakah aku salah?
Sei-chan dan aku menuju ke tempat di mana kedua orang itu berada dan memastikan sosok mereka dari jauh.
Kemudian kami duduk di area makan yang sama, tapi menjaga jarak yang cukup agar mereka tidak menyadari kami, dan memakan apa yang telah kami beli sebelumnya.
Sei-chan memakan crepe di depanku dengan mulut terbuka lebar.
Anehnya, dia suka yang manis-manis, yang tidak terlihat karena dia selalu terlihat sangat kalem. Itulah Gap-nya.
TLN: Orang Jepang memiliki tren yang disebut Gap Moe di mana penampilan karakter tidak sesuai dengan kepribadian mereka. Yang menurut sebagian orang menarik.
Saat aku melihat Sei-chan sambil memikirkan itu, aku menyadari bahwa dia juga menatap lurus ke arahku.
“H-Hei, kenapa menatapku begitu?”
“Hm? Tidak, bukan apa-apa.”
“T-Tunggu, Jangan bilang kamu ingin makan… crepe punyaku?”
“Eh?”
Rupanya, Sei-chan mengira alasan aku menatapnya adalah karena aku ingin makan crepe.
“Y-Yah, berbagi makanan yang sama itu sedikit…”
“Tidak, aku hanya…”
“I-Itu akan menjadi ciuman tidak langsung…”
“Mmm!”
Sei-chan tersipu dan mengatakan itu. Aku terbatuk dan mengerang karena caranya mengatakan itu terlihat terlalu imut.
“Sei-chan, bukannya aku ingin makan crepe, lho?”
“E-Eh? B-Begitukah?”
“Ya, aku hanya memikirkan betapa imutnya kamu saat memakan crepe itu.”
“B-Bagaimanapun juga, itu masih sangat memalukan untukku!”
“Haha, maaf soal itu.”
Aku telah diolok-olok tadi saat naik roller coaster, jadi aku bisa membalasnya kali ini.
“HNNG!”
“Hmm? Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba mengulurkan crepe-mu ke arahku?”
“K-Kamu harus memakannya juga! I-Itu karena aku tidak suka kalau hanya aku yang merasa malu dengan situasi seperti ini!”
“Eh? Tidak, tunggu… Apakah kamu yakin?”
“Y-Ya.”
Aku tidak menyangka Sei-chan akan benar-benar menawariku krep, yang disiapkan untuk ciuman tidak langsung denganku.
Dan itu lebih memalukan karena Sei-chan yang memegangnya dan aku akan makan disuapinya.
Sial, aku tidak mengira kamu akan siap untuk tiba-tiba menghancurkan diri sendiri.
Aku merasa sangat senang bisa benar-benar menciumnya, meskipun secara tidak langsung, tapi aku tidak bisa melepaskan perasaan malu ketika situasi benar-benar mengharuskannya.
Mana mungkin aku tidak menerima crepe yang mana aku bisa menciumnya secara tidak langsung sembari dia mengatakan “Ahhhh” ketika dia menawarkannya padaku?
“T-Tentu, baiklah aku akan memakannya sekarang…”
“A-Ayo, cepatlah makan.”
Menahan rasa maluku, aku mencondongkan tubuh ke depan dan membuka mulutku untuk memakan crepe yang ditawarkan kepadaku.
Aku mencoba makan sebanyak mungkin di bagian yang belum disentuh Sei-chan, tapi itu tidak mungkin karena dia sudah memakannya cukup banyak.
Crepe seharusnya penuh dengan cokelat, krim kocok, dll. Tapi, aku agak malu mengakui bahwa aku tidak bisa merasakan rasa crepe-nya saat ini…
“Y-Yah, Bagaimana rasanya…?”
“U-Un, Ini cukup enak.”
“Y-Ya, a-aku setuju.”
Sei-chan ragu-ragu sejenak, tapi kemudian setelah itu, memakan crepe dalam satu gigitan besar, memakan bagian yang telah kugigit.
“Mmm… R-Rasanya manis.”
“U-Un, ya. Ini benar-benar manis.”
Aku tidak terlalu ingat betapa manis rasa crepe-nya, tapi kupikir kami sekarang memancarkan getaran yang lebih manis daripada sebelumnya.
Aku pernah membaca tentang suasana seperti ini di manga dan buku, tapi aku tidak pernah benar-benar mengalaminya sendiri… Aku merasa sangat malu sekarang.
Mungkin Sei-chan merasakan hal yang sama, saat aku melihatnya tersipu malu juga.
Dan kemudian aku dan Sei-chan saling melirik pada saat yang sama lalu mulai saling tertawa karena suasana aneh di sekitar kami
“Haha, aku tidak menyangka Sei-chan akan melakukan sesuatu yang begitu memalukan.”
“Fufu, kamu juga, Hisamura. Aku tidak mengira kamu begitu pemalu.”
