[WN] Isekai Romcom Chapter 16 Bahasa Indonesia
Chapter 16: Ketahuan
“Maaf… Ku-uh, kurasa jariku secara tidak sengaja menggesernya ke atas ketika aku melakukan pose menyesal sebelumnya, dan pesannya sedikit kembali ke atas pada riwayat chatting-mu dengan Shimada…”
“AH!”
Jika kau menggesernya ke atas, kau mungkin dapat melihat pembicaraanku di hari Kamis dengan Sei-chan.
Dan di hari Kamis, maksudku hari dimana aku menyatakan perasaanku pada...
“Jadi, kau menyukai Shimada?”
“Salah, ya?”
“Tidak, tidak salah sih, tapi… eh benarkah?”
“Aku sedang serius sekarang. Ayo, sinikan ponselku.”
Yuuichi, yang menyerahkan ponsel padaku, benar-benar kaget.
“Maksudku, eh, kau sudah nembak?”
“Aah, iya. Aku sedikit terbawa suasana.”
“Beneran? Apa? Eh? Tunggu, aku kesulitan memahami situasi yang tiba-tiba ini.”
Melihat kekagetan Yuuichi, aku menghela nafas berat.
Aku tidak mengira orang ini akan mengetahuinya seperti ini.
Ini adalah kesempatan yang bagus, jadi aku akan memberitahunya soal itu.
“Sederhana saja. Itu artinya aku benar-benar menyukai Shimada dan aku sudah menyatakan cintaku padanya.”
“Serius… eh, jadi kalian berdua pacaran?”
“Tidak… Kami tidak pacaran.”
“Oh, jadi kau ditolak?”
“Tidak, aku juga tidak ditolak. Jawabannya masih gantung.”
Masih gantung, tapi entah kapan aku akan dapat jawaban…
“Serius? Yah kalau gantung berarti masih ada kesempatan. Jika dia tidak punya perasaan apa-apa, dia akan langsung menolakmu di tempat.”
“Hmm, entahlah… Yah, jika kau berpikir positif, mungkin begitu.”
“Ya, aku yakin. Tapi… Wow, aku tidak pernah menyangka Tsukasa menyukai Shimada… Menurutku kalian akan menjadi pasangan yang cocok.”
“Haha, makasih.”
Aku yakin inilah yang akan dikatakan orang itu. Lagipula, pria inilah yang membuat Sei-chan jatuh cinta dalam cerita aslinya… Sialan kau, protagonis.
“Aku akan membencimu jika dia memilih untuk menolakku.”
“Kenapa begitu!? Aku kan tidak hubungannya!”
“Aku bercanda.”
Yah, itu benar-benar lelucon, karena jika aku benar-benar membencinya, itu hanyalah kebencian palsu terhadapnya.
Aku mungkin akan sedikit membencinya, tapi itu tidak akan pernah membuatku benar-benar membencinya.
“Tapi, Tsukasa sudah menembaknya, kan? Hei, aku juga akan nembak besok, jadi beritahu aku.”
“Apanya?”
“Bagaimana caramu nembak. Hal-hal semacam itu.”
“Tentu saja aku tidak mau. Ini seperti permainan hukuman bagiku.”
“Ayolah! Aku tidak akan memberi tahu siapa pun! Kumohon! Aku hanya mau menggunakannya sebagai referensi untuk besok!”
Tidak, jika itu kau, kau bisa sekedar bilang, “Aku menyukaimu, tolong pacaranlah denganku,” dan Fujise akan menerimanya…
Jadi menurutku kau tidak benar-benar membutuhkan saranku... Tapi tidak mungkin aku bisa bilang begitu padamu.
“Hah, ini sangat memalukan, jadi aku akan menyingkatnya.”
“Oh! Seperti yang diharapkan dari Tsukasa! Kau memang jantan!”
“Kau sungguh berani bisa bilang begitu!”
Jadi aku memberi tahu Yuichi tentang saat aku menyatakan perasaanku pada Sei-chan.
Aku sangat malu jadi aku tidak memberi tahu dia terlalu banyak tentang bagaimana percakapan kami mengalir, tapi aku memberinya gambaran kasar tentang apa yang aku katakan.
