[LN] Psycho Love Comedy Volume 2 Prolog Bahasa Indonesia

 

Upacara Keberangkatan – Introduction

 

“Hei, para babi!”

Di dalam gimnasium luas yang interiornya tertutup grafiti, terdengar suara loli.

Berwajah seperti anak kecil yang dihiasi potongan rambut bob, tubuh mungilnya mengenakan setelan wanita bermerek, guru perempuan–Kurumiya Hijiri–melihat ke bawah dari panggung tinggi di atas, matanya yang bulat menyipit.

Di sini, total tiga puluh satu anak laki-laki dan perempuan berdiri dengan rapi dalam formasi, menatap ke arah Kurumiya yang menyerupai anak TK atau SD. Para siswa ini mengenakan baju olahraga bergaris-garis hitam putih.

” ” “Ya!” ” “

Suara keras terdengar serempak sebagai jawaban atas teriakan Kurumiya.

“Setelah memasuki Sekolah Rehabilitasi Purgatorium, tiga bulan telah berlalu dalam sekejap mata. Kalian para brengsek mulai disini sebagai sampah manusia tapi sekarang kalian telah didisiplinkan untuk menjadi jauh lebih patuh.Terlepas dari babi terbelakang tertentu yang tidak menunjukkan kemajuan  – Si Sampah Mohican itu – tidak ada yang datang terlambat hari ini. Luar biasa. Kukuku… Mari kita mulai absensi.”

Sambil mengatakan itu, Kurumiya mengayunkan pipa baja yang dia sandarkan ke bahunya.

Kotoran berdarah yang menempel di permukaannya terbang dan berceceran, mengotori anak di barisan depan–wajah Kyousuke.

Namun, Kyousuke tetap diam, tanpa menunjukkan perubahan ekspresi sama sekali.

” ” “Terima kasih banyak!” ” ” Ketika para siswa berteriak keras, mereka menahan tatapan penuh dengan kekejaman.

Kurumiya mengejek “Hmph” lalu meletakkan pipa di bahunya lagi.

“Namun, ini agak… terlalu membosankan. Taat itu memang bagus, tapi kepatuhan yang berlebihan telah mengkhianati pikiran kalian! Kalian pasti memikirkan ini, kan? Berpikir ‘selama aku tutup mulut dan patuh’, ‘selama aku tidak menunjukkan permusuhan’, ‘selama aku mengikuti aturan sekolah’… Kalian pikir itu cukup untuk mencegahku menyekolahkan kalian? Tidak ada yang salah dengan sikap ini. Sebaliknya, itu cukup benar. Namun–“

Seketika, aura Kurumiya berubah.

Matanya dipenuhi amarah sedingin es seolah semua candaan ringannya telah menghilang dari tubuhnya.

“Sikap ini, cara berpikir seperti ini–Tidak cukup dekat. Kalian para bajingan benar-benar berpikir… tidak apa-apa selama kalian XX? Bukankah itu meremehkan, mengerti? Keadaan kalian ini hanya kepatuhan yang dangkal, itu terlihat jelas dari pandangan sekilas saja. Menatapku, mata kalian…. menunjukkan jauh lebih sedikit rasa takut dan hormat daripada ketika kalian pertama kali masuk, aku melihatnya dengan jelas! Jika rasa hormat kalian terhadapku berkurang, begitu juga dengan kesetiaan kalian. Memasang kulit domba pada dirimu tanpa mengubah apa pun di tulangmu, itu tidak bisa dikatakan sebagai reformasi sejati. Kali ini, aku akan memulai ‘kegiatan khusus’ seperti ini.”

Mengatakan itu, Kurumiya mengeluarkan buku kecil berukuran B5 dari suatu tempat.

Di sampulnya yang merah tua, ditulis dengan huruf yang berlebihan:

Panduan Rehabilitasi Sekolah Purgatorium untuk Sekolah Penjara Terbuka.

Bukan sekolah terbuka tapi sekolah penjara terbuka.

Karena Sekolah Rehabilitasi Purgatorium melakukan perjalanan sekolah tiga hari dua malam, Kyousuke dan tahun-tahun pertama berkumpul di gimnasium pada pukul 5:30 pagi.

Di belakang Kyousuke, seseorang menguap dengan mata mengantuk.

“Perjalanan ke sekolah penjara terbuka ini adalah demi menggunakan lingkungan yang keras untuk membasmi sifat hina kalian, yang sudah mulai tumbuh tidak disiplin karena terbiasa dengan kehidupan sekolah, sehingga untuk menanamkan ketakutan jauh ke dalam tulang kalian sekali lagi, sebuah kegiatan untuk mananamkan loyalitas pada kalian semua. Dalam tiga hari mulai hari ini, yang memimpin kalian para babi adalah aku, guru wali kelas 1-A dan juga—”

“Guru kelas 1-B, aku, Busujima Kirito.”