Ah, gawat. Aku bersenang-senang dengan Sei-chan. Aku sangat senang hingga bisa mati.
Kemudian, pada saat yang sama ketika kami selesai makan, aku melihat Yuuichi dan Fujise selesai makan dan melanjutkan tujuan mereka berikutnya.
Yuuichi dan Fujise mulai makan lebih awal dari kami, tapi mereka berdua sepertinya sudah membeli dan makan cukup banyak.
“Aku tahu kalau Yuuichi makan banyak, tapi kurasa Fujise juga makan banyak.”
“Itu benar. Shiho sedikit khawatir soal itu, tapi Shigemoto juga sepertinya makan banyak, jadi mereka terlihat cocok di bagian itu.”
Aku belum pernah mendengar hal ini sebelumnya. Fujise tidak pernah digambarkan sebagai orang yang makan banyak dalam cerita aslinya.
Sejujurnya, manga Ojojama adalah manga yang populer, tapi itu belum benar-benar jadi serial panjang.
Bahkan belum sampai 10 volume saat ini. Seharusnya ada beberapa informasi tentang karakter yang belum sepenuhnya diungkapkan.
Untuk beberapa saat setelah itu, kami melihat Yuuichi dan Fujise berkeliling taman hiburan secara normal lagi, jadi kami juga pergi ke wahana yang sama persis seperti yang mereka datangi.
Karena tujuan awal dari kencan ini adalah untuk mengawasi dari Tojoin. Kami tidak masuk ke semua wahana yang mereka datangi.
★★★★★★
Sudah sekitar dua jam sejak kami selesai makan siang, dan sejauh ini kami belum benar-benar melihat Tojoin-san.
Sepertinya, Tojoin-san seharusnya mengganggu di sekitaran waktu ini, seperti yang ditunjukkan dalam cerita aslinya.
Sekarang menurut kalian, selanjutnya mau pergi ke mana kedua orang di sana itu?
Tentu saja itu adalah wahana yang mereka datangi dalam cerita aslinya, yaitu… ya, aku tahu itu.
“Itu rumah hantu.”
Ini adalah kencan taman hiburan yang khas dalam manga komedi romantis, bab rumah hantu.
Kalian tahulah, jenis di mana heroine menjadi takut dan berkata “Kyaaaaa~” dan menempel erat pada si pria, dan ada sedikit situasi lucky pervert yang terjadi juga.
Meskipun cerita ini sedikit berbeda dari klise normal. Karena Yuuichi-lah yang takut di sini, bukan Fujise.
Karena itu, Yuuichi dengan putus asa mengusulkan pada Fujise untuk tidak pergi ke rumah hantu. Sei-chan menatapku saat Yuuichi berusaha yang terbaik.
“F-Fujise, bisakah kita tidak usah pergi ke sini…? Tempat ini untuk menakut-nakuti anak-anak dan kita sebaiknya tidak masuk karena kita sudah SMA.”
“Eh, sebenarnya aku agak suka wahana ini. Selain itu, tidak masalah jika itu untuk menakut-nakuti anak-anak, kita berada di taman hiburan sekarang, kita di sini untuk mengingat kesenangan yang kita rasakan saat kita masih kecil. O~hoh~ mungkinkah sebetulnya kamu takut, Shigemoto-kun?”
“T-Tidak, tentu saja tidak! Kenapa pula aku harus takut pada area yang dirancang untuk menakut-nakuti a-anak-anak! Kalau begitu, ayo masuk ke sana!”
“Fufu, ayo pergi.”
Ya, ini seperti cerita aslinya.
Fujise sudah tahu kalau Yuuichi tidak suka rumah hantu berdasarkan reaksinya saat ini, tapi itulah alasan sebenarnya Fujise ingin masuk bersamanya.
Fujise ternyata sangat sadis, kan?
Ada banyak penggemar yang menyukai bagian dirinya yang itu. Yah, Shigemoto juga menyukainya, yang membuatnya menjadi pria dengan hobi seperti itu.
Tunggu dulu… Apakah dia benar-benar begitu…?
Aku akan bertanya padanya tentang hal itu lain kali...
“Oke, sepertinya mereka berdua akan masuk. Kalau begitu kita ke sana dan masuk-…”
“T-Tidak! Kita tidak perlu masuk juga, kan?”
“Eh?”
Kata-kata Sei-chan membuatku meninggikan suaraku dengan penuh tanda tanya.
“L-Lihat, di dalam sana gelap, jadi Tojoin tidak akan mengganggu mereka di sana. Y-Ya, tidak ada gunanya kita pergi ke sana juga.”
Kami tidak memasuki setiap wahana yang mereka kunjungi, tapi tidak peduli bagaimana aku melihat penolakan Sei-chan yang sekarang...
“Eh? Mungkinkah... kamu takut dengan rumah hantu?”
“A-Aku tidak takut. Hanya saja aku tidak merasa ada gunanya ke tempat menakut-nakuti yang ditujukan untuk anak-anak.”
