[LN] Psycho Love Comedy Volume 3 Secret Track Bahasa Indonesia
Ujian Tambahan – Secret Track
Di dalam ruangan yang diwarnai merah, terdengar jeritan yang sulit dibayangkan kalau itu berasal dari suara manusia.
Dengan kilatan putih, suara menjadi tenang.
“–Ini aku.”
Suara loli yang manis. Di meja yang diterangi oleh matahari terbenam, Kurumiya menghentikan pekerjaannya membuat soal ujian, mengangkat ponselnya ke telinganya.
Gantungan hp kucing berputar dan bergoyang ringan seperti mayat yang digantung.
“……”
Hening. Setelah menunggu beberapa saat, masih belum ada jawaban.
Alis Kurumiya mengkerut sembari mengetukkan jari-jarinya di atas meja.
“Hei, kubilang ini aku. Apa kau dengar?”
‘Ya. Aku dengar, Hijirin.’
Saat dia bertanya dengan marah, sebuah suara sopran menjawab.
“Jawab jika kau dengar, dasar brengsek.”
‘Maaf, maaf. Suara Hijirin sangat imut, aku tidak bisa tidak terpesona oleh suara itu.’
“…Diam. Aku tidak punya waktu untuk membicarakan omong kosong denganmu.”
‘Ya ampun? Kau jadi malu?’
“Hentikan omong kosong ini. Apa kau ingin aku menyembelihmu?”
‘Bahkan kau pun tidak bisa membunuhku lewat telepon, kan? Fufu.’
“Matilah saja sana.”
Kurumiya mendecakkan lidahnya dan bersandar di kursinya.
‘…Ngomong-ngomong, sudah lama berlalu, Hijirin. Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?’
“Yeah, membunuh dengan sangat bahagia. Kau?”
‘Hmm~ Tidak terlalu bagus. Targetnya sangat tangguh.’
“Sepertinya begitu. Kedengarannya sangat tidak biasa. Bagaimanapun, mereka-lah yang melahirkan pria itu, jadi itu tidak mengherankan.”
‘…Oh, pria itu.’
“Ya. Orang yang aku sebutkan terakhir kali. Bocah yang disukai Renko.”
‘_____’
Mood di sisi lain telepon berubah.
Suara diturunkan secara halus.
‘…Oh, anak itu. Aku ingat namanya Kamiya Kyousuke-kun, bukan? Apakah dia masih terobsesi dengannya?’
“Ya. Malahan, situasinya semakin buruk. Sepertinya dia benar-benar jatuh cinta padanya.”
–Krak. Suara sesuatu terobek.
‘H-Hmm… Begitukah? Mereka masih belum mulai pacaran? Jika perasaan mereka sama, perasaan niat membunuh yang terhenti akan mulai mengalir lagi dan dia akan membunuhnya, kan?’
“Seharusnya begitu. Tapi bagaimanapun juga, itu hanya menurut dia.”
‘Tapi, tapi! Apakah mereka sudah berpegangan tangan? Kontak kulit yang intim? Bahkan berciuman… Tidak? Tidak mungkin!? Jika begitu, apa yang harus kita lakukan!?’
“Hanya Tuhan yang tahu. Jangan tanya aku. Namun–”
Tanpa menunggu pihak lain untuk tenang, dia mengatakan padanya:
“Renko tidak menuruti perintahku.”
‘…Heh. Apa? Kau memintanya untuk membunuh Kyousuke-kun lagi?’
“Tidak. Kali ini itu adik perempuannya. Aku memerintahkannya untuk menghajar si adik sampai setengah mati di depan kakaknya.”
Saat dia memberikan shotgun itu ke Ayaka dan mengajari dia cara menggunakannya di lapangan tembak–
Kurumiya telah memberikan perintah pada Renko.
Pukul Ayaka di depan Kyousuke. Buat dia merasakan keinginan untuk membunuh. Buat dia merasakan niat membunuh secara nyata. Sambil melonggarkan batasan terhadap pembunuhan, itu akan memberikan sekilas nilai dari adik perempuan itu…
Jika Ayaka berhasil membunuh, itu akan sedikit mengguncang Kyousuke. Jika Eiri dan Maina terbunuh, maka bakat mereka hanya sebatas itu. Itu saja.
Selain itu, jika Renko menyentuh Ayaka-nya tersayang, Kyousuke tidak akan memaafkan Renko.
Cinta Renko akan berakhir dan error akan dihilangkan.
–Seharusnya begitulah rencananya.
“Tapi dia melanggar perintahku. Aku sudah membuka limiter-nya sebelumnya, dan itu benar-benar lepas… Tapi dia menekan niat membunuhnya, memungkinkan si adik diselamatkan dari ambang bahaya. Meskipun tidak ada alasan, sebagian besar sepertinya… dia lebih tidak suka dibenci oleh Kyousuke daripada dihukum olehku. Apakah ini sesuatu yang harus diperlakukan dengan enteng? Pembunuh Buatan yang diciptakan untuk membunuh benar-benar dapat menghentikan dirinya sendiri dari membunuh. Hal itu benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya.”
‘…Benar.’
“Membiarkannya mendaftar kesini ternyata merupakan kesalahan. Memperlakukan alat seperti manusia… Gagasanmu sama sekali tidak bisa dipahami–”
‘Hijirin.’
Tidak panas ataupun dingin, suara yang tenang.
‘Pendapatmu tepat, itu sangat benar. Tapi aku sudah tahu hal semacam ini sejak awal. Jika kau tahu, bagaimana mungkin aku tidak?’
“…………Muu.”
