[LN] Genjitsu de Love Comedy Dekinai to Dare ga Kimeta? Volume 1 Prolog.1 Bahasa Indonesia
Prolog: Siapa yang Bilang Kalau Romcom Dimulai Sekarang?
1
Dunia komedi romantis.
Dikemas dengan impian dan aspirasi kawula muda, ini adalah utopia tertinggi.
Maksudku, bukankah itu yang sebenarnya?
Adakah orang yang tidak ingin menjalani kehidupan sekolah yang menyenangkan dengan seorang gadis cantik? Bagaimana dengan orang yang lebih suka tidak memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan gadis-gadis menarik, yang bukan tipe mereka? Aku yakin tidak ada orang yang akan melewatkan kesempatan untuk menyambut sesosok gadis yang mengenakan baju renang, atau memiliki kesempatan untuk mendapatkan momen mesum, mengatakan bahwa mereka tidak peduli. Selain itu, bagaimana dengan bersenang-senang bersama teman akrab di festival sekolah, atau mengenakan yukata dalam pertunjukan kembang api, atau melakukan perjalanan pemandian air panas untuk merayakan Natal? Pernahkah kalian ingin mencoba semua itu?
Paling tidak, jika kalian penggemar romcom sepertiku, aku yakin kalian pernah berpikir begitu setidaknya sekali. Bahwa kalian ingin menjalani kehidupan sekolah yang dramatis dan memuaskan seperti dalam cerita.
Namun, kenyataan berbeda dengan romcom.
Adapun alasannya, aku─
Tidak punya adik perempuan. Tidak ada teman masa kecil. Tidak ada teman sekelas yang seorang idol. Tidak ada senpai misterius. Tidak ada kouhai yang ramah. Tidak ada guru wali kelas yang cantik. Tidak ada karakter tsundere yang kasar. Tidak ada karakter licik yang nakal. Tidak ada karakter kakak perempuan yang menulis novel. Tidak ada tetangga yang merupakan karakter bidadari. Tidak ada karakter sahabat adik perempuan yang mengganggu. Jauh dari itu, aku bahkan tidak punya teman dekat laki-laki. Aku tidak berbagi masa lalu khusus dengan siapa pun, dan tidak ada satu orang pun yang sejak awal sudah memiliki tingkat kasih sayang maksimum padaku.
Di atas semua itu, aku─
Tidak bisa menulis novel. Tidak bisa menggambar. Tidak bisa membuat musik. Tidak bisa memainkan alat musik apa pun. Jangankan bisa membuat game, aku bahkan tidak pandai memainkannya. Meskipun aku tidak terlalu kaku seperti seorang introvert, bukan berarti aku ahli dalam komunikasi seperti tipe orang yang ramah. Meski aku mungkin tidak menbenci pelajaran atau olahraga, aku masih jauh dari kata puncak.
Jika aku harus menyebutkan hal-hal yang bisa aku lakukan lebih baik daripada orang lain, itu adalah saat aku memenangkan hadiah dalam kompetisi penelitian independen prefektur sebelumnya, serta aku bekerja paruh waktu sebagai entri data dan mendapatkan penghasilan lebih banyak dari yang mungkin bisa dihasilkan oleh sebagian orang. Itu saja. Selain ciri semacam itu yang terdengar menyedihkan ketika aku sendiri yang mengatakannya, aku tidak memiliki apa-apa.
Adapun kemalangan terakhir, dalam kenyataanku─
Event kedewasaan yang menarik tidak pernah terjadi. Bahkan bagian biasa dari kejadian sehari-hari tidak terjadi dengan sendirinya. Mengalami sesuatu seperti episode fan service itu tidak masuk akal.
Mustahil untuk berevolusi menjadi perkembangan romcom dengan seorang heroine─tidak secara kebetulan, tidak secara kemungkinan, dan tidak secara keadaan.
…Bagiku, yang hidup dalam kenyataan seperti itu.
Bagiku, yang hanya satu dari jutaan penggemar romcom di tanah air.
Apakah mustahil untuk menjalani hari-hari masa mudaku seperti di dalam romcom?
Mana mungkin aku bisa menerima hal seperti itu.
Baik itu orang biasa, anak nakal, penyendiri, otaku, non-riajuu, atau riajuu transendental ─ tidak peduli siapa mereka, romcom adalah tempat di mana mereka dapat menjadi pemeran utama.
Romcom adalah tempat dimana kalian bisa menjadi pemeran utama sambil tetap menjadi diri sendiri.
Itulah sebabnya, aku yang bahkan sama sekali tidak memiliki apa-apa, harus dapat memiliki kehidupan romcom.
Namun, jika romcom tidak mungkin terjadi dalam kenyataan ─
Maka aku hanya perlu membuat itu menjadi mungkin.
*
Hembusan angin di bulan April masih sedikit dingin.
Selangkah demi selangkah, aku sengaja menaiki tangga luar gedung sekolah.
Setelah melewati lantai untuk yang kesekian kalinya, yang muncul di hadapanku adalah pintu logam seperti pagar yang tingginya hampir dua meter. Gagang pintu baja stainless-nya memiliki lubang kunci kecil.