Dan untuk pria ini, menurutku itulah bagian yang sangat ingin dia dengar, karena dia ingin menggunakannya sebagai referensi untuk pengakuan cintanya besok.
Kemudian kami berbicara sebentar, dan pikiran pertama Yuichi adalah...
“Itu lamaran pernikahan.”
“HAH?!”
Itu sama sekali tidak seperti yang aku kira.
“H-Hei, K-Kok bisa itu jadi lamaran?”
“Tidak, sebaliknya, memangnya apa lagi selain lamaran? ‘Aku menyukaimu, tolong pacaranlah denganku’ mungkin merupakan pengakuan cinta yang normal, tapi ‘Aku akan membuatmu bahagia’, itu jelas merupakan sebuah lamaran.”
“Kuu…”
Memang benar kalau kata-kata itu saja terdengar seperti lamaran, tapi...!
“Hei, aku tidak memintanya untuk menikah denganku, jadi seharusnya masih aman…!”
“Hmm, ya, nyaris aman sih…”
Ya, kurasa aku benar-benar di ujung tanduk saat ini.
“Eh? Jadi itu berarti Tsukasa sangat menyukai Shimada hingga kau ingin menikahinya?”
“Jika, kau yang menikahi Sei-chan, kau akan mati, sumpah.”
“Apa kau sebegitunya menyukainya?”
Tentu saja, ini Sei-chan.
Di duniaku sebelumnya, aku menghabiskan semua jam diluar waktu sekolahku untuk bekerja paruh waktu, serta mencurahkan hampir seluruh waktu dan uangku untuk Sei-chan.
Sekedar bisa menghirup udara yang sama di dunia yang sama dengan Sei-chan, orang yang sangat aku cintai, meruapakan kebahagiaan yang teramat sangat bagiku…
Bukan berarti aku begitu bahagia sampai rela mati jika kami bersama dan menikah.
Aku akan terlalu senang untuk mati, tapi penyebab kematianku sebaiknya kematian secara alami.
“Aku tidak mengira kau begitu menyukai Shimada… Kau barusan juga mengatakan sesuatu seperti ‘Sei-chan’.”
“Oh, aku salah ngomong.”
“Tidak, ketika aku melihat riwayat chat RINE-mu, aku dapat melihat tulisan ‘Sei-chan’.”
Kalau dipikir-pikir, kupikir aku memang memanggilnya Sei-chan saat kami chatting-an pada malam Jum’at karena kupikir aku masih di dalam mimpi.
Tapi, sekarang aku diizinkan memanggilnya “Sei-chan” setiap kali kami berduaan. Ini yang terbaik, kan?
…Meskipun terkadang secara refleks, seperti barusan, aku keceplosan memanggilnya Sei-chan karena kebiasaanku memanggilnya seperti itu di duniaku sebelumnya.
Dan berbicara tentang RINE, aku belum membalas pesannya.
Aku barusan menunjukkan pesan dari Sei-chan kepada orang ini dan lupa membalasnya.
“Itu benar. Maksudku, apakah Shimada benar-benar akan datang ke tempat kencan itu? Jika memang begitu, aku akan sangat menghargainya…”
“Baiklah, mari kita tanyakan dulu padanya soal itu.”
Mari kita lihat, pesan yang akan aku kirim adalah..
“Shigemoto bilang dia akan berterima kasih jika kamu mau melakukannya, tapi bukankah itu akan membebani Sei-chan?”
Baiklah, terkirim.
Pesannya langsung dibaca, dan beberapa detik kemudian, aku mendapat balasan.
“Tidak juga, karena ini demi Shiho. Rahasiakan itu dari Shiho. Aku tidak memberi tahu dia kalau Tojoin mungkin akan datang dan mengganggu kencan. Shiho menantikan ini, jadi aku tidak ingin membuatnya mengkhawatirkan sesuatu yang tidak perlu.”
“Kamu gadis yang baik…! Aku sangat mencintaimu…!”
“Kau bahkan tidak lagi menyembunyikan perasaanmu pada Shimada sekarang, ya…?”
Post a Comment