Nada suaranya terdengar sangat sombong.
Tapi sama sekali tidak merendahkan.
Pikirannya cemerlang dan melampaui orang-orang seperti Kurumiya.
Namun, apa yang membuatnya tidak senang jelas tidak berhubungan dengan harga dirinya.
“…Maaf. Aku tidak mengucapkan kata-kata dengan benar.”
‘Ya. Beberapa hal, bahkan jika aku mengetahuinya, aku lebih suka tidak mengetahuinya. Gadis itu memang bukan manusia tapi alat milik kita, Organisasi. Cukup aneh bagi pencipta alat untuk mengirimnya ke sekolah yang tidak penting dan diperlakukan seperti manusia. Bahkan aku sendiri merasa begitu, lho? Namun, aku–’
Sisi lain terdiam.
Kemudian mood Kurumiya menjadi lebih buruk.
“Sigh… Yah, bagaimana aku harus bilangnya? Aku mencoba untuk berdiri di pihakmu sebanyak yang aku bisa, tahu? Tapi jika keanehan mencapai tingkat yang mempengaruhi kualitas misi, para petinggi tidak akan menahan diri untuk ikut campur. Tidak peduli apa keinginanmu sebagai penciptanya, pada titik ini, Renko akan–”
‘Eh? Maaf, aku barusan pergi untuk mengambil Monster Energy.’
“Matilah saja sana.”
‘Aku sudah minta maaf. Jika kau membuat suasananya menjadi begitu serius, kebiasaan lamaku untuk menghancurkan barang-barang akan muncul tanpa disadari.’
“Sungguh, maka pergilah ke rumah sakit sana.”
‘Ahaha. Tidak mungkin. Aku sangat sibuk.’
“…Hmph. Apa kau bermain petak umpet dengan target? Jangan mematahkan tulang.”
‘Hmm. Saat ini, akulah yang bersembunyi. Target sepertinya memiliki koneksi dengan bagian bawah masyarakat… Ini membutuhkan lebih banyak usaha daripada yang dibayangkan. Baiklah, karena aku bepergian sebagai wali resmi, ini pada dasarnya terasa seperti jalan-jalan. Aku akan membawakan oleh-oleh untukmu kali ini, Hijirin.’
“Terima kasih. Kalau begitu kirim lewat pos lagi.”
Boneka yang digantung di HP Kurumiya juga hadiah dari temannya.
Maskot ini milik band death metal bernama “The Black Cat Murder” dan dia juga menyetel nada deringnya dengan salah satu lagu mereka. Kurumiya sangat menyukai mereka.
Karena selera mereka sangat selaras, Kurumiya menantikan hadiah darinya.
‘Tidak’
“……”
Entah kenapa, dia langsung menolak.
Mungkin karena perasaan marah Kurumiya tersalurkan, dia menjadi sedikit cemas.
‘Tidak, bukan itu yang aku maksud! Aku tidak akan mengirimkannya, aku akan menyerahkannya padamu secara langsung.’
“…Secara langsung.”
‘’Ya. Aku sudah penasaran sedari tadi sekarang. Setelah mendengar apa yang kau katakan, aku jadi agak khawatir. Aku sedang menuju ke tempatmu, Hijirin. Aku akan mengabaikan target untuk saat ini. Aku harus memeriksa kondisi Renko. Kau juga ingin aku kembali, kan?’
“……….Muu.”
Seperti yang dikatakan temannya, keanehan Renko sangat serius dan bukan sesuatu yang bisa dikendalikan oleh Kurumiya.
Jika dia bisa kembali sebagai pencipta, Kurumiya akan merasa sangat berterima kasih.
“Ya. Itu akan sangat membantu.”
‘Hmm. Aku yang akan menangani para petinggi jadi santai saja dan minumlah susumu. Ketika aku kembali, alangkah baiknya jika ada sedikit kedewasaan.’
“…Dasar jalang. Begitu kau di sini, aku akan menguburmu di tanah.”
‘Ehhhh!? Aku membicarakan Renko… Fufu. Sudah enam bulan, aku sangat menantikannya! Bertemu denganmu dan Renko sudah pasti. Lalu ada itu–Kamiya Kyousuke-kun. Aku harus melihat cinta pertama putriku. Aku punya banyak pertanyaan untuk ditanyakan padanya. Kenapa dia menolak Renko? Dll Bagaimana perkembangannya dengan Renko? Dll. Apa pendapatnya tentang Renko? Dll. Tergantung pada jawabannya, aku mungkin akan memaafkannya.’
Meskipun ada senyum di suara temannya, dia tidak tenang di dalam dirinya.
Kurumiya membuat ekspresi masam. Untuk berpikir bahwa dia akan menyebut alat itu sebagai “putrinya”…
Obsesi orang ini terhadap Renko telah mencapai ranah seorang ibu yang idiot.
‘Jadi, hanya itu yang ingin kukatakan… Makasih! Aku akan menghubungimu.’
“Ya. Kau agak lemah, jadi jaga dirimu baik-baik.”
‘Hijirin, kaulah yang berusaha terlalu keras. Jaga dirimu juga. Selamat tinggal.’
“Ya, sampai jumpa.”
Menjawabnya, Kurumiya menutup telepon.
Menghembuskan napas, dia memindahkan ponsel dari telinganya. Dorongan untuk tertawa meningkat secara alami.
Matahari sudah terbenam. Kegelapan memenuhi ruangan kecuali cahaya dari ponsel di atas meja.
Yang tersisa di layar dalam catatan panggilan telpon adalah nama temannya barusan.
Hikawa Reiko…
Post a Comment