Aku menelan ludah, lalu memutar gagang pintunya perlahan.
Pintu terbuka dengan bunyi klik ─ tanpa ada hambatan. Baiklah! Tepat seperti yang informasi katakan!
Seperti yang diperkirakan, hari ini, saat ini. Pintu ini tidak dikunci!
Aku melangkah melewati garis batas dengan ringan.
Di depan mataku terbentang atap kosong.
Serta matahari terbenam yang merah menyala, yang menghalangi setengah dari bidang penglihatanku.
“Luar Biasa. Bukankah ini “tempat masa muda” yang sempurna?! Aku! Akhirnya! Sampai sejauh ini~!”
Tidak dapat menahan kegembiraanku, tanpa berpikir, aku menghadap ke langit dan berteriak. Akhirnya. Dengan ini, “Proyek” (Rencana) dapat dimulai dengan sungguh-sungguh.
Aku tiba-tiba teringat hari-hari yang mengarah ke titik ini, mataku membara.
Masa sebelum masuk SMA.
Aku telah menghabiskan semua waktu itu, yang berlangsung sekitar satu tahun, untuk membuat rencanaku.
Aku, yang tidak memiliki kemampuan dasar untuk membuat romcom menjadi kenyataan, telah memutuskan untuk mengabdikan waktuku dengan melakukan hal-hal yang dapat aku lakukan ─ penelitian dan latihan secara terus-menerus, untuk menutupi kekurangan yang aku miliki.
Aku akan meneliti semua jenis informasi dan mengumpulkannya dalam database, belajar bagaimana menganalisis data yang diperoleh untuk menggunakannya secara efektif, dan mempraktikkan setiap hal secara berulang-ulang untuk membuat tubuhku mengingatnya.
Dengan rajin membuat persiapan seperti itu, aku telah mengasah metode untuk melawan kenyataan yang tidak masuk akal ini.
Ada saat-saat ketika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan ada saat-saat ketika aku merasa seperti akan hancur berantakan.
Tapi aku telah menyaksikan pemeran utama yang biasa mengatakan “Kehidupan adalah game sampah” ─ menaklukkan game kehidupan dengan usaha yang berfokus terhadap satu hal.
Tidak peduli seberapa jauh dan sulit jalannya, jika kalian tetap berpegang teguh dan tidak pernah menyerah, kalian akan dapat mengubah kenyataan.
Selain itu, riajuu transendental yang aku kagumi, tidak, Dewa pernah mengatakan ini. “Gapailah bintang”.
Meskipun itu adalah cita-cita yang tidak mungkin tercapai, teruslah maju.
Aku telah bekerja keras sampai hari ini, mengibarkan bendera tekad itu. Mungkin ada suka dan duka, tapi begitulah caraku untuk bisa sampai di tempat ini.
Tidak ada lagi orang biasa yang hanya mendambakan cerita komedi romantis.
Sekarang, aku sudah menjadi ─ “pemeran utama” yang dikenal sebagai Nagasaki Kouhei!
“Tenang… tenanglah, diriku…”
Aku melihat jam di smartphone-ku.
Hanya lima belas menit lagi sampai “dia”, sang target, akan tiba.
Mungkin karena gugup, jari-jariku menjadi sangat dingin, sampai-sampai aku merasa seluruh tubuhku akan menggigil jika aku kehilangan fokus.
“Sial, jangan gugup sekarang. Tenangkan dirimu. Ini adalah “event” pertama, lho. Romcom-ku dimulai sekarang! …Tunggu, itu adalah sesuatu yang kau katakan di adegan akhir. Bukan pertanda baik! Ya, aku tidak pernah mengatakan itu!”
Saat melakukan drama komedi satu orang bodoh semacam itu, aku berkeliaran di sekitar pintu masuk dalam upaya untuk menenangkan diriku kembali.
Ah, tapi monolog itu persis seperti yang dikatakan seorang pemeran utama romcom. Lagipula, itu adalah standar bagi pemeran utama untuk menggumamkan sesuatu kepada diri mereka sendiri di tempat yang tidak ada orangnya. Luar biasa, semua latihan itu membuahkan hasil!
Itu membuatku merasa sedikit lebih baik. Tapi setelah itu, terdengar suara pintu terbuka di belakangku.
Tunggu, dia sudah ada di sini?! Ini lebih awal dari yang aku harapkan!
Saat aku mendengar suara langkah kaki mendekat dari belakang, detak jantungku bertambah cepat.
Tidak apa-apa, ini akan baik-baik saja. Selama aku melakukannya seperti saat aku berlatih, ini pasti akan berjalan dengan baik.
Satu napas panjang dan dalam.
Menampar pipiku, aku menghidupkan diriku kembali.
Kenyataanku bukanlah dunia romcom.
Itulah sebabnya aku ─
“Aku tidak akan menerima kenyataan seperti itu. Jika aku tidak bisa mendapatkan kehidupan romcom di dunia (kenyataan) ini… maka aku akan membuatnya dari awal.”
Sekarang, mari kita mulai.
Ini adalah awal dari “Proyek” (Rencana)-ku ─ “Rencana Romcom dalam Kenyataan”!
Post a Comment