Yang menyela Kurumiya adalah seorang pria paruh baya yang tampak membosankan dengan berpakaian setelan jas.

Jaketnya bengkok, kemejanya kusut. Kantung mata yang berat.

Muncul dari sisi panggung, pria itu—Busujima–menyisir rambutnya dengan tangan dan berkata dengan suara tak bernyawa:

“Permisi, Kurumiya-sensei… ‘Temanku’ yang penting menghilang. Aku baru saja menghabiskan begitu banyak waktu mencarinya. Ya ampun~ Syukurlah aku menemukan teman-temanku aman dan sehat! Jadi, umm… Sampai dimana aku tadi? Melihat Kurumiya-sensei berbicara selama ini, aku merasa bahwa aku harus menyelesaikan sisanya. Kau tahu, dari segi usia, Kurumiya-sensei masih seniorku. Serahkan sisanya padaku, junior-mu—”

“—Yang akan memimpin kalian semua adalah aku, guru wali kelas Kelas 1-A dan juga anggota Komite Disiplin Sekolah Rehabilitasi Purgatorium. Aku akan menyeret kalian dari awal hingga selesai, jadi persiapkan diri kalian!”

“Ya ampun, mengabaikanku? Sungguh kejam. Kau bahkan tidak menyebut-nyebut aku tadi dengan tergesa-gesa.”

Bukan saja keberatannya tapi bahkan keberadaannya diabaikan juga, Busujima menjadi depresi.

Kurumiya melemparkan tatapan kekesalan kepada Busujima sekilas lalu bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi.

“Komite Disiplin adalah komite yang dibentuk dari kakak kelas teladan–dengan kata lain, model narapidana. Di sekolah penjara terbuka, mereka akan berfungsi sebagai tangan dan kakiku, untuk mengajar dan mendisiplinkan atas namaku. Ayo cepat dan selesaikan perkenalannya.”

–Memperkenalkan anggota Komite Disiplin ini yang akan menjagamu para kelas satu sialan untuk sementara waktu berikutnya.

Kurumiya hampir tidak selesai berbicara ketika…

Laki-laki dan perempuan berseragam muncul dari sisi kiri panggung, berlawanan dengan tempat Busujima muncul.

Mereka mengenakan pakaian musim panas sesuai ketentuan sekolah–kemeja lengan pendek plus rompi, dasi atau pita bergaris, ban lengan kuning bertuliskan “Komite Disiplin.”

Berdiri berbaris di belakang Kurumiya, mereka berjumlah delapan orang.

Mereka termasuk bocah lelaki bermata sipit dan pria gagah dengan otot menonjol. Seorang gadis berkepang dan berkacamata serta seorang gadis yang terlihat seperti seorang gangster wanita dengan roknya yang mencapai hingga ke pergelangan kakinya.

Yang membuat kesan paling mendalam dari semuanya adalah gadis cantik yang berdiri di ujung kanan.

Rambut panjang berwarna madu dengan mata zamrud. Kulitnya, seputih salju sampai tingkat yang hampir seperti penyakit, adalah sesuatu yang akan dihubungkan dengan boneka porselen kualitas terbaik. Mengambil langkah ke depan, gadis cantik itu perlahan membungkuk dengan anggun.

“Salam kepada kalian semua, para murid baru. Aku adalah Ketua Komite Disiplin, Syamaya Saki dari Kelas 3-A Sekolah Rehabilitasi Purgatorium. Aku lahir di luar negeri tapi besar di Jepang. Ibu ku adalah peranakan Prancis-Amerika sementara ayahku berdarah Jepang murni. Umurku tujuh belas tahun. Senang bertemu dengan kalian.”

Setelah memperkenalkan dirinya dengan sopan, dia tersenyum lembut.

Rasanya seolah-olah banyak bunga bermekaran dengan kecantikan—Syamaya–sebagai pusatnya.

​​Jelas untuk anak laki-laki, tapi bahkan para gadis menatapnya seperti terhipnotis, mengingat betapa mencoloknya pemandangan itu.

Kyousuke tidak bisa menahan ucapan “…wow” yang lolos dari bibirnya.

Di dalam sekolah ini, penuh dengan orang-orang gila yang tidak dapat disembuhkan, siapa yang mengira bahwa mungkin bagi seseorang untuk tersenyum seperti ini? Mencolok dari kerumunan, rasanya seolah-olah dewi maha pengasih telah turun ke neraka.