Tidak, kamu memberikan alasan yang hampir sama persis dengan Yuuichi…
Aku tidak mengira kalau Sei-chan buruk dengan hal-hal yang menakutkan. Kurasa informasi itu belum keluar dalam cerita aslinya.
Tidak, kebanyakan gadis normal takut dalam hal itu.
Agak aneh bagi Fujise untuk berjalan ke sana dengan gembira.
Tapi yah, ini membuatku semakin ingin masuk sekarang.
“Aku sangat menyukai wahana ini. Bukankah menyenangkan menjadi anak kecil lagi dan pergi ke tempat-tempat seperti itu? Benarkan, Sei-chan?”
“Uuu…”
“Ayolah, ayo masuk sekarang.”
“A-Aku tidak suka dengan hal itu…”
“Eh? Apakah kamu mengatakan sesuatu?”
“Aku bilang aku tidak suka! Sejujurnya, aku bukan penyuka hal-hal seperti rumah hantu itu!”
Oh, aku tidak mengira dia begitu jujur tentang itu.
Itu benar, kamu tidak perlu memaksakan diri dengan bersikap keras kepala seperti Yuuichi, tidak apa-apa untuk bersikap seperti ini.
“Oh, begitu ya.”
“Apakah kamu kecewa denganku sekarang...?”
“Tidak, aku tidak akan kecewa denganmu hanya karena kamu tidak suka rumah hantu. Ketika kamu mengatakannya seperti itu, aku juga tidak suka dengan roller coaster, lho?”
“O-Oh, itu bagus untuk didengar.”
“Tapi yah, aku minta maaf. Aku benar-benar ingin pergi ke rumah hantu bersamamu Sei-chan.”
“H-Hei kenapa…? Bukankah aku bilang aku tidak suka dengan itu?!”
“Karena itulah, atau lebih tepatnya, kupikir kamu akan sangat menggemaskan jika kamu takut, Sei-chan.”
“Kamu memiliki kepribadian yang buruk, tahu gak!?”
“Tidak, tidak, jika kamu mengatakannya seperti itu, Fujise akan sama denganku, lho?”
Sejujurnya, aku bersenang-senang di dalam hatiku.
Sebenarnya, menurutku sahabat Sei-chan memiliki kepribadian yang lebih buruk dariku, tahu.
“Yah, aku tidak bilang kalau kamu harus melakukannya. Tapi kamu takut ketika kamu masih kecil, kan?”
“Y-Yah, begitulah?”
“Jadi mungkin kamu akan mengatasinya sekarang setelah kita sudah SMA, lho? Jadi, malahan kamu mungkin benar-benar dapat menikmatinya sekarang.”
“I-Itu benar.”
“Yah, harapanku yang sebenarnya adalah Sei-chan belum mengatasinya sama sekali, dan dia akan menunjukkan padaku betapa imutnya dia saat dia takut.”
“Hei, kamu benar-benar tidak sopan, lho.”
“Aku hanya berkata jujur.”
Tidak, sungguh, aku serius.
Aku sangat, sangat serius. Aku sadar aku mengatakan hal yang sama dua kali, tapi aku benar-benar serius.
Aku ingin melihat Sei-chan ditakuti oleh hantu meskipun itu membunuhku.
“Menurutku bahkan jika kamu belum menaklukkan ketakutanmu, kamu akan lebih menikmati rumah hantu daripada orang-orang yang tidak takut. Menurutku itu berarti kamu dapat menikmati rumah hantu lebih banyak daripada orang lain, Sei-chan.”
“Seberapa inginnya sih kamu pergi ke rumah hantu saat ini?”
“Sangat ingin sehingga itu telah menjadi wahana yang paling kuinginkan di taman ini saat ini.”
“O-Oh ... jadi kamu sangat ingin masuk, ya?”
Aku tidak baik atau buruk dalam hal-hal menakutkan, tapi aku benar-benar ingin melihat Sei-chan ketakutan.
“B-Baiklah... jika kamu begitu ngotot tentang itu, ayo masuk.”
“Wah! Benarkah?!”
“Ya, aku selalu ingin mengatasi kelemahanku ini. Aku belum pernah ke sana sejak SD, jadi mungkin aku bisa melakukannya sekarang.”
Oh, aku benar-benar tidak menyangka dia tiba-tiba setuju denganku.
Aku benar-benar ingin pergi ke sana. Aku siap untuk berlutut dan memohon jika harus.
“Oke, ayo pergi. Yah, jika kamu benar-benar tidak bisa mengatasinya, kita bisa berhenti di tengah jalan, jadi kupikir kita seharusnya akan baik-baik saja di sana.”
“Begitu aku masuk, aku akan tetap lanjut sampai akhir.”
Jadi, aku dan Sei-chan pergi ke rumah hantu yang dimasuki Yuuichi dan Fujise.
Sebelumnya - Daftar Isi - Selanjutnya
Post a Comment