Mata zamrud, agak jauh dari warna mata orang Jepang, mata itu begitu indah sehingga orang bisa salah mengira itu sebagai batu permata. Ditingkatkan lebih jauh oleh udara yang anggun dibuat di dalamnya, mata ini menyampaikan kesan yang mendalam tentang pikiran dan semangat yang sehat di dalamnya.

Selanjutnya, untuk beberapa alasan, Kyousuke bisa merasakan aura menakutkan dari daerah di belakangnya–

“…Ck.”

Kemudian dia mendengar seseorang mendecakkan lidah mereka dengan sengaja.

Perasaan sebelumnya mungkin telah berkembang dan berubah menjadi niat membunuh… Tapi alasannya tidak jelas.

Saat Kyousuke merasa bingung dan gugup, suara Syamaya yang enak dan tidak tergesa-gesa mencapai telinganya.

“Kami dari Komite Disiplin akan menjalanan peran kami untuk membantu Kurumiya-sama. Namun, kami tidak memiliki niat untuk melakukan kekejaman terhadap kalian. Guna membuat setiap siswa tahun pertama menikmati sekolah penjara terbuka, untuk membiarkan semua orang direhabilitasi agar dapat memasuki kehidupan baru kalian sesegera mungkin, kami menawarkan upaya tulus kami. Jangan ragu untuk cerita kepada kami jika kalian memiliki masalah atau kesulitan.”

Menghadapi Syamaya yang tersenyum sambil membelai rambutnya, semua pikiran siswa benar-benar direnggut.

Tidak ada yang memperhatikan Busujima, yang berjongkok di sisi panggung, bergumam pada dirinya sendiri: “Membantu Kurumiya-sama… Huh? Bagaimana denganku? Di mana bantuanku? Mengapa semua orang mengabaikanku? …Bukankah ini terlalu berlebihan?” Sungguh guru yang menyedihkan.

Seluruh suasana hati sepenuhnya di bawah kendali Syamaya.

Dari bawah panggung, tatapan tajam Kyousuke menerima senyum Syamaya yang sangat menarik dengan kepuasan luar biasa–Sebanyak yang dia inginkan, pada detik berikutnya…

“Oh, itu benar… Kalian para bajingan kelas satu pasti sangat menilai Syamaya, da~~~~~~~~~~~~~ri  penampilannya? Lagi pula, dia adalah pembunuh berantai mengerikan yang dikenal karena jumlah pembunuhan terbanyak dari seluruh angkatan, mengguncang sekolah setelah pendaftarannya dengan gelar ‘Putri Pembunuh’ yang kejam dan mengerikan, anak bermasalah di antara anak-anak bermasalah… Kukuku.”

Kata-kata Kurumiya membuat pikiran semua orang berhenti.

…Jumlah pembunuhan terbanyak dari seluruh angkatan? Pembunuh berantai Mengerikan? Apa yang dibicarakan Kurumiya?

“Sangat bervariasi dalam metode pembunuhan dan tipe target dengan segala macam adegan pembunuhan, dia membunuh dan memotong-motong korban. Tanpa satu titik kesamaan di antara setiap kasus, tidak mungkin untuk membayangkan itu semua dilakukan oleh orang yang sama. Korban kedua puluh dan dua puluh satu sebenarnya adalah ayah dan ibunya sendiri. Hanya setelah dia ditangkap atas tindakan pembunuhan ayah dan ibunya inilah terungkap bahwa semua kasus itu dilakukan oleh Syamaya seorang. Awalnya dianggap sebagai pembunuh dua orang ketika pertama kali ditangkap, kenyataan membuktikan bahwa dia adalah pembunuh berantai mengerikan yang sangat langka yang telah membunuh dua puluh satu orang. Termasuk fakta bahwa si pembunuh hanyalah seorang gadis kecil yang baru saja mencapai usia empat belas tahun, kebenarannya terlalu mengejutkan. Oleh karena itu, itu tidak diungkapkan ke publik. Terkubur dalam ketidakjelasan, dia kemudian dijebloskan ke sekolah ini.”

…Tunggu sebentar. Apa yang dia katakan tadi? –Dua puluh satu?

Tidak peduli bagaimana, itu terlalu tidak nyata. Tuduhan palsu dijatuhkan pada Kyousuke, bahwa jumlah ‘dua belas korban’ yang terbunuh sudah melampaui batas biasa, namun jumlah pembunuhan Syamaya hampir dua kali lipat. Itu pasti lelucon.

Kakak kelas dengan kemurnian seperti itu di matanya, tidak mungkin menjadi Putri Pembunuh yang telah membunuh dua puluh satu orang.

Faktanya, bahkan Syamaya membuat ekspresi terkejut.

“Itu seharusnya tidak diungkapkan.”

…Dia mengakuinya dengan sangat sederhana.

Gambaran Syamaya di hati Kyousuke, kakak kelas yang baik hati, dengan senyum lembut, semuanya hancur tak bisa diperbaiki.

Semua siswa lainnya sama, mencengkeram dada mereka dalam keputus-asaan, mencengkeram kepala mereka dalam keputus-asaan, bahkan mencengkeram lengan kiri dan berteriak “Gwahhhhhhhhhhhhh!? Tenang! Tenanglah, Azrael!” Cukup mengagetkan.

Di belakang Kyousuke, gerutuan “…Rasakan itu, brengsek” bisa didengar.

Syamaya mengeluarkan mikrofon dan berbicara lebih keras daripada keributan.

“Baiklah… Semuanya, tolong tenang! T-Tolong tenang! Memang, aku telah membunuh dua puluh satu orang di masa lalu menggunakan berbagai cara. Itu sangatlah benar. –NA.MUN! Aku sudah berubah , aku telah terlahir kembali! Bahkan seseorang sepertiku dengan masa lalu semacam itu telah menjadi wanita luhur! Terima kasih kepada para guru… Tidak, semua berkat disiplin ketat Kurumiya-sama, tubuh dan pikiranku telah sepenuhnya dibersihkan!”

Mata Syamaya berkilauan cerah sementara dia berbicara dengan kuat dengan tangan di dadanya.

Busujima, yang telah menghilang dari panggung tanpa ada yang memperhatikan, tiba-tiba berkata “…kau sudah mengatakan ‘ para guru’ secara terbuka dan jelas, mengapa kau harus mengoreksi dirimu dengan sengaja? Apakah kau membulliku?” Tapi mungkin, tidak ada yang peduli.

Kurumiya menyaksikan dengan nakal ketika Syamaya dengan putus asa berusaha menjelaskan dirinya sendiri.

Di sisi lain, anggota Komite Disiplin lainnya tetap sama sekali tidak terpengaruh.

Masih berdiri dengan punggung lurus, menghadap ke depan, mereka berdiri diam tanpa berkedip.

Tampak seperti patung buatan, mereka memancarkan perasaan tekanan yang menakutkan.

“Jadi semuanya, tolong jangan khawatir! Tidak peduli berapa banyak kalian telah membunuh di masa lalu… Kalian selalu dapat bertobat! Memikul kejahatan kalian, terus bergerak maju, ini sepenuhnya mungkin! Memang… Tidak peduli seberapa banyak lagi yang telah kalian bunuh, Kalian masih dapat menangkap sepotong cahaya itu.”

–Tepat pada saat ini, tiba-tiba…

Tatapan Kyousuke dan Syamaya bertemu.

“…!?”

Saat Kyousuke melompat kaget, Syamaya tersenyum dan menyipitkan matanya yang berwarna hijau zamrud.

Ekspresi lembutnya seperti mengatakan ini:

‘Jangan khawatir, Kamiya-san. Bahkan jika seseorang sepertiku yang telah membunuh dua puluh satu orang dapat terlahir kembali, pasti kau dapat direformasi sepenuhnya! Mari kita berjuang bersama-sama, ya?’

“…”

Menghindari tatapan membara Syamaya, Kyousuke langsung merasa kehabisan energi.

Lalu kalimat “Bukankah itu bagus? Sungguh populernya dirimu” dapat terdengar dari belakang.

Kesal, Kyousuke melihat ke belakang hanya untuk melihat seorang gadis cantik dengan rambut dan mata merah karat mencibir.

“…Yawn.” Dia sengaja menguap.

Sekolah Rehabilitasi Purgatorium–Sebuah sekolah asrama yang tidak biasa di mana para remaja terpidana pembunuhan berkumpul.

Bagi Kyousuke, dijebak dengan tuduhan palsu sebagai ‘Pembunuh Massal Dua Belas Orang’ dan dipaksa untuk mendaftar di sekolah ini, sepertinya tidak ada waktu bahkan untuk jiwanya mengambil nafas.

Dijebak dengan kejahatan ini, segala macam orang aneh mendekatinya tanpa akhir.

Demikianlah, perjalanan tiga hari dua malam ke sekolah penjara terbuka dimulai.

Ini sepertinya akan berubah menjadi sesuatu yang menyusahkan–Mengatasi emosi yang tulus, Kyousuke menghela nafas menghadap langit.

 

Back - Chapter